00.2,2

398 43 0
                                    

Steve Elliot

Ini adalah kisah pertemuan keduanya, dimana waktu itu ada perayaan besar terkait 17 tahunnya umur Pangeran Steve. Pangeran nomor 2 dari Kerajaan Sentarona. Semua penduduk bersuka cita, mengadakan perayaan yang besar.

Dan warna rambut Pangeran berubah tepat pukul matahari sedikit tumbang ke Barat. Warna abu-abu yang sempurna dengan iris mata berwarna abu-abu yang cerah pula. Rakyat bersuka cita.

Diadakannya bazar yang ramai di pasar desa. Beomgyu turut senang, bahkan anak-anak seusianya turut senang. Perayaan besarnya adalah pukul malam ketika bulan dengan baik berpendar diatas kepala.

Bunga api dinyalakan dengan ramai, dan langit menjadi sangat indah, berkelip dimata seluruh penduduk yang menyaksikannya. Beomgyu bersama dengan Daniel menyusuri banyak kedai yang berjajar.

Daniel hampir kehilangan adik kecilnya dijalanan yang begitu ramai. Wajah usil dan jahil Beomgyu tertutup tudung jubah, sosoknya nyaris lenyap dikeramaian pasar yang kian malam justru kian memadat.

"Bocah itu.." gumam Daniel mendapati adik terakhirnya tengah berbincang dengan seorang lelaki yang sebanding umurnya, tetapi lebih kecil. Daniel sedikit sangsi, ia seorang lelaki atau perempuan.

Bingkai wajahnya begitu imut, dan bersinar dengan cerah diantara pendar keramaian.

Daniel mendekat, semakin terdengar tawa yang menyenangkan menguar dari keduanya. Tawa yang menyenangkan, dan bahkan rasanya Daniel tidak pernah menemukan tawa sejenis ini. Dan wajah gembira yang ditunjukkan keduanya, Daniel sedikit iri. Daniel sebagai sulung dari Kerajaan merasa bahwa hidupnya sangatlah kaku.

Hidupnya yang diatur dengan peraturan, hidupnya yang sangat monoton. Disuguhkan tawa sedemikian rupa membuat Daniel merasa, ia ingin kebebasan.

Ketika Daniel hendak menepuk bahu adiknya, mereka bergandengan tangan dan meninggalkan Daniel dengan tangan yang mengambang di udara. Serasa sesuatu berkecamuk didadanya, ada sesuatu yang seperti mengganjal.

Dan Daniel tetap mematung diantara hiruk pikuk keramaian pasar.

Beomgyu dan pemuda kecil itu berlari bersama menuju Pelabuhan dan berbelok kesebuah jalan berliku. Berhenti disalah satu pohon apel, hingar-bingar desa masih terdengar lamat-lamat di indra mereka.

Beomgyu menatap penuh Taehyun, seolah-olah pria kecil ini bisa menghilang sewaktu-waktu.

"Ini pohon apel termanis yang pernah ada dikerajaan ini. Nenek aku yang menanamnya." Tangan mungil Taehyun beranjak memetik buah paling matang, dan terlihat begitu menggiurkan.

Memberikan dua kepada Beomgyu dan satu untuknya.

Lantas keduanya berjalan beriringan menuju keramaian desa, dengan memakan apel yang dipetik tadi. Menyusuri jalan setapak membuat keduanya merasa senang. Hanya ada kesunyian dengan sedikit bingar, dan Beomgyu disampingnya. Taehyun menyukainya, dia memiliki teman.

Daniel, Daniel!

Beomgyu memegang erat tangan taehyun dan mengarahkan tubuh mungilnya berdiri di belakangnya. Melindunginya dari amukan sang kakak tertua akibat hilangnya Beomgyu dari pengawasan sang kakak, dan Beomgyu lupa. Tudung yang tadi sempat ia kenakan entah hilang kemana.

"Dari mana saja kau, Pangeran Beomgyu Elliot?" tanya sang kakak mengintimidasi. Dengan pelafalan yang sedikit ditekan.

Belum sempat Beomgyu menjawab, justru sang kakak melongakkan kepalanya menuju belakang Beomgyu, tempat Taehyun ia sembunyikan.

"Kau menculik bocah desa?" Beomgyu menggeleng dengan kuat.

"Tidak kok, dia temanku," jawab Beomgyu yakin.

"Tidaklah pantas seorang Pangeran berteman dengan rakyat jelata yang tidak menahu asal-usulnya." Dan Daniel membawa Beomgyu pergi begitu saja. Meninggalkan Taehyun dengan wajah murungnya.

Taehyun memegang dadanya, menuntun dirinya duduk lemah dibawah salah satu pohon. Berhenti dititik gelap dibalik pohon yang tidak terkena siraman cahaya. Taehyun berjongkok, memeluk kedua lututnya. Benang-benang terjalin dengan lemah disekitarnya, energinya meraung lemah. Meluap tak terkendali.

Taehyun merasa matanya mengabur, bahkan pening melanda dengan sangat tajam. Warna rambutnya berpendar lemah.

Taehyun.

Taehyun mendongak mendapati atensi Beomgyu berdiri dihadapannya dengan raut khawatir. Dia membungkuk dihadapan Taehyun, jemarinya menyapu lembut pipi Taehyun. Taehyun ingin berdiri dan meraihnya, tetapi energi taheyun habis dibabat, dia tau mereka begitu jauh.

[]

THE GOLDEN ROSE | Beomtae ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang