Haiii, ZEFMON up nih cerita ini
Kalian boleh baca, oh ya, kabar bagusnya sekarang ada paket hemat di Karyakarsa jadi kalian gak perlu beli satuan hihi
Selamat membaca manteman 🤙☺️
***
03|Dia Kembali
Lima tahun setelah kepergian sang Ibu, Binar sudah berusaha mengikhlaskan, ia menjalani hari-harinya tanpa kehadiran Ibunya lagi. Ia tak punya tempat bergantung lagi. Paling tidak, meski tak mendapat keadilan dari insiden kecelakaan naas itu, Binar masih punya dirinya yang mau bangkit.
Ia harus lebih kuat dari untuk menopang dirinya sendiri, tak ada satu keluarga pun yang tersisa.
Tahun ini adalah tahun terakhirnya di SMA, sudah terlalu jauh ia melangkah jika harus berhenti karena rasa sakit lima tahun yang lalu.
Sore hari ketika baru pulang sekolah dan hendak mengganti seragam ke pakaian rumah, bunyi bel pintu utama menghentikan tangannya. Binar memasang kembali rok abu-abunya yang tadi sudah ia lepaskan, ia berlari dari bagian rumah paling belakang ke pintu utama yang ada di depan. Rumah ini cukup luas, ia kadang sampai kewalahan mengurusnya, untuk sekarang sudah ada pembantu yang dipekerjakan.
Binar berdiri di depan pintu dengan antusias, sebelum membuka pintu, ia merapikan rambutnya karena berpikir di balik pintu ini adalah Bumi yang pulang lebih awal dari KOAS-nya, ya Bumi masuk jurusan kedokteran. Dia sudah menyelesaikan sarjana kedokterannya tapi masih harus melanjutkan studi yang panjang untuk dapat gelar dokter yang diakui.
Cklek.
Senyum di wajah Binar perlahan memudar. Berganti menjadi raut ketakutan.
Tidak, bukan Bumi yang ia bukakan pintu.
Seseorang yang berdiri di hadapannya sekarang jauh berbeda dengan perawakan Bumi. Tatapan tajam matanya yang sarat kebencian itu masi tak berubah. Meski mengenakan topi dan masker hitam, Binar tak pernah lupa siapa dia. Praga!
Tinggi badannya sudah jauh pesat dari terakhir mereka bertemu. Saat itu Praga masih belasan tahun, Binar masih SMP.
Praga membuka maskernya, ia tersenyum miring. Senyum yang tak terlihat tulus. Binar perhatikan ada satu koper besar di sampingnya.
Binar mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak aman.
"Oy, Bisu!" Praga melambaikan tangannya di depan Binar. Seolah menyapa ramah padahal yang ia timbulkan hanyalah cekaman menakutkan. "Lama gak ketemu, gimana hidup lo?"
Jemari Binar saling bertautan menahan gugup.
Praga malah mendekatinya, mengikis jarak di antara mereka, ia mencondongkan wajahnya ke arah Binar seraya berucap,"Kenapa kaget gitu? Kayak lihat pembunuh aja lo. Tch. Ah, lupa, kan gue yang bikin Ibu lo mati ya?"
Deg!
Dibalik ucapannya yang santai itu, Binar tahu Praga sangat membencinya.
Tahun demi tahun memang telah berlalu tapi Binar tak pernah berhenti menganggap Praga sebagai pembunuh Ibunya.
Dahulu Praga hanyalah pemuda yang duduk di bangku SMA. Kini ia muncul di hadapan Binar dalam rupa seorang pria dewasa yang seumuran dengan Bumi, lima tahun lebih tua dari Binar. Usia Binar sebentar lagi 19 tahun, berarti Praga 24 tahunan.
Dari artikel yang Binar baca di internet, setelah menyebabkan kematian Ibunya, keluarga Praga mengirimkannya ke Amerika untuk belajar bisnis. Praga juga di keluarkan dari jajaran atlet muda Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Marriage
Romance🌼 Story 19 🌼 Tidak seperti namanya, Binar, gadis tuna rungu yang kesulitan untuk bicara normal itu harus rela kehilangan segalanya karena kehadiran laki-laki yang merampas 'hal paling berharga' miliknya. Beralaskan dendam, laki-laki itu menariknya...