white flag

27 5 0
                                    

Memperhatikanmu memancing ikan selalu tampak menyenangkan. Ciri khas yang tak bisa lepas darimu begitu saja adalah, kau selalu serius melakukan segala sesuatu, bahkan memancing sekalipun. Bagi orang awam sepertiku, antara mendapat ikan dan tidak sama sekali, atau hasil tangkapan terlalu kecil, dan beberapa kesialan lainnya di kala memancing, bukanlah hal yang ingin kupusingkan. Namun, itu tidak berlaku untuk dirimu.

Padahal ini cuma acara memancing seru-seruan. Sebuah hal kecil. Bisakah kau santai sedikit?

Pernah suatu hari, kau mengeluh ikan-ikannya bersembunyi. Mungkin ini musim beristirahat atau mari pindah tempat, aku berusaha menghibur. Lalu kau menatapku iba. Cuacanya panas, ayo pulang dan makan saja, kau berkata. Aku menggeleng dan menyuruhmu mencoba sekali lagi.

Kau memang belum puas. Kau kembali melempar tangkai pancingan ke dalam danau. Menunggu, menunggu, menunggu. Mungkin, sekitar setengah jam kemudian, kau putuskan untuk berhenti saja. Dengan wajah sedih, kau menggenggam tanganku dan menarikku pergi.

Ini pertama kalinya aku melihatmu menyerah. Walaupun hanya hal kecil seperti yang kukatakan sebelumnya, kenapa terasa menyesakkan? Perasaan itu hanya sementara. Setelah kita menemukan gerai makan, wajahmu berseri-seri seperti biasanya.

Terkadang aku hanya teringat perasaan sesak begitu melihatmu menyerah. Di balik semangatmu mempertahankan dan menggapai segala sesuatu, kau tahu kapan saatnya bendera putih dikibarkan.

Kau sungguh tahu apa yang kukhawatirkan, bukan? Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya bila hal itu sungguhan terjadi. Kira-kira di antara kita, siapa yang paling menderita?

i was a liar when i said i love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang