I.03 || Hutan tanpa ujung

191 32 2
                                    

A/N

Author peringatan sekali lagi, auth tidak jago dalam nulis romance. Jadi kemungkinan besarnya bakal jadi cringe.

Dan juga auth nulis ini lagi setengah tidur jadi kalau ada yang aneh, ooc atau ada tulisan gak masuk akal tolong maafkan yah.

Dan juga auth nulis ini lagi setengah tidur jadi kalau ada yang aneh, ooc atau ada tulisan gak masuk akal tolong maafkan yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|| No One | 3rd Person POV ||

"Ren ya tadi, jadi gimana caranya kamu bisa tersesat di tengah hutan?"

Anak itu bertanya. Suara api unggun mengikuti suaranya. Ia duduk melingkari api bersama saudara-saudaranya serta seorang perempuan yang ia temui beberapa jam yang lalu.

"Aku... Tadi sedang mengikuti festival di Vermilion. Tapi tiba-tiba, muncul seorang makhluk asing yang menghancurkan semua tempat tinggal ku. Aku langsung kabur dari kerajaan Vermilion hingga masuk kedalam hutan-hutan." Jelasnya kepada tiga laki-laki di depannya, tudung sebuah jubah coklat kusam menutup sedikit bagian wajah. Sedikit terdengar ketakutan dibalik suaranya.

"Jadi... Ya, aku pas sampai di hutannya, aku tiba-tiba tersandung batu dan terus aku terpentok kayu pohon deh hehehe.." Ren mengakhiri ceritanya tertawa sedikit untuk mencerahkan suasana hutan.

Ketiganya terdiam, satu oleh rasa khawatir sementara yang lain lebih mengarah ke curiga.

"Ternyata dia lebih cocok sama lu Sul, sama-sama ceroboh." Yang termuda diantara mereka berucap tanpa berpikir sebelum berdiri untuk merenggangkan tubuhnya yang pegal berjalan sedari tadi.

"Vel? stt- vel!" Samsul menarik Marvel menjauh dari api unggun. Atau lebih tepatnya kakak dan perempuan yang mereka selamatkan. Marvel hanya bisa kebingungan dengan perilaku kakaknya yang satu lagi itu.

"Kenapa sih!?-"

"Dia tadi bilang dari kerajaan Vermilion kan?" Samsul mulai berbicara memotong adiknya, punggung mereka berdua menghadap api unggun agar pembicaraan mereka tak terdengar.

"Lu sendiri tahu betapa bencinya rakyat Vermilion sama sihir. Kita bisa dilaporin ke atasannya, dan kita bakal di hukum mati--"

Dia jujur setuju dengan Samsul, sambutan oleh raja Vermilion masih membuatnya khawatir walaupun sudah berada jauh di luar jangkauan kerajaan itu (sepertinya). Peppey juga mendengar sambutan itu bersama mereka, kenapa ia masih mau dekat dengan warga itu-?

"Hey, aku bisa dengar kalian loh." Ren yang terlihat terlihat kesal memanggil keduanya.

Keduanya langsung berbalik. "Ah-! Eng- enggak kok, m- maksud gw-"

Death (XIII) || Viva Fantasy x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang