G - 5

13 4 0
                                    

Selamat Membaca!

Malam ini para anggota bloods sedang berkumpul dimarkas, seperti biasa mereka hanya berbicara santai membahas masalah yang kadang sangat tidak berbobot.

Contohnya saat ini Ruben, Bryan dan Ziko tengah melakukan kegiatan gilanya, tiga inti bloods tersebut sangat memiliki tingkah yang sangat aneh bahkan tak pantas jika disebut sebagai inti gang seperti bloods

"Gw dapat nomornya anak baru sekelasnya kerdil itu" pamer Bryan

"Dihh nyolong start, kan yang mau ngegebet gw" sungut Ruben tak terima

"Dapat nomornya doang kalo nggak dapet hatinya ya percuma kambing" ledek Zaki menohok

"Kan bermula dari dapetin nomornya, berakhir dapetin hatinya" jawab Bryan dengan tampang percaya

"Kalo gw dapetin hati orang tuanya dulu" sahut Ruben

"Alah yang ada mah kalian cuma dapat hikmahnya" ucap Ziko menohok

"Apa sih lo tuh ngga diajak" jawab Bryan dengan nada alay yang sangat amat alay

"Najis gw lihat lo begitu Bry" ucap Kamal salah satu anggota bloods

"Bacot ampela" umpat Bryan

Brakkk!!

"Eh buset kodok anjing ingusan" ucap Ruben spontan karena kaget tiba-tiba seseorang melempar pintu markas dengan batu dengan cukup keras

"Affaan tuhh??" tanya Ziko sambil mengintip keluar markas

"Nih ada suratnya bos" ucap Beben yang tadi mengecek kedepan, dia menemukan surat yang diikat disebuah batu dan diserahkan kepada Gibran yang tengah duduk bersama Zergan

Hii bro!

1 th udh cukup buat lo bersenang-senang Gibran, gw kembali dengan dendam yang gw bawa, selamat hidup dengan ketakutan kaparat!

Gibran yang diberi surat tersebut hanya bisa membaca dengan tatapan datar, setelah itu dia bergegas menyiapkan diri untuk pulang dia yakin bahwa keluarganya sedang tidak baik-baik saja, bajingan itu telah kembali kehidupannya membuat Gibran harus berwaspada kepada orang-orang terdekatnya, terutama keluarga.

"Kita bahas ini besok, gw harus pulang keluarga gw nggak aman" ucap Gibran penuh penekanan

Yang lain hanya mengiyakan ucapan Gibran. Setelah kepergian Gibran mereka segera melihat isi surat tersebut, tidak sulit bagi mereka untuk mengetahui siapa yang telah mengirim surat tersebut, tentu saja dia adalah orang dimasa lalu Gibran yang hampir saja melenyapkan nyawa ibunda Gibran.

"Gila udah satu tahun, gw kira dia udah insaf anjing" ucap Ziko tidak percaya

"Pingin gw jedotin palanya ke monas anying" timpal Bryan

"Jangan main-main lo tau segila apa dia? Hati-hati kalian jaga keluarga kalian, gw nggak mau hal yang dulu terulang lagi" ucap Zergan panjang

Ruben yang mendengar mengerjapkan matanya, tidak menyangka bahwa Zergan bisa bicara sepanjang itu

"Itu beneran Zergan?" ucap Ruben

"Lo pikir siapa? Bang Mursid?" jawab Ziko sambil memutar kedua bola matanya

"Kok bisa bicara?" tanyanya semakin menjadi-jadi

"Ya lo pikir Zergan bisu apa njing?" sewot Ziko

"Lho kenapa anjr, yang ditanya Zergan lo mulu yang sewot perasaan" ucap Ruben

"Eben" jawabnya acuh

❄️❄️❄️

Pagi hari tidak seperti biasanya Acha telat memasuki sekolah, pukul 07.25 ia baru sampai didepan gerbang sekolah yang sangat jelas sudah tertutup rapat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gibran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang