ku kira kau rumah

745 36 5
                                    

"Harry!"

Draco berlari ke arah lelaki dengan kacamata itu, rindu sekali rasanya. Memang libur itu tidak lama, tapi tetap saja, ia rindu lelaki dengan seragam gryffindor yang selalu ceria ketika bersama nya.

Draco hendak memeluk lelaki itu tapi ia tahan, ia tahan sampai ia melihat respon dari sosok yang ia rindu selama libur. sementara Harry dengan