Chapter 3 : Apa Kamu Baik-Baik Saja?

15 11 0
                                    

Ditengah malam yang sunyi, Bu Sarah kemudian terbangun. Ia mengambil secangkir air minum lalu pergi keluar ruangan meninggalkan Bara yang sedang tertidur. Bu Sarah pergi menuju lobby Informasi untuk menanyakan keadaan Arkian. Sesampainya di lobby, akhirnya Bu Sarah bertanya kepada salah satu staf rumah sakit.

"Permisi Mba, saya mau tanya? atas nama Arkian bagaimana keadaannya?." tanya Bu Sarah lemas dengan wajah datar.

"Pasien atas nama Arkian mengalami gegar otak parah karena benturan yang kuat dan bisa mengakibatkan amnesia permanen. Saat ini ia sedang berada di ruang ICU, kami juga sudah menghubungi pihak sekolah Arkian tadi siang, wali kelas Arkian bilang kalau hari ini ia bolos sekolah, untuk penyebabnya belum ada yang tau," jawab Staf RS.

Seketika mendengar pernyataan tersebut, Bu Sarah sangat terkejut sampai cangkir yang ia pegang terjatuh. Kemudian Bu Sarah mengambil serpihan cangkir yang pecah tersebut, lalu salah satu pembersih RS datang menemui Bu Sarah dan berkata,

"Udah Bu, biar saya saja yang bersihkan, gpp" Sambil membersihkan serpihan cangkir.

"Terimakasih" ucap Bu Sarah.

Kemudian Bu Sarah meletakkan kembali serpihan tersebut dan kembali berbicara kepada salah satu staf RS tadi.

"Apa saya bisa melihat Arki mba? sebentar aja." tanya Bu Sarah.

"Untuk sekarang, Arkian tidak bisa dijenguk dikarenakan saat ini ia sedang dalam penanganan khusus, terlebih lagi kunjungan ruangan ICU terbatas, itu pun harus dari keluarga kandung." jawab Staf RS.

Dengan ekspresi wajah murung, kemudian Bu Sarah keluar RS dan pergi ke taman yang ada disekitar RS. Ia duduk disalah satu kursi taman sambil melihat bintang di langit. Dengan wajah penuh penyesalan, ia kemudian kembali menangis Sehingga ia tanpa sadar tertidur di kursi taman tersebut.

Keesokkan paginya, Bara pun terbangun dari tidurnya, ia bingung melihat mamanya yang tidak ada bersamanya, kemudian ia bertanya kepada Staf RS yang semalam ditemui mamanya.

"Permisi, Mba mau tanya? liat mama saya gak?," tanya Bara.

"Kamu anak Pak Fadil ya? tadi malem mama kamu pergi keluar, tapi gak tau kemana, coba cari disekitar RS atau gak coba kamu langsung ke taman, barangkali mama kamu disana." jawab Staf RS.

"Makasih mba." balas Bara sambil berlari keluar menuju taman.

Sesampainya di taman, Bara melihat mamanya yang sedang tertidur di kursi taman, kemudian ia langsung menuju ke tempat mamanya.

"Ma- Mama, bangun Ma ...." ucap Bara.

Tetapi Bu Sarah tidak bangun, akhirnya Bara mencoba menggelitik telapak kaki Bu Sarah, setelah itu Bu Sarah pun terbangun. Saat terbangun, Bu Sarah langsung memeluk Bara dan kemudian menciumnya.

"Bara kangen papa gak?," tanya Bu Sarah sambil memegang kedua pundak bara.

"Kangen Ma, cuma sekarang Bara cuma bisa doain yang terbaik buat papa, papa pernah bilang 'jangan berlarut-larut dalam kesedihan, kalo kita sedih, air mata kita bisa menenggelamkan kita' jadi sekarang Bara harus belajar ikhlas Ma ...." jawab Bara sambil menatap Bu Sarah dengan tegar.

Kemudian Bu Sarah menatap Bara sambil tersenyum dan meneteskan air mata,

"Yaudah kita pulang kerumah dulu ya nak, hari ini papa dimakamkan, nanti kalau jenazah papa sudah dirumah, kamu jangan takut ya ... karena ini hari terakhir kamu bisa liat papa." Sambil memegang pundak Bara dan menangis.

"Iya Ma, Mama jangan sedih lagi Ma ... Kan masih ada Bara." balas Bara sambil mengusap air mata mamanya.

