Absen ayokk!
hope u like it guys.
Lima tahun sebelum pernikahan 'Sunyi' yang tidak Binar inginkan...
Bumi dan Binar menjalin hubungan kedekatan hingga membuat orang yang melihat mereka salah paham mengira mereka berpacaran atau kakak adik.
Ketika Bumi kelas dua SMA dan Binar memasuki bangku SMP, rumah yang menjadi tempat paling hangat bagi Binar jadi dingin setelah kehadiran Praga, sepupu Bumi dan Sukma. Putra tunggal dari Om Bumi, Kakak dari Ayahnya.
Praga memiliki perawakan tinggi gagah dari anak sesusianya, rambutnya sering ia potong pendek ala semi militer. Matanya agak sipit, Binar dengar, ibunya memang keturunan Tionghoa, namun kulitnya tak seputih Bumi--mungkin mengikuti gen Ayahnya. Dari cerita yang Binar dengar, selama ini Praga tinggal di Semarang bersama orangtuanya yang memiliki bisnis besar di sana.
Dari tubuhnya saja, Binar bisa tahu jika Praga suka berolahraga. Ternyata benar dugaannya, menurut penuturan Bumi, sepupunya itu seorang atlet hebat. Itulah sebabnya Praga jarang masuk sekolah karena terus mewakili sekolahnya sebagai perwakilan di cabang olahraga renang.
Pada liburan akhir semester, Praga datang ke Jakarta, berlibur di rumah keluarga Bumi. Tentu saja awal bertemu Binar pikir dia sehangat Bumi, nyatanya jauh berbeda. Hubungan darah yang mereka miliki tak menjamin sifat yang seiras.
Praga jauh dari kata hangat. Alih-alih menyebutnya begitu, Praga itu sosok yang tak tersentuh.
Saat membuka pintu pertama kali untuknya, Praga hanya berdiri tanpa menyapa, kedua tangannya sibuk memainkan ponsel. Ia juga meninggalkan kopernya di depan pintu begitu saja tanpa mengatakan kata 'tolong' pada Binar. Seolah saat itu Binar hanya hantu yang tak terlihat.
Binar masih memaklumi karena pikirnya mungkin Praga lelah melakukan perjalanan beberapa jam di udara. Toh memang sudah seharusnya ia melakukan tugas ini menggantikan Ibunya yang sedang tak enak badan.
Ketika Bumi suka menghabiskan waktu dengan belajar, Praga lebih suka berolahraga dan bermain game PS di depan TV. Binar tahu itu karena melihatnya tak absen bermain setelah tiga hari tinggal di sini.
Ketika Bumi, Praga dan Sukma sedang berkumpul di ruang keluarga, Binar datang membawakan kudapan sore, pisang goreng kesukaan Bumi.
"Terima kasih Binar," ucap Bumi, sopan seperti biasa. Tidak dengan Sukma yang acuh dengan laptopnya.
Binar mengangguk menjawab ucapan baik Bumi, "Ama-ama, emogga au ukka." (sama-sama, semoga kamu suka).
Ternyata kalimat balasannya untuk Bumi justru mencuri perhatian Praga. Ia sampai menaruh stik PS di karpet, menoleh pada Binar dengan ekspresi ingin tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Marriage
Romance🌼 Story 19 🌼 Tidak seperti namanya, Binar, gadis tuna rungu yang kesulitan untuk bicara normal itu harus rela kehilangan segalanya karena kehadiran laki-laki yang merampas 'hal paling berharga' miliknya. Beralaskan dendam, laki-laki itu menariknya...