00.3,2

339 45 1
                                    

Kamal Huening

Taehyun menyiapkan anggur dan beberapa apel di sebuah alas keramik yang elegan. Jangan tanyakan dari mana ia mendapatakan semua ini, sudah pasti jawabannya Pangeran Beomgyu. Beomgyu sering membawa buah-buahan jika berkunjung.

Meletakkannya dimeja, dan kembali duduk dengan anggun di depan Pangeran Mahkota Daniel.

"Kau tau kan, jika ini adalah minggu terakhirmu bisa hidup didunia ini?" bohong jika Taehyun bilang tidak, dia tahu, sangat tahu. Bahkan fakta ini selalu menghantuinya setiap malam.

"Hamba mengetahuinya dengan baik, Pangeran."

"Apakah Beomgyu masih sering berkunjung kesini?" tanya Daniel sembari menyesap anggur yang disediakan Taehyun, rasanya begitu nikmat. Beomgyu benar-benar memberikan yang terbaik untuk Taehyun.

"Iy-iya Pangeran," jawab Taehyun kaku, pembahasan ini!

"Kedatanganku hanya ingin memberi tahu, akhir-akhir ini Beomgyu akan sibuk dengan latihan, peperangan, dan sayembaranya. Dan aku harap kau tidak menjadi pengganggu didalamnya."

"Hamba tahu batasan hamba, Pangeran."

"Huh?" Daniel menatap heran pria didepannya. Serius?

"Hamba tahu batasan hamba, dan hamba tidak akan menjadi penghambat Pangeran Beomgyu dalam meraih kebahagiaannya. Karena bagaimanapun kebahagiaan Pangeran Beomgyu jugalah kebahagiaan hamba. Hamba akan menjaga diri hamba jika itu yang anda inginkan, Pangeran. Dan mohon maaf jika perkataan saya sedikit lancang. Tetapi saya bisa meyakinkan kebenaran dari perkataan hamba." Perkataan Taehyun cukup membuat Daniel mengerti, ada sesuatu yang tidak bisa dipaksakan.

Keduanya memiliki dunia yang dimana hanya bisa dimasuki oleh mereka, tidak ada orang yang mampu menembus nya. Tidak.

Dan Daniel rasa dia salah memilih Langkah ini.

Daniel bangkit diikuti Taehyun.

"Hm, aku tau kau akan sebijak itu," tutup Daniel.

Taehyun menatap kepergian Daniel, menerawang kearah titik diatas kepala Daniel. Memikirkan Beomgyu, bagaimana sosoknya dahulu kala yang ia temui untuk kali pertama. Kekerasannya dimata Taehyun yang berlatih pedang bersama para prajurit di lapangan dekat kebun nya, kerapuhannya setiap kali mereka hanya berdua.

Prajurit yang berjaga didepan pintu menoleh memandangi Taehyun.

"Kau memikirkan perkataan dari anggota Kerajaan yang selalu mendesakmu melepas Pangeran Beomgyu," sesuatu berasa melintas dimatanya, membuat iris matanya menyipit.

"Kau sering memikirkannya, bukan hanya untuk alasan rela."

Taehyun menoleh dan memandang prajurit itu sebentar. Kemudian berbalik badan, kembali memasuki ruangan sel.

Daniel pergi dengan perasaan berkecamuk, pertemuan ini bukan membuat Daniel merasa menang atas

kekalahan adiknya, justru membuat Daniel lebih dalam jatuh, terhadap kekasih adik bungsunya.

[]

THE GOLDEN ROSE | Beomtae ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang