( 19.45 )
Onyx gelisah, sumpah! Gue gelisah tuhan! Itu batin Onyx sekarang. Onyx terus bolak balik di depan rumahnya, beberapa menit lalu Onyx bertanya pada kawan-kawan Fika kemana dia karena Onyx tidak menangkap keberadaan Fika bersama mereka, kata nya Fika mencari sandalnya yang hilang, kenapa lama sekali? Onyx sempat masuk pekarangan masjid tapi dia merasa segan saat di lihat banyak bapak-bapak di dalam, akhirnya dia kembali lagi ke rumah dan menunggu Fika depan rumahnya dengan gelisah. Sumpah Onyx tidak tahu kenapa dia merasa khawatir dan jantungnya berdetak tidak karuan.
Onyx mencoba menenangkan diri dengan duduk di rerumputan pekarangan rumahnya. Setelah bergelut cukup lama dengan pikirannya, Onyx langsung berdiri dan berlari ke arah masjid 'persetan dengan segan, gue mau susul Fika!'.
Onyx masuk ke pekarangan masjid bahkan melihat-lihat ke dalam masjid. Dia tidak mendapati sosok Fika, lalu dia mencari ke sisi lain masjid entah kenapa instingnya kesana. Dia berlari kecil sambil melihat sekitar, saat sedang berlari lebih dalam ke belakang masjid dia tidak sengaja menginjak sendal berwarna merah maroon. Onyx langsung menelan ludah kasar. Dia amat panik.
"Fika... lo dimana..." Onyx berlari lebih dalam dan lebih ke dalam kebun belakang masjid ini.
"Ahhh enakkhh"
Pendengarannya menangkap suara dari kejauhan, Onyx terus pertajamkan pendengarannya dan dia mengikuti suara itu, sampai dia menemukan spot pas untuk mengintip dibalik semak-semak, dia takut juga jika dia mengganggu dua sejoli sedang bersetubuh di balik semak kan?
Onyx mengintip dan menyipitkan matanya, dia menemukan seorang pria perawakan bapak-bapak sedang asik memaju mundurkan pinggulnya yang Onyx tau bahwa pria itu sedang memompa penisnya. Onyx awalnya tak curiga tapi ketika dia lihat warna gamis wanita yang sedang pria itu gagahi persis seperti warna gamis yang terakhir Fika pakai, nafas Onyx langsung tercekat, matanya membelalak, entah kenapa jiwanya mendadak panas dan penuh amarah. Dia ambil kayu besar di dekatnya lalu berlari ke arah pria itu.
"WOI ANJING!!!"
BUKK!!
Onyx memukul kencang kepala pria itu bahkan sampai berdarah, Onyx melihat Fika yang dalam keadaan sangat hampa membuat matanya menggelap, dia mengambil ranting-ranting tebal dan runcing kemudian menancapkan pada betis pria itu yang ternyata belum pingsan dan sedang mencoba merangkak kabur, darah mengalir dari betis pria itu. Onyx penuh amarah menancapkan kayu besar tadi ke penis pria itu sampai teriakannya terdengar di kebun ini.
"LO ANJING! ANAK SETAN!" Berkali kali Onyx memukul kepala pria itu berharap kepalanya pecah.
"Hiks" seketika Onyx tersadar, dia menoleh pada Fika yang menangis sambil tengkurap di tanah, dengan cepat Onyx menurunkan gamisnya kemudian membalikkan tubuh Fika, Onyx melihat rambut Fika yang terurai dia segera mencari kerudungnya yang tergeletak di tanah. Onyx tak bisa mengatakan apapun, dia sendiri sangat shock, yang dia tau dia hanya harus menyelamatkan Fika. Onyx melihat Fika sangat lemah, wajah dan tangannya penuh lebam bahkan Fika tidak bisa memperbaiki kerudungnya dengan benar. Onyx membuka jaketnya kemudian menutup kepala Fika dan memeluknya erat.
"Aku disini Fik, jangan khawatir"
Onyx menggendong bridal Fika, dia menutup seluruh wajah Fika dengan jaketnya, bahkan dia merobek celananya dan dijadikan tali agar bisa mengikat gamis Fika supaya menempel pada kakinya, jadi tidak terbuka saat dia gendong Fika. Saat Onyx sudah mendekap tubuh lemah Fika, meski tak bisa lihat wajahnya karena di tutup jaket, Onyx menangis dalam diam. Hati nya sangat tersayat. Dia melirik pria yang telah memperkosa Fika dengan tatapan dendam, Onyx melihat sekitar berharap menemukan sebuah tali, dan beruntung sekali dia dapat tali tambang dekat pohon. Dia menurunkan Fika dan merebahkannya di tempat semula sebentar.
"Fik, aku ga kemana mana okay? Aku masih sama kamu, aku perlu lakuin sesuatu dulu" Onyx segera pergi mengambil tali.
Fika memeluk tubuhnya sendiri merasa sangat takut Onyx akan pergi karena merasa jijik, Fika tidak bisa melihat Onyx karena dia tidak mau melepas jaket ini dari wajahnya, jadi dia hanya menangis.
