Tentu sangat canggung ketika seseorang baru saja berbuat salah terhadap orang lain kemudian duduk bersebelahan dengan orang tersebut. Itulah yang sedang David rasakan saat ini, dia tidak berucap satu katapun dari awal sampai dirinya selesai makan.
Menyadari hal itu Anin menopang dagu sambil memiringkan kepala melihat David yang daritadi tak membuka suara.
Aduh anjing, ini gue harus gimana!? Batin David.
Tepukan pelan pada pundaknya berhasil membuyarkan lamunan.
"Diem aja. Kenapa ?" Tanya Anin.
"Gapapa, kak"
Kemudian Anin menjauh setelah kedatangan Shani dan Marsha dari kamar masing-masing yang baru selesai berdandan rapi.
"Eh, nin. Mau ikut keluar gak ?"
"Kemana ?"
"Shopping"
"Ga ah. Lagi males belanja"
"Kalo gitu kita berdua aja, sha. Anyway, anggep kaya rumah sendiri ya"
"Emh.. Anu, aku naik dulu, mau nugas" Sela David sembari kabur.
"Ish! Jahat banget aku ditinggalin sendiri"
"David! Temenin Anin dulu sini!"
"Maaf banget ci, tugas lebih penting" Teriak David dari lantai dua.
"Astaga. Bener bener tuh anak.."
Di dalam kamarnya, David tak dapat fokus dengan tugas yang sedang dia kerjakan karena masih terngiang kejadian tadi sore. Seiring berjalannya waktu, David akhirnya menyelesaikan tugas sekolah dan langsung beranjak tidur, dia tidak lagi memikiran Anin bahkan sudah lupa pernah berbuat salah terhadap Anin.
...
Hanya dua orang saja yang mengetahui tentang hubungan adik kakak yang kini menjadi pacar, yaitu Ashel dan Jessi. Kedua sahabat Marsha memberikan waktu bagi mereka berdua untuk makan siang di kantin sekolah tanpa ingin menggangu. Para murid yang melihat kejadian tersebut tidak curiga lebih tepatnya tidak peduli.
"Marsha"
"Hmm ?"
"Jangan langsung pulang ya, aku mau ajak kamu main"
"Kemana ?"
"Timezone, mau ?"
"Boleh"
Ajakan itu telah terencana karena David ingin merasakan rasanya jalan berduaan dengan Marsha. Ini termasuk kali pertama mereka akan jalan berdua tanpa didampingi Shani atau Jinan.
"Kak, selama kita jalan, jangan manggil namaku, ya ?"
Marsha berpaling menyembunyikan rona merah di pipi.
"Terus ? Aku manggil kamu apa dong ?"
"Ish.."
"Aduh"
Panggilan sayang yang David ucapkan berhasil membuat Marsha candu, tapi Marsha malu untuk bilang agar David mau memanggilnya seperti itu. Untung kepekaan David akhir-akhir ini sudah terasah semenjak berpacaran, dia bisa memahami apa yang Marsha inginkan.
"Iya, sayang"
"Aaaa dieeemmm!!"
"Aduhhh. Kok aku salah lagii ??"
"Bodoh! Masih di sekolah"
...
Street Basketball menjadi pilihan David, dia menantang Marsha melampaui skor yang sudah dia cetak sebegitu banyak hanya dengan waktu 5 menit.
YOU ARE READING
SECRET BETWEEN US
Fiksi PenggemarSebagai laki laki, tentu amat sangat keren jika dikelilingi oleh banyak Perempuan sekaligus. Namun, apa jadinya jika Perempuan yang mengelilingi kita adalah saudara kita sendiri ?