toilet yang membuat nafas bengek itu rupanya usai dibersihkan tuntas sampai ke pojok koloni laba-laba dan makhluk tengik malam hari yang bermukim terbentang di sana. tak ada yang senang hati atau sukarelawan cuma-cuma berkenan hendak membersihkan toilet nista di ruang tersingkir gedung ukm lama.
bau pesing, menyengatnya bumbu makanan yang tergeletak pasrah terpapar polusi selama tiga hari dan segala campuran pewangi alami dari tikus mati bergumul mengolah aroma khas toilet tersebut sehingga lokasinya cukup jadi topik hangat dari semester ke semester.
tiada yang memakainya selain mahasiswa kepepet melepas hajat dan beban, yang kelewatan tidak sempat mengantarkan ke seberang -- tepatnya toilet gedung kopma.
saking terburu-burunya, sampai tidak mempertimbangkan higienitas fasilitas publik -- yang penting buang kotoran saja -- sebab itu tak di heran apabila ada yang tidak membersihkan bekasnya pribadi dan dibiarkan jadi artefak picisan menempel di kloset.
yang akhirnya memunculkan pekerja kebersihan yang nekat menyikat di penghujung minggu, wadah reproduksi dedemit dan rumah hangat kecoak yang terjamin mengkilap merupakan buah hasil pekerja tersebut mesti dinaikkan gajinya!
ia mendengkus geli, kejenakaan menggelitik perutnya. kagum atas buah tangan pekerja kebersihan yang konsisten memperhatikan hasil pekerjaannya. toilet jadi bersih dari jejak dosa dan dindingnya terselimuti cat putih menutupi coretan laknat cakar ayam -- luar biasa effortnya tidak perlu dipertanyakan lagi.
usah menghabisi beban, diambilnya gayung kemudian menyirami kloset. ia memperhatikan kanan kiri dinding yang polos sembari membenarkan kancing celananya.
sepintas ide jahil merembuk dalam sirahnya, ia mengambil pulpen merah dari saku celana jeans gelap hasil transaksi murah di pasar.
dituliskan kata per-kata dengan senyum tengil terpantri di panggung wajah, rentet ayat tercantum di dinding toilet bagai proklamasi aspirasi yang akhirnya sampai di luar lidah dan angan sendiri.
sebab sejatinya, orasi jail mengandung realita dalil tak pernah nihil.
"kalau esok kita mati, kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
anarki di pojok toilet ✓
General Fictionbila bertemu tanya; kalau esok kita mati, kenapa?