00.4,1

347 46 0
                                    

Sebuah Akhir

Apollo, hari dimana hukuman gantung dijatuhkan kepada Taehyun. Semua penduduk Kerajaan Sentarona tengah memadati lapangan dengan sebuah alat gantung berdiri dengan kokoh ditengahnya.

Sebuah susunan kayu yang ditata dengan sedemikian rupa dengan dua penyangga yang telihat teguh. Sebuah undakan dengan tali rafia yang bergantung ditengah dengan anggun.

Taehyun sudah disiapkan dengan baik di dalam penjara. Prajurit yang biasanya menemani ia entah kemana perginya. Ia bersama dengan dua orang pelayan wanita. Taehyun di pakaikan pakaian dengan kualitas bagus, terbuat dari sutra yang jatuh lembut di kaki. Rambut panjangnya ditata dengan rapi, digelung teratur di atas kepala. Sebuah tusuk rambut terselip.

Tadi pagi dua pelayan membawakan hidangan terbaik yang disajikan Kerajaan. Daging rusa yang empuk dan beberapa pudding peach yang menggiurkan. Bahkan ia diberi kesempatan untuk berdendam dengan air hangat ditemani bunga-bunga segar.

Ini adalah adat untuk orang-orang yang akan dijatuhi hukuman mati.

Seharusnya Taehyun menikmati ini semua, tetapi berbalik. Justru perutnya terasa melilit. Pidana mana yang akan menikmati waktu dengan baik jika ia tahu didepan sana telah menanti hukuman kematian untuk mereka? Tidak ada. Perutnya berasa dipilin, memualkan. Taehyun dibawa ketaman belakang istana. Menikamti bunga dan beberapa kupu-kupu bermain disana.

Entah berapa lamanya Taehyun tidak naik kepermukaan dan ini rasanya sangat asing, dan baru.

Beberapa jam lagi hukuman akan tiba. Taehyun duduk bersimpuh didepan air mancur dengan pandora berdiri dengan gemulai ditengah sembari membawa guci, tempat air suci jatuh. Taehyun berdoa tulus.

Selama ia hidup ia tak pernah percaya kepada Tuhan, Dewa, bahkan Dewi. Tetapi hari ini suatu pengecualian. Jika ia akan mati hari ini maka ia akan memohon untuk terakhir kalinya kepada dewi. Ia telah merasakan seluruh kesakitan didunia, bolehkan ia meminta jika ia bahagia

disurga? Atau ia dihidupkan kembali pada kehidupan selanjutnya dengan takdir yang lebih beruntung?

Sorakan rakyat terdengar dengan jelas di luar sana. Dan taehyun semakin mulas. Sejak seminggu, Taehyun tidak bertemu dengan Beomgyu. Entah kemana lelaki itu, Taehyun rindu. Setidaknya jika ini ada hidup nya yang terakhir ia harap ia bisa melihat Beomgyu sekali lagi saja. Untuk yang terakhir.

Satu lusin prajurit dengan pakaian tertutup rapat datang menemui Taehyun, menyuruhnya mengikuti mereka.

Dipakaikannya sebuah karung menutupi kepala Taehyun. Kedua tangannya diikat dibelakang. Pengap menyerbu indranya, adrenaline nya berpacu dengan kuat, napasnya terasa panas menerpa pipi.

Dalam kegelapan Taehyun digiring, sorak ramai semakin terdengar dengan jelas. Bahkan ia mulai merasa beberapa suara mulai mengeluarkan umpatan dan makian. Beberapa benda lunak juga ia rasakan mengenai telak badannya.

Sorak ramai semakin jelas, dan Taehyun mulas.

Ia dituntun menaiki undakan rendah. Sebuah tali ia rasa dijerat, mengelilingi lehernya. Sebuah suara menginterupsi Taehyun.

Ini adalah hukuman bagi para pengkhianat kerajaan suara Beomgyu, benar ini suara Beomgyu. Mana mungkin Taehyun tidak mengenali dengan baik suara ini. Disambut sorak-sorai warga yang semakin membahana.

Taehyun meneguk ludah kasar, tangannya yang diikat di belakang badan saling memilin dan kerongkongannya terasa tercekat. Pijakan yang digunakan menopang tubuhnya dirasa disingkirkan dengan kasar. Sekitaran lehernya tercekik. Perih dan menyakitkan, sesak dan panas. Airmata nya jatuh, seiring ia merasa napasnya memberat dan semuanya berasa gelap, dan mengabur.

Bukan hanya tubuhnya, tetapi juga perasannya. Ia mati dalam kesakitan yang sempurna.

[]

THE GOLDEN ROSE | Beomtae ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang