POV Switch.
..
.
"Ego"
"Stop"
"Egooo.."
"Sha. Stopp, please"
"Gamau, Egoo"
Marsha memanggil David dengan panggilan Ego setelah kejadian memalukan di sekolah kemarin. Sebenarnya sebutan itu adalah plesetan dari kata Bego, Marsha menggunakan kata itu setelah David menumpahkan minuman ke bajunya di kantin sekolah. Entah disengaja atau tidak, Marsha sangat kesal dengan David atas kejadian memalukan yang menimpanya.
"Aku udah minta maaf, loh"
"Minta maaf aja gak cukup, kak"
"Terus aku harus ngapain biar kamu maafin aku ?"
"Terserah. Mau ngapain kek, emang aku peduli ?"
Flash back sebelum Shani pergi ke luar kota.
Kesibukan masing-masing individu membuat keluarga kecil Shani Indira Wijaya jarang bisa berkumpul seperti bulan-bulan sebelumnya. Jinan, dia sedang sibuk magang kuliah dan baru minggu masuk pertama. Untuk sementara Jinan tinggal di tempat temannya selama 6 bulan lamanya. Sedangkan Shani direpotkan oleh perkerjaan dari kantor yang akhir-akhir ini semakin membludak. Karena sering pulang larut, Shani menugaskan David untuk menjaga Marsha di rumah maupun di sekolah...
Dari lantai dua, David menuruni anak tangga menuju ke dapur hendak mengambil minum malam itu. Langkahnya terhenti ketika dia melihat Shani tengah menopang kepala sambil memandangi nyala laptop di atas meja. David khawatir, dia pun menghampiri Shani yang tertunduk lesu di ruang tamu.
"Cici"
"Oh ? Hi!"
"Lagi apa ?"
"Lagi pusing"
"Pusing ? Kenapa ?"
"Kantor cici mau ngadain project baru. Cici ditunjuk jadi perwakilan kantor"
"Kenapa pusing ? Bukannya bagus, ya ?"
"Buat kantor iya, buat cici engga"
"Kenapa gitu ?"
"Soalnya cici bakal ke luar kota, artinya cici ninggalin kalian di rumah. Cici gak bisa jamin keselamatan kalian, takut kalo tiba-tiba ada orang asing dateng kesini"
Kekhawatiran Shani membuat gejolak kedewasaan David tergugah. David berpikiran inilah momen yang pas bagi dirinya untuk tak lagi berada dibalik bayang-bayang Shani.
"Cici gaperlu khawatir. Selama cici kerja, aku bakal jagain Marsha sampe cici pulang nanti. Aku bisa pastiin Marsha tetep mulus no lecet"
"Dikira barang kali"
"Hehehe"
"Cici gak yakin deh kamu bis.. Mmpph.."
Shani belum sempat menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba David merangkum pipinya, membuat bibir Shani mencuat kedepan. Mereka saling menatap dalam dari jarak yang begitu dekat. Hal mesra antara keduanya kerap terjadi jika mereka sedang berduaan.
"Kalo jagain Marsha doang mah gak seberapa buat orang dewasa kaya aku"
"Sombong banget"
"Harus dong. Kan cici sendiri yang ngajarin aku buat jadi orang dewasa"
"Sekarang udah seberapa dewasa emang ?"
"Aku ? Cukup dewasa buat cici keenak.. Akhh aduhh.."
David meringis kesakitan setelah Shani memberinya cubitan dibagian perut. Kejadian di bali sudah lama berlalu, dan Shani tak ingin membahas sesuatu yang berunsur dewasa disaat tak sedang melakukannya.
YOU ARE READING
SECRET BETWEEN US
FanfictionSebagai laki laki, tentu amat sangat keren jika dikelilingi oleh banyak Perempuan sekaligus. Namun, apa jadinya jika Perempuan yang mengelilingi kita adalah saudara kita sendiri ?