7. MS - Pertemuan

113 7 0
                                    


Halloha yang udah baca bantu vote dong, jangan hanya baca aja. Bacanyakan udah gratis vote juga gratis, aku hanya minta itu aja nggak lebih kok.

Ayo bantu vote + comment ya guys!

Salam hangat Lucyofheart

Happy Reading!!!

Delapan Tahun Kemudian

"Sena! Dipanggil ke ruangan pak boss tuh! Buruan masuk!" Sena yang tadinya sibuk dengan computer miliknya langsung saja berlari keluar ruangan dan menuju ruangan atasannya itu.

Begitu masuk ke dalam, Sena menundukkan kepalanya dan menerima banyak komentar tentang pekerjaan yang baru saja diselesaikannya itu. Setelah selesai Sena langsung saja keluar dari ruangan dengan wajah yang tertunduk lesu. Ia merasa bahwa kerjanya sia-sia, padahal banyak hal yang sudah Sena lakukan untuk pekerjaannya kali ini. Waktu, tenaga, pikiran semua sudah dilakukannya. Bahkan jam tidurnya juga terganggu, namun semuanya masih saja sia-sia.

"Kenapa? Revisi?" tanya rekan kerjanya begitu Sena keluar.

"Iya," jawab Sena dengan lesu. "Gue keluar, mau ngerokok," kata Sena lagi pada temannya itu.

Pria itu memilih untuk masuk ke dalam lift dan naik ke lantai paling atas. Saat ingin menenangkan diri, Sena memilih lantai paling atas untuk tempat pelarian. Di saat ada masalah Sena akan memakai rokok dan alkohol sebagai tempat pelampiasannya. Walaupun begitu Sena tidak begitu terlalu bergantung dengan kedua hal itu.

Hanya saja ia memakaikan hal itu sebagai tempat pelariannya. Cukup lama Sena berada di atas, menikmati angin yang menerpanya dan sampai menghabiskan tiga batang rokok. Setelah itu ia kembali masuk ke dalam. Pikirannya terus saja kacau, setelah Laura pergi meninggalkannya begitu saja dan hanya meninggalkan surat, hidup Sena terasa berubah.

Semangat untuk yang lainnya tak lagi dirasakannya. Bahkan untuk dekat dengan perempuan lain juga tak dilakukannya. Padahal rekan-rekan kerjanya sudah banyak mengenalkannya dengan perempuan lain. Namun satu pun tak ada yang bisa diterima oleh Sena. Karena baginya ia masih terus memikirkan Laura. Keluarga Laura tak memberitahu apapun kemana perginya Sena.

Orangtuanya juga hanya bisa menerima keputusan yang sudah Laura ambil untuk hidupnya. Sena tak bisa berbuat banyak, di saat ia pergi Sena berharap jika suatu saat nanti ia akan kembali dipertemukan dengan Laura dimanapun berada. Maka itu jika Sena pergi keluar kota ia akan memakaikan waktu untuk pergi berjalan. Sena berharap bisa bertemu dengan Laura dimanapun berada.

***

"Kenapa muka kamu kusut kayak gitu?" tanya Sagita pada anaknya yang baru saja pulang kerja itu.

"Biasa Ma, kerjaan banyak revisian. Sena ke kamar ya," pamit Sena.

Sagita yang melihat anaknya itu menghela napas. Semenjak Laura pergi, Sagita tahu anaknya berubah. Tak ada lagi senyum ceria yang anaknya miliki. Sena lebih banyak mengurung diri di kamar dibandingkan di luar rumah. Pria itu tak mau menghabiskan banyak waktu yang sia-sia di luar sana. Pria itu lebih menutup dirinya, semuanya karena demi Laura.

Hal itu juga dilakukan agar Sena tetap menjaga hati dan pikirannya untuk Laura saja tidak dengan yang lain. Begitu selesai mandi Sena berbaring di atas tempat tidurnya dan bermain game diponselnya. Namun saat bermain game sebuah panggilan masuk dengan cepat ia mengangkat telepon tersebut.

"Hallo," sapa Sena.

"Besok lo disuruh pergi mewakili kantor untuk seminar di Surabaya. Jadi lo siapin diri aja, besok supir bakalan jemput lo jam tujuh pagi. Sekitaran semingguan gitu di sana, anggap aja kalau lo liburan. Mengenai kerjaan pak boss katanya kasih lo kelonggaran jadi jangan terlalu dipikirkan oke?" Sena menghela napasnya panjang.

"Oke," setelah mengatakan itu Sena mematikan sambungannya.

Sena memang sangat sering menjadi utusan kantornya untuk pergi keluar kota untuk menghadiri seminar ataupun pertemuan yang lainnya. Maka itu ia sudah terbiasa jika diminta untuk melakukan hal itu. Sena langsung saja turun dari tempat tidurnya dan segera membuka lemarinya, mengambil kopernya dan mulai menyusun barang-barangnya.

***

Sena akhirnya tiba di Surabaya dan langsung saja dijemput oleh mobil kantor. Tak banyak tanya pria itu langsung saja dibawa ke tempat pertemuan di mana seminar itu dilakukan. Karena akan dilakukannya pembukaan, sebelum akhirnya mereka nanti akan di antar ke hotel setelah jam makan siang. Sena sudah terbiasa menggikuti hal itu, maka kurang lebih ia tahu apa yang harus dilakukannya tanpa perlu bertanya.

Sebelum acara pembukaan, mereka akan makan siang bersama dengan rekan-rekan yang lainnya. Orang-orang yang ada di sana sama seperti dirinya yang juga merupakan utusan dari setiap kantor yang ada di seluruh Indonesia. Maka itu Sena cukup mengenal beberapa orang yang ada di sana, karena beberapa sudah sering bertemu diacara seperti ini.

"Di utus juga ternyata," sindir teman Sena yang sering bertemu dengannya diacara seminar.

"Seperti yang lo lihat sekarang," kata Sena. "Ambil makanan yok, udah lapar gue," ajak Sena dan ikut mengantri seperti yang lainnya untuk mengambil makanan.

Setelah selesai mengambil makanan, mereka hendak mencari tempat duduk. Namun saat mencari tempat, pandangannya bertemu dengan seseorang dari masa lalunya. Seseorang yang sudah lama tidak dilihatnya. Wanita itu tersenyum kecil dan menghampiri Sena. Pria itu hanya menunggu dan rekannya menjadi bingung melihat Sena yang terdiam.

"Bro, lo kenapa?" tanya pria itu.

"Tolong cari tempat untuk kita dan bawain piring gue," kata Sena sambil menyerahkan piringnya. Teman Sena itu langsung saja pergi dan wanita dari masa lalunya itu kini berada di depannya.

"Hai, apa kabar?" tanya wanita itu sambil mengulurkan tangannya pada Sena.

"Baik, kabar kamu gimana?" tanya Sena balik sambil menjabat tangan wanita itu.

"Kabar aku baik, senang bertemu dengan kamu," kata wanita itu. "Kamu banyak berubah, setelah pertemuan terakhir kita di sekolah. Aku nggak nyangka bisa ketemu lagi, aku pikir kita nggak akan bisa ketemu lagi," lanjut wanita itu.

"Aku juga nggak nyangka kita bisa bertemu di tempat seperti ini, kenapa kamu bisa ada di sini Kinan?" tanya Sena membuat wanita itu tersenyum.

Mendengar Sena memanggil namanya membuatnya kembali merasakan hal aneh. Perempuan yang berdiri dihadapannya saat ini adalah perempuan dari masa lalunya yang tak akan mudah dilupakan. Baik Kinan, maupun Mike akan terus diingat oleh Sena. Karena semuanya berhubungan dengan Laura beserta dengan alasan wanita itu pergi meninggalkannya.

"Bagaimana dengan Laura? Apakah kalian masih bersama? Bagaimana kabarnya? Aku sudah lama tidak melihatnya, apakah dia baik?" tanya Kinan membuat raut wajah Sena seketika berubah.

TBC

Bagaimana dengan part ini? Silahkan tinggalkan komentar kalian, terima kasih.

Mantan Selingkuhan (PINDAH KE KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang