Bab 1 [ Who's he? ]

21 9 23
                                    

Lorillis melangkah masuk dengan keberanian yang tiba-tiba dia dapatkan. Netranya menyapu pemandangan mansion dengan gaya victoria itu, sesekali dia berdecak kagum.

Dalam hati dia berdoa agar 'sang penguasa langit malam' akan senang diberi lukisan seindah mansion ini.

Namun, di sini luar biasa dingin.

Apa karena berada di dalam hutan? Atau karena sudah larut malam?

Pintu dibelakang Lolliris dibanting, sekarang terdengar sesuatu yang mendekat dari arah belakang padahal Lorillis yakin kalau tadi dia sendirian.

Apakah itu firasat? Atau hembusan angin?

Lorillis tidak mau repot-repot untuk penasaran, dia membalikkan tubuhnya. Dihadapannya sebuah bayangan muncul membentuk menjadi sosok lelaki berusia 18 tahun.

Senyum dingin menyebar di wajahnya saat dia perlahan menatap Lorillis.

"Selamat datang tamu terhormat, ke mansion saya."

Lorillis merasakan angin dingin dari arah belakang. Ketika menoleh, gadis itu melihat melihat roh mengambang di sana. Tinggi, ramping, hampir halus. Wajahnya tabah, dan mata kuningnya yang tajam tampak dipenuhi pancaran cahaya. Hampir seolah-olah dia adalah makhluk dari dunia lain.

Senyum elegan kembali menyebar di wajahnya yang terlihat pucat dan dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum elegan kembali menyebar di wajahnya yang terlihat pucat dan dingin.

"Saya percaya Anda menyukai lingkungan Anda, benar bukan?"

"Tentu disini sangat indah. Pemandangannya juga. Aku akan sangat berterima kasih jika Kau memperbolehkan aku memilih tempat ini untuk singgah." Lorillis tersenyum.

Nada gadis itu manis dan lembut sama seperti permen kapas.

Manik Lorillis melihat pemandangan di belakang roh itu, di sana atapnya dilapisi oleh kaca, membuat seseorang dapat melihat langit dengan bintang-bintang yang indah. Termasuk bulan yang tengah tersenyum lembut kepada bumi.

Dia balas tersenyum, matanya bersinar dalam kegelapan. Lorillis dapat merasakan aura mendominasi yang kuat dari lawan bicaranya.

Mengagumkan dan menyeramkan.

"Pujian Anda akan membuat Anda jauh, makhluk fana. Saya dapat memberitahu Anda adalah tamu terhormat, sehingga Anda harus tinggal ... untuk saat ini. Namun, jangan terlalu nyaman. Satu kesalahan dan saya tidak masalah membuatmu diusir. Saya sarankan Anda ingat bahwa setiap saat, nasib Anda di sini ada di tangan saya, Dorian, pemilik mansion ini" jelas roh itu. Matanya terus menatap tajam ke arah Lorillis, seperti tengah menilai seberapa pantas gadis kecil itu berada di mansion miliknya.

"Jika demikian... bolehkah saya tahu apa aturannya agar saya tidak dikeluarkan? Saya butuh tempat ini untuk melukis karena ...."

Hening sesaat, Lorillis tidak mau roh itu tau apa alasannya. Untuk sekarang, dia ingin lukisan itu menjadi rahasia antara dia dan 'sang penguasa langit malam'.

"Tolong beri tahu saya! Aku akan mengingatnya, janji!" sambung Lorillis setelah beberapa saat.

Dorian menyeringai geli saat melihat seberapa percaya dirinya Lorillis untuk menyampaikan pertanyaan itu.

Itu wajar, Lorillis belum tau siapa Dorian.

"Aturannya sederhana. Pertama,
tunjukkan saya rasa hormat sepenuhnya, saya adalah tuan dan penguasa mansion. Kedua, selalu rendah hati di hadapanku. Itu berarti jangan meninggikan suaramu atau membalasku saat saya memberikan perintah. Akhirnya saya mengharapkan Anda untuk bersikap sopan, bersih dan elegan. Lakukan itu dan masa tinggal Anda akan menyenangkan. Ini adalah pilihan Anda."

Suaranya tenang dan berwibawa, membuat Lorillis ingin mematuhinya. Dia mengangguk pelan, paham dengan penjelasan Dorian tapi tidak bisa mengatakan apapun.

Dia terlalu hebat untuk menjadi lawan bicara Lorillis.

Dorian tampaknya kurang suka untuk diabaikan. Dia melayang lebih dekat dengan Lorillis, melihat ke bawah, layaknya Lorillis hanyalah mangsa yang bisa dia terkam kapan saja. Auranya terasa mengancam .

"Apakah kamu mengerti? Saya harap saya tidak perlu mengulangi."

"Ah, maaf ... aku sudah mengerti. Anda tidak perlu mengulanginya lagi," jawab Lorillis dengan hormat.

Lorillis cepat menyesuaikan diri dengan suasana karena ... sebuah latihan kecil di panti asuhan.

Lorillis merasakan kehadiran superioritas, tetapi juga keanggunan secara bersamaan saat ditatap oleh Dorian.

"Bagus, saya harap tamu terhormat saya akan mengingat ini. Kita tidak akan memiliki masalah, bukan?" Suaranya terdengar dalam dan penuh perintah, membuat pendengar tidak memiliki pilihan lain untuk melawan.

Termasuk Lorillis.

"Tentu, tidak akan ada masalah di sini. Sekarang, bolehkah saya pergi ... Tuan Dorian?" Lorillis bertanya dengan nada yang lebih lembut dan lebih sopan, menyesuaikan kriteria yang diinginkan oleh pemilik mansion.

Bagaimanpun juga kalau Lorillis diusir dari mansion ini, dia tidak memiliki tempat untuk pulang.

Matanya lebih bersinar saat menatap Lorillis lebih lama, sebelum akhirnya memberikan senyum sopan.

Dia sangat bermartabat.

"Ya ... Pergilah. Anda dipersilahkan. Sampai jumpa saat makan malam, tamu terhormat."

Creatures of the Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang