Matahari menyambut pagi gaeul. Gaeul menatap wajah nya dari pantulan kaca wajah nya pucat karena kemarin ia banyak menaangis.
Mereka berjalan ke sekolah, seperti tidak ada yang terjadi kemarin mereka masih saja seperti biasa dan juga posisi berjalan nya pun juga sama.
"Gaeul, kemana saja kau kemarin?" Heesung bertanya dengan tak menatap lawan bicara nya
"Aku? Aku.. Pulang kok, heeseung meng khawatir kan ku?" Gaeul bertanya balik
"Ck bukan, aku ngga mengkhawatirkan mu kemarin aku tidak dapat bekal karena kau pulang" Ketus heesung sebal
"Ehh ah begitu ya, aku buat bekal kesukaan heeseung kok nanti makan ya" Balas Gaeul
*
*
*
*Terdengar suara pukulan keras menghantam wajah seorang pemuda yang tak lain adalah heeseung, singkat cerita nya tiba tiba heesung diseret ke belakang gedung sekolah, segerombolan lelaki datang memukul dan menginjak injak heesung yang sudah tepar di bawah alasan nya sih karena mereka cemburu karena kim Gaeul sangat dekat dengan heeseung.
Beberapa menit kemudian bel berbunyi mau tak mau mereka harus mengakhiri aktifitas mengkroyok heesung, mereka meninggalkan heesung yang babak belur disana.
terlihat bercak-bercak darah hampir memenuhi wajah nya, terutama pada bagian keningnya. Mata nya menjadi berwarna keunguan akibat pukulan keras tadi, dan hidung nya mimisan.
Heesung hanya menyenderkan punggung nya ke tembok, dia tersenyum kecut sebelum akhirnya memasang ekspresi kesal.
Dia sudah terbiasa dengan suasana seperti ini tapi untuk pertama kali nya kim Gaeul yang biasanya menyelamatkan nya tak kunjung datang. Padahal kalau saja Gaeul datang kesini dia tidak akan mendapatkan luka yg memenuhi wajah nya itu.
Perlahan dia bangkit tanpa aba aba menuju ke kelas nya tanpa mempedulikan bercak bercak merah yg ada pada wajah nya.
Segera ia membuka kelas, semua orang terkejut melihat kedatangan heesung yang dipenuhi dercak darah. Apalagi Gaeul, Gaeul yg tadinya sibuk menulis catatan menjadi fokus kepada heesung yang ada di depan pintu.
Hati gaeul teriris gaeul merasa dia tak bisa melindungi heeseung. Segera Gaeul berlari ke arah heesung yang masih diam seperti patung disana.
"He-heeseung, ada apa dengan mu?" Gaeul bertanya dengan raut muka khawatir
Heeseung tak menjawab, dia lebih memilih keluar dari kelas diikuti dengan Gaeul yang tadinya sudah izin kepada guru nya.
Sekarang mereka berada di uks, Gaeul mengobati semua luka pada wajah heesung. Gaeul melakukan nya dengan hati hati agar lelaki didepan nya ini tidak marah.
"Siapa yang melakukan nya padamu?" Gaeul bertanya sembari masih mengoleskan salep pada kening heeseung
"Kau tak perlu tau" Jawab heeseung singkat
"Ini semua salah mu" Heesung berkata demikian
"Gara gara kau, mereka semakin parah membully ku"
"Maaf, seharusnya aku menyelamatkan seperti waktu itu. Kalau aku sempat menyelamatkan mu kau tak akan babak belur seperti ini" Gaeul menyalahkan dirinya, dia menghentikan aktifitas nya kini ia menangis sembari menutupi nya dengan tangan.
"Kau tak akan mengerti semua penderitaan yang sudah kualami slama ini"Heesung berkata lirih
"Heesung tak akan mengerti bila jadi aku" Gumam gaeul
"Aku menyalahkan mu untuk apa yang terjadi DENGAN KU SEKARANG" heesung yang tadi nya berkata pelan tiba tiba meninggikan notasi suara nya hingga menampar Gaeul membuat Gaeul terlempar jatuh dari kursi nya
Si gadis yang kini sudah terpuruk di lantai akan tau akibat nya dia akan menjadi pelampiasan amarah heesung nanti nya, dia menatap heesung dalam dalam memohon maaf kepada heesung.
Tetapi lelaki itu hanya menatap kesal ke arah gadis itu sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan si gadis terpuruk itu di lantai uks.
~
"Kau.. Kenapa selalu saja mencampuri urusan ku? Selalu saja ingin dekat dengan ku, apakah kau tak pernah kesal dengan ku? Padahal aku sering membentak mu"
Pertanyaan itu membuat Gaeul sadar dari lamunan nya, ia menatap lelaki yang sedang membaca buku di kasur nya. Dia tersenyum kecil dan akhirnya menjawab
"Karena heeseung adalah teman masa kecil ku" Gaeul menjawab santai mendekat ke arah lelaki bersurai hitam itu
"Hanya itu?" Heeseung melirik Gaeul yang sekarang sudah ada di ujung ranjang
"Seharusnya ini tidak boleh ku katakan padamu, tetapi.. Mendiang ibumu menyuruh ku untuk menjaga mu dan melindungi mu" Gaeul tersenyum
Heeseung melototkan mata nya sebelum akhirnya is menatap malas pada perempuan itu.
"Apa alasan nya? Memang nya kalian anggap aku apa? Aku itu cowok! Aku bisa jaga diri sendiri" Heesung mulai membentak Gaeul ia melempar bantal ke arah Gaeul.
Itu tadi percakapan antara Gaeul & heeseung yang masih berusia 15thn. Sebelum kematian ibu heesung, beliau menitipkan anak lelaki nya pada Gaeul dan Gaeul setuju2 saja karena dia juga menyukai heeseung.
mental heeseung sedikit terganggu karena sudah melihat ibu nya bunuh diri dan ayah nya yang kabur entah kemana setelah berselingkuh dengan orang lain.
~
Heeseung berjalan angkuh dengan perasaan kesal melewati lorong sekolah, terlihat wajah nya terdapat banyak tempelan hansaplast hansaplast yang dipasang gadis tadi.
Heeseung masih dendam gara gara gadis itu kehidupan sekolah nya menjadi rusak. Heeseung menyalahkan gadis itu untuk semua nya.
Disisi lain gadis rapuh itu masih saja terduduk di lantai uks, menangis tanpa henti tanpa ada orang yang melihat nya.
Hingga tiba tiba kesadaran nya menjadi tak stabil perlahan ia memejamkan mata nya dan jatuh pingsan, kesadaran nya hilang.
Gaeul membuka mata nya perlahan, penglihatan nya masih samar samar. Hingga akhirnya Matanya terbuka sepenuhnya.
Gaeul tak tau tempat apa ini tapi tercium bau obat2 yang merangsang indra penciuman nya, mungkin kah ini bau rumah sakit??
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [Lee Heeseung X Kim Gaeul]
Teen FictionSetelah kematian ibu nya, Lee Heeseung menjadi lelaki yang tak punya hati ia selalu melampiaskan amarah nya kepada teman masa kecil nya, Kim Gaeul. Terkadang Heeseung membencinya dan terkadang juga membutuhkan nya. Hingga suatu hari terungkap hal te...