3 Hari kemudian, setelah dimakamkannya jenazah Pak Fadil, Bu Sarah pergi mengantar Bara ke sekolah tepatnya di SMP Padi Raharja, yang sekolahnya sama seperti Arkian. Sesampainya di sekolah, Bara pun turun dari mobil dan menyalami mamanya. Bu Sarah pun turun, kemudian Bara kaget dan bertanya kepada mamanya ...

"Loh Mah, kok Mama turun juga?," ucap Bara yang kebingungan.

"Mama lagi ada perlu, kamu masuk kelas gih, nanti telat" jawab Bu Sarah.

Kemudian Bara pun pergi meninggalkan mamanya, sementara itu Bu Sarah langsung pergi ke ruangan guru untuk menemui wali kelas Arkian. Saat ingin ke ruangan guru, Bu Sarah dihadang salah satu Satpam Sekolah tersebut.

"Ibu mau kemana? mau ketemu siapa Bu?," tanya Satpam.

"Maaf Pak, saya mau ke ruangan guru, mau ketemu wali kelasnya Arkian, anak yang kemarin kecelakaan sama suami saya," ucap Bu Sarah.

"Oh ... ibunya Bara. Ayo saya antar!," jawab Satpam.

Kemudian Satpam tersebut mengantar Bu Sarah ke ruangan guru untuk bertemu wali kelas Arkian. Setibanya di ruangan guru, Satpam masuk dan memanggil wali kelas Arkian yang bernama Bu Mel. Setelah itu Bu Mel keluar ruangan dan mengajak Bu Sarah berbicara di ruang tamu sekolah.

"Mari Bu duduk disini," ajak Bu Mel.

"Iya Bu." balas Bu Sarah.

"Saya Melinda wali kelas Arkian, saya sudah denger cerita kemarin, sebelumnya saya turut berduka cita ya Bu. Pada hari itu, Arkian bolos sekolah, teman kelasnya melihat dia menangis sebelum ia pergi memanjat pagar sekolah, dan pada hari saya mengetahui Arkian kecelakaan, ayahnya tidak bisa dihubungi, akhirnya keesokan harinya saya memutuskan untuk mendatangi rumah (kontrakan) yang mereka tempati. Tetapi ayahnya tidak ada dirumah, kebetulan Arkian anak tunggal dan ibunya telah meninggal sejak lama. Kemudian saya bertemu salah satu tetangganya, dan yang mengejutkan ternyata ayahnya ini masuk penjara, tetapi tetangganya tersebut tidak mau menyebutkan kasus apa." ucap Bu Melinda.

"Astaga Arki ... kenapa gak cerita kemarin itu (pada saat Arkian bersama Pak Fadil)." Gumam Bu Sarah sambil menangis dengan penuh penyesalan.

"Jadi Ibu belum pernah bertemu ayahnya?," tanya Bu Sarah.

"Nah ... setelah saya pergi meninggalkan tetangganya, saya langsung pergi ke kantor polisi, untuk mencari tau tentang ayahnya. Syukurnya di hari itu, ada jam besuk. Akhirnya saya bertemu dengan ayahnya, ternyata ayahnya melakukan pembunuhan. Setelah itu saya bilang ke ayahnya kalau Arkian kecelakaan. Ayahnya menangis, menjerit, dan sangat menyalahkan dirinya. Setelah itu saya langsung pulang." jawab Bu Mel.

"Arkian salah satu anak berprestasi di sekolah ini, penghargaan bagian atas itu kebanyakan hasil dari kemenangan dia." lanjut Bu Mel sambil menunjuk ke arah lemari kaca penghargaan.

"Sangat disayangkan dunia tidak berpihak padanya saat ini," balas Bu Sarah sambil menoleh ke lemari kaca tersebut.

"Kalau boleh tau, nama ayahnya Arkian siapa Bu?," tanya Bu Sarah.

"Namanya Julian." jawab Bu Mel.

Kemudian Bu Mel meninggalkan Bu Sarah, untuk mengambil arsip data Arkian, kemudian Bu Sarah diberi kertas salinan data Arkian. Setelah itu Bu Sarah pergi meninggalkan Bu Mel.

•> Quotes
"Belajarlah dari Pohon, yang tidak pernah takut daunnya berguguran. Karena ia tahu bahwa daun tersebut akan tumbuh lagi"
Konsep : "Berfikir Positif"

UBAH GENERASI SEPERSEKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang