Chapter 1 : Apa Ini Adil ?

49 15 0
                                    

"Kringg-kringg." hp Arkian berbunyi.

Lalu Arkian mengambil hp di kantung celananya dan bertanya ...

"Selamat Pagi, dengan siapa ya?" tanya Arkian.

"Kami dari kepolisian, ingin memberitahukan kalau ayah kamu yang bernama Julian telah ditangkap karena telah melakukan tindak pembunuhan berencana, kami harap pi-" ucap Polisi.

"Tut... " suara hp Arkian.

Seketika Arkian yang sedang berada di kantin sekolahnya, langsung mematikan hp nya dan langsung bergegas lari ke dalam kelas untuk mengambil tasnya. Ia menangis sampai teman kelasnya heran dan bertanya-tanya, tetapi Arkian sama sekali tidak menanggapinya.
Arkian termasuk salah satu siswa berprestasi di SMP Padi Raharja.

Ia bingung bagaimana ia bisa keluar dari sekolahnya, ia sangat malu jika orang lain tau masalah ini, termasuk gurunya. Akhirnya Arkian memilih memanjat pagar yang amat tinggi sehingga saat ia lompat turun kebawah, kakinya terluka. Tetapi anehnya, ia tidak merasakan kesakitan akan kakinya, dan terus berlari menuju kantor polisi dengan pakaiannya yang lusuh serta air mata yang terus menetes.

Seketika, ada seorang pengemudi motor berhenti tepat didepan Arkian dan bertanya,

"Hey, kamu kenapa nak? kamu mau kemana? ayo bapak antar," ucap Pengemudi motor.

Sambil mengusap air matanya, Arkian pun langsung bergegas naik ke motor dan berkata ...

"Terimakasih Pak tawarannya, tolong antar saya ke Jalan Pattimura ya Pak!," perintah Arkian yang sedang tergesa-gesa.

"Siap ...." Sambil memberikan helm kepada Arkian.

Seketika diperjalanan, Pengemudi motor bertanya kepada Arkian ...

"Kamu kenapa nangis? kamu ada masalah apa? barangkali bapak bisa dengar dan memberi solusi," tanya Pengemudi motor.

Tetapi Arkian tidak menjawab pertanyaannya dan terus menangis sambil memeluk erat Pengemudi motor tersebut.

Setelah sesampainya di Jalan Pattimura, Pengemudi motor tersebut bertanya kepada Arkian ...

"Mau diturunkan dimana nak?," tanya Pengemudi motor.

"Didepan minimarket itu saja Pak!." ucap Arkian menunjuk ke arah minimarket tersebut.

Setelah sampai di depan minimarket, Arkian pun turun dan melepaskan helmnya, lalu Arkian mengambil uang di dalam saku nya.

"Maaf ya Pak jika saya ngerepotin, saya hanya bisa beri uang segini Pak," ucap Arkian.

"Tidak usah nak, bapak ikhlas mengantar kamu, dan bapak tidak berharap ada imbalan untuk mengantar kamu," Balas Pengemudi motor sambil mengambil helm yang ada di tangan Arkian.

"Terimakasih banyak Pak, atas bantuannya. Semoga Tuhan membalas kebaikan bapak, aamiin," Arkian meraih tangan kanan Pengemudi tersebut dan menyalaminya.

"Iya nak, sama-sama. Kalau begitu bapak lanjut lagi ya ...." balas Pengemudi motor.

"Iya pak, hati-hati ya Pak" ucap Arkian.

Setelah pengemudi motor tersebut pergi, Arkian pun melanjutkan perjalanan ke kantor polisi yang jaraknya hanya sekitar 200 meter lagi.

Setibanya di kantor polisi, Arkian masuk dan bertanya kepada salah satu polisi ...

"Permisi Pak, saya mau tanya? tadi pagi saya di hubungi pihak kepolisian, dan mereka bilang kalau ayah saya Julian ada disini? sekarang ayah saya ada dimana ya pak?," tanya Arkian.

"Ayah kamu sekarang ada di ruangan penyidik, tapi kamu baru bisa bertemu besok jam 10 pagi, jadi kamu sekarang bisa pulang dulu kerumah, besok kesini lagi." jawab Polisi.

"Pak, tolong saya Pak. Saya pengen ketemu Ayah saya Pak ...." Sambil Arkian memeluk kaki Polisi tersebut sambil memohon.

"Pak tolong pak ...." lanjut Arkian.

"Bukannya bapak tidak bisa bantu, sudah peraturannya seperti ini dek, tugas bapak hanya bisa mengikuti peraturan yang ada," balas Polisi sambil melepaskan Arkian yang memeluk kakinya.

Akhirnya Arkian melepaskan pelukannya dan berdiri sambil membungkukkan sedikit kepalanya di hadapan polisi tersebut sebagai permintaan maaf.

"AYAH ... AKU PULANG YA ...." teriak Arkian dengan raut wajah menahan tangis dan berlinang air mata melihat ke arah ruangan penyidik.

Akhirnya Arkian meninggalkan polisi tersebut dan bergegas pergi meninggalkan kantor polisi, sambil membawa (menyeret) tas sekolahnya dengan tidak berdaya.

Ditengah perjalanan, Arkian berjalan dengan tatapan yang kosong serta air mata yang masih berlinang ...

"Mengapa Tuhan ... apa yang sebenarnya engkau rencanakan." gumam Arkian sambil menatap kearah langit dan menangis sejadi-jadinya.

Setelah itu Arkian pun langsung terjatuh ke tanah dan tidak sadarkan diri. Setelah itu banyak warga yang berkerumun untuk membantu Arkian yang tidak sadarkan diri.

Disisi lain, ada sepasang suami istri sebut saja (Pak Fadil dan Bu Sarah) yang sedang mengendarai mobil lalu berhenti untuk melihat yang ada dikerumunan. Pak Fadil pun turun dan melihat kerumunan.

"Ada apa ini Pak rame-rame?," tanya Pak Fadil.

"Ini ada anak yang gak sadarkan diri, tadi saya lihat dia menangis sebelum jatoh ke tanah, penyebabnya saya juga gak tau. Dan ambulans juga belum dateng-dateng dari tadi." jawab salah satu warga.

Lalu Pak Fadil mencoba melihat kedalam kerumunan, dan ia pun terkejut karena melihat seragam yang Arkian kenakan sama dengan seragam anaknya ...

"Loh ... Ini mah satu sekolah sama anak saya" ucap Pak Fadil dengan lantang.

"Kalau begitu langsung dianter pake mobil bapak aja, takut terjadi hal yang gak diinginkan kalau dia terus berada disini." ucap salah satu warga.

Lalu Pak Fadil pun menggendong Arkian dan membawa masuk ke dalam mobil. Setelah itu Pak Fadil masuk kedalam mobil dan menuju ke rumah sakit.

"Kenapa pa?," ucap Bu Sarah menghadap ke arah Pak Fadil yang sedang tergesa-gesa.

"Anak ini jatoh tiba-tiba, papa juga gak tau penyebabnya apa, warga juga gak tau." jawab Pak Fadil.

"Pucat banget wajahnya, kasihan" ucap Bu Sarah sambil menoleh ke belakang, kearah Arkian.

"Ayo Pa ... cepetan bawa mobilnya!". perintah Bu Sarah sambil menatap kearah depan dengan panik.

"Iya Ma." jawab Pak Fadil.

•> Quotes
"Belajarlah dari laba-laba, walaupun rumahnya sering hancur, ia membuatnya lebih kuat lagi"
Konsep : "Sabar"

UBAH GENERASI SEPERSEKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang