Dughhhh
"Aduh," Aldi meringis sambil memegang kepalanya yang dipukul buku tebal dari belakang.
"Sakit kah?" Ucap seorang anak lelaki yang selalu membully-nya. Dia adalah Geno dari kelas 5A.
Bersama teman-temannya, Geno tertawa puas karena ringisan Aldi.
"Sakit lah bego!" Ucap Aldi ngegas.
"Lo berani ama gue?!" Ucap Geno kesal sambil memelototi Aldi.
Aldi pun tak ingin kalah dengan pembully-nya ini. Menatap tajam dan menampakkan ekspresi marah.
"Sudahlah Geno, ini mau pulang ngapain sih ributin anak cupu?" Ucap Keysa, gadis yang sangat songong di kelas 4A. Berpas-pasan di tengah koridor bersama kelima temannya yang lenjeh
Aldi diam. Menatap Geno tak cukup. Ia ingin sekali membalas Geno tapi ia sadar bahwa ini berada di sekolah.
"Lu kasihan sama dia? Lo suka sama anak cupu ini? Ahahahha," Geno tertawa terbahak bersama temannya pula.
"NGGA SUDI!CUIH"
Lalu Keysa melenggang pergi meninggalkan Geno dan teman-temannya yang menyebalkan.
"Apalagi gue," ucap Aldi memasang wajah kesalnya menatap Keysa.
"Elo dasar ya, udah dibantuin juga malah ngeselin!" Ujar Keysa, tak jadi pergi namun mendekati arah Aldi.
Aldi tak takut. Mau dia berbadan besar ataupun dari kakak kelasnya pun ia akan melawan juga jika sudah melewati batas.
Shett
"Nggausah! Biar gue aja. Ini urusan gue ngapa lo ikutan?" Ujar Geno yang menepis tangan Keysa yang melayang di udara.
Keysa semakin kesal. Menurunkan tangannya dan melepaskan dari tangan Geno. Lalu menatap Aldi.
"Awas ya lo cupu! Gue tandain lo," Keysa menunjuk Aldi.
Dalam hati, Aldi sudah sangat emosi dengan sikap Geno dan Keysa. Ia selalu mengumpati Keysa. Terutama Geno, sang kakak kelas yang suka membully-nya.
Setelah kepergian Keysa dan kawanannya, Geno menatap Aldi. "Kita apakan dia?"
"Sikat aja boss jangan di kasih ampun, ya nggak?" Ujar Deva menatap temannya-Dani.
"Terserah lo aja, gue lagi males ngadepin kayak gini." Ujar Dani malas. Memang anak itu kalau sudah pulang memang ingin sekali langsung pulang. Namun karena Geno yang selalu membully adik kelas ketika menjelang pulang maka ia harus ikut saja.
"Ikut gue!"
Geno menarik kerah Aldi, berjalan cepat. Aldi mengikuti saja, tangannya memegang tangan Geno yang mencengkram kerahnya.
Brukkkk
Aldi dilempar oleh Geno hingga membentur kursi bekas di gudang itu.
Sepi, sunyi, hanya ada suara cicak. Meja kursi yang bersarang laba-laba itu berserakan. Apalagi paku yang menancap di meja dan kursi itu sangat berbahaya jika mengenai tubuh.
Dugh
Aldi di tendang dadanya. Membuat Aldi jatuh tersungkur ke lantai yang kotor.
"Uhuk..."
Aldi terbatuk. Geno mulai menyeringai ketika melihat korbannya lemah. Inilah yang ia sukai. Dirinya selalu menang.
Geno melihat kayu dari kursi yang terlepas dari kursi itu. Lalu mencabutnya dengan sekuat tenaga. Dalam kayu balok itu ada satu paku yang menancap. Sudah berkarat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE DEVIL
Novela Juvenil🚫Tidak diperkenankan untuk anak usia dibawah umur🚫 🔴Jauhkan logika anda dari cerita ini🔴 Seorang anak lelaki berusia 8 tahun, hidup bersama keluarga lengkapnya. Anak satu-satunya dari keluarga kaya itu memiliki pemikiran tidak seperti teman-tema...