Hampir 6 bulan berlalu, Lisa mulai mengatur jadwalnya kembali. Mulai beradaptasi lagi. Memiliki pekerjaan dari pagi hingga pukul 7 malam kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan tugas sekolah dan istirahat yang cukup di waktu yang tersisa. Tak hanya sendiri, Reyan juga memiliki tugas yang sama dan sedikit lebih berat karena posisinya sebagai wakil ketua osis dan harus mengikuti ektrakurikuler tenis meja. Juga rapat osis setiap minggunya.
Makanya karena keduanya memiliki kesibukan yang sama, Reyan dan Lisa membuat perjanjian bertemu di perpustakaan jam istirahat dan sepulang sekolah untuk menjalankan hukuman rutin mereka. Sejak Lisa membantu, Reyan yang awalnya selalu pulang pada pukul 9 malam karena Ia melakukannya sendirian, akhirnya kurang lebih pukul 7 sudah bisa berjalan pulang karena dikerjakan bersama.
Diluar itu, Reyan masih saja bersikap cuek pada Lisa. Berbicara secukupnya dan seperti masih membangun dinding di antara keduanya. Sikap Reyan layaknya orang asing yang melewati Lisa lalu pergi begitu saja. Meskipun Lisa selalu tersenyum menyapanya. Reyan hanya menjawab dengan mengangkat kedua alisnya.
"Seperti aku ini orang asing !" Jelas Lisa seraya mengangkat bahunya.
Tesha yang mendengarkannya hanya menghela nafas panjang. Ia membaca buku biologi kesayangannya lagi, "Aku tidak tahu bagaimana sifatnya, mungkin saja karena Dia ingin membantumu. Kurasa kamu harus sedikit melihat lebih jauh," Katanya. Namun selain itu yang membuat Lisa heran adalah kenapa Reyan tetap bersikap cuek dan hemar berbicara dengannya, padahal Ia telah bertanggung jawab.
"Aku ingin seperti saat Ia mengambil kertas yang jatuh dan Ia sangat bersemangat dan tidak seperti sekarang ini," Gumam Lisa. "Kalau bukan karna aku numpang dirumahnya, huft . . ." Suara langkah guru yang mengajar di siang itupun menghapus segala pikiran dan segera kembali fokus untuk memulai pelajaran, termasuk Lisa.
Namun, ternyata beradaptasi bagi Lisa sebenarnya sulit. Setiap adaptasi, pasti ada saja yang terbengkalai atau terlewati. Jam istirahat lagi – lagi harus dapat nasehat. Kali ini bukan tidak mengerjakan tugas. Tapi, nilai semester yang memprihatinkan dan bukan di perpustakaan, namun di ruang guru duduk mendengarkan ceramah dari wali kelasnya, Bu Rena. "Kamu tau'kan nilaimu ini mulai sulit diperjuangkan ?"
Lisa hanya terpaku melihat secarik kertas diatas meja. Bertuliskan namanya disudut kanan paling atas dan setelahnya tercantum nilai hasil semester pertama yang telah dilewati.
"Jika kamu tidak bisa memperbaiki nilai ini di semester akhir nanti, kamu terpaksa akan saya pindahkan di kelas IPS atau BAHASA," Jelas Bu Rena , wali kelas Lisa.
"Baik Bu," Jawab Lisa lemas.
Lisa berjalan perlahan keluar kelas dengan wajah penuh kesuraman. Ia tak pernah setegang dan setakut ini, sangat jelas kegiatan yang Ia jalani membuatnya belum sempat untuk belajar cukup. Bagaimana tidak ? setelah pulang sedari menjalani kegiatan seperti biasa, hari yag tersisa hanya cukup untuk mengerjakan tugas sekolah yang sulitnya minta ampun sehingga tidak sempat untuk mempersiapkan diri belajar karena jadwal semester pertama tidak ada waktu segang.
Tanpa Lisa sadari, cewek itu berpapasan dengan Reyan. Lisa tidak menyadarinya, Ia hanya terus berjalan tanpa memerdulikan yang ada disekitarnya saat ini. Reyan pandangannya teralih untuk pertama kali. Wajah seperti kekanakan dan semangat seperti biasanya dilihat ketika menyapa dirinya, kini terlihat menahan air matanya seperti sebelumnya lelaki itu pernah membuatnya menangis. Reyan berhenti dan melihat Lisa berjalan membelakanginya hingga berlalu dari pandangan.
"Astaga, sudah gak ada !" Pandangan Reyan teralih dan segera menoleh ke arah sumber suara. Bu Rena keluar dari ruang guru.
"Ah, Reygik ? Bisakah kamu kesini ?" Panggil Bu Rena begitu melihat Reyan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Library of Heart
Teen FictionLisa harus terjebak dan membersihkan perpustakaan yang besar dan merepotkan. Namun, Reyan tidak bisa dibiarkan mengerjakan semuanya sendirian karena kesalahan yang Lisa lakukan. Meskipun tidak sengaja, namun Lia bertanggung jawab atas perbuatannya...