Onyx dengan cepat mengikat kedua kaki pria itu dengan tambang, kemudian ujung talinya dia ikat ke pinggangnya. Dia kembali pada Fika kemudian menggendong Fika seperti semula.
"Aku disini, ini aku, jangan takut" Onyx berkata begitu karena Fika sempat bergetar takut saat Onyx sentuh.
Entah kekuatan dari mana, Onyx dapat menahan berat tubuh Fika seraya menyeret pria itu dengan tali yang terikat di pinggangnya. Pria itu memang tidak terlalu gemuk, tapi lumayan berat jika untuk ukuran Onyx, tapi Onyx sangat kuat. Dia merasa dia harus menyeret pria ini sampai ke depan kantor polisi.
Srett!! Srett!!
Onyx menatap kosong kedepan, air matanya tak terbendung sejak tadi. Dia mulai keluar pekarangan masjid.
"Astagfirullah dek Onyx ini kenapa?" Tanya bapak-bapak berpeci saat baru keluar dari masjid.
"Dia pemerkosa pak, ini korbannya, tolong bapak dampingi saya sampai ke depan pesantren, saya mau mengantar dia dulu sampai ke hadapan guru pesantrennya, kalo ada yang nanya ini kenapa, bapak bisa tolong jawabkan?" Ucap Onyx dengan panjang lebar namun dengan wajah datar.
"Tapi dek..."
"Tolong pak, biarin Onyx aja yang seret pria ini ke kantor polisi, tolong.." ucap Onyx memohon.
Bapak itu melihat tatapan sendu Onyx kemudian mengangguk menurutinya, dia segera berjalan beriringan dengan Onyx, memang benar banyak sekali yang bertanya kenapa ada pria di seret-seret oleh anak muda yang sedang menggendong wanita. Itu buat bingung, tapi setelah bapak itu jelaskan semuanya paham, sering sekali ada yang hendak keroyok pria bejat itu, tapi Onyx mencoba menjelaskan agar semuanya tidak main hakim sendiri hingga berakhir dia mati, Onyx ingin pria ini membusuk tersiksa di penjara, jangan langsung mati.
Onyx sampai di depan gedung pesantren Fika. Semua santriawan dan wati keluar karena melihat pemandangan menyedihkan Onyx. Seorang wanita paruh baya menghampiri Onyx dengan wajah bingung.
"Kamu siapa?"
"Saya Onyx, ini yang sedang saya gendong Fika. Ibu, tolong jaga Fika. Dia berharga untuk saya bu" wanita itu terkejut dan langsung mengambil Fika dari gendongan Onyx, dia memeluk erat Fika yang masih tertutup jaket Onyx.
"Dia kenapa nak? Ya allah" wanita itu menangis karena instingnya mengatakan ada hal yang mengenaskan telah terjadi.
Seorang bapak-bapak dengan pakaian serba putih keluar sembari membawa tasbih tentu dengan wajah tak kalah panik, Onyx melihatnya kemudian berlutut di tanah.
"Pak... jika terjadi sesuatu pada Fika, tolong biarkan saya yang bertanggung jawab, saya sangat mencintai Fika"
Onyx menatap wajah pria paruh baya itu yang berekspresi bingung dan ragu meski tak mengeluarkan sepatah katapun, Onyx merasa memang terlalu cepat dia melakukan ini, akhirnya dia langsung berdiri kembali dan berjalan menyeret pria pemerkosa itu ke luar pekarangan gedung pesantren.
"Kyai, dia Onyx, rumahnya di seberang masjid pesantren, dia yang menyelamatkan Fika dari insiden ini. Dia meminta tolong sama saya untuk jangan membantunya, karena dia sendiri yang mau serahkan pria itu ke polisi, Kyai"
Kyai melirik bapak-bapak yang mendampingi Onyx barusan, kemudian mengangguk paham.
"Terima kasih pak Andi.
Bu, bawa Fika masuk dulu"
Pak Andi membungkuk sopan kemudian kembali menyusul Onyx yang masih menyeret pria itu tanpa lelah.
"Dek Onyx, pakai mobil bak bapak aja ya? Biar lebih cepet"
Onyx hanya mengangguk, dan dia di bantu berjalan oleh Pak Andi menuju mobil nya, dia angkat pria itu dan menidurinya di belakang mobil, Onyx naik dan duduk di dekat pria itu, takut dia terbangun lalu mencoba lari.
Pak Andi bergidik ngeri melihat keadaan pria itu dengan penisnya yang berdarah seperti hampir putus dan betisnya yang dipenuhi ranting tertancap.
"Jalan pak, Onyx jagain anak setan ini disini" ucap Onyx dengan wajah datar.
Pak Andi mengangguk dan segera masuk mobilnya, lalu menjalankannya.
Onyx menatap langit malam dengan sendu "Fik, bagaimana pun kondisi lo, gue gaakan pernah menyerah untuk bisa bersama lo".
KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN CERITA PENDEK BXB & BXG (18++)
FanfictionAda Gay dan ada Normal Couple enjoy it!