I.00 || Burung Dalam Sangkar

564 59 11
                                    

A/N
Udah lama juga aku nulis fanfic selain fandom countryhumans dan aku lagi tertarik sama Viva Fantasy jadi... ye .
Tokoh utama/(Name) gendernya neutral (bebas dianggap cewek atau cowok) kalaupun kebanyakan love interests nya cowok sih.

(Marvel, Peppey, Genah, dan Samsul tidak akan dianggap sebagai love interests karena 1. Genah lebih menganggap (Name) sebagai kakak dan jarak umur mereka cukup jauh (sekitar 5 tahun), 2. trio umbi-umbian masih dibawah umur)

Maaf jika ceritanya agak aneh karena author nulis ini pas lagi di kondangan kakak auth.
Dan maaf jika sedikit ooc, auth akan berusaha membuat para karakter berperilaku seperti di series aslinya.

Btw ada spoiler (kalau kalian belum nonton Viva Fantasy sama sekali.)

|| (Name) | 1st person POV ||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|| (Name) | 1st person POV ||

      Ketika langit lama-lama berubah menjadi oranye, matahari kemudian terbangun dari tidurnya dan kembali melaksanakan tugasnya di atas tanah Viva di ujung timur.

Bau tanah pulau yang basah masuk kedalam hidungku ketika aku memberikan sebuah pancingan umpan cacing, setelahnya, aku melemparnya ke dalam laut. Semoga saja aku bisa menemukan ikan banyak untuk sarapan untuk semuanya.

Seharusnya aku yang berkerja menjaga desa tapi karena kalah dalam undian, aku terpaksa harus memancing ikan. Kenapa sih anak itu milihnya mancing? Jika saja aku disuruh berburu ayam liar atau sapi, aku mungkin sudah kembali dan tertidur lagi di kamar.

Sementara menunggu untuk ikan memakan umpan, aku menatap ke laut luas di hadapanku. Suara kayu yang terbakar terdengar ditelinga ku, di ikuti oleh suara langkah kaki yang mendekat kearah ku, "Ikan udah dapat berapa?"

Azrealon bertanya kepadaku dengan sedikit nada sindiran. Aku memelototi matanya yang berwarna biru kehijauan. Kalau saja dia bukan mantan bawahan adikku, aku mungkin akan memukul wajahnya sampai terlempar ke perumahan milik Zeus.

"Belum. Baru aja gw lempar umpannya." Jawabku. Melihat ke laut yang lain,

"Bukannya lo itu penyihir terhebat di tanah Viva? Kenapa lo capek-capek mancingin ikan tiap pagi  kalau lo bisa nangkap semuanya dengan sihir air lu?" Tanyaku kembali.

"Gw jujur bosen aja. Lagi pula kenapa harus yang mudah kalau ada yang susah?"

"Pemikiran lu aneh. Gw masih bingung kok lu sampai bisa dapet julukan penyihir terhebat." Aku bisa mendengar suara harga diri seseorang retak. Azre kemudian memegang dadanya untuk efek dramatis,

"Ouch."

Memutar bola mataku sembari sedikit tersenyum, sebelum kembali memandang langit yang telah menjadi biru. Sekitaran jam tujuh lebih seperempat kalau aku tidak salah.

Death (XIII) || Viva Fantasy x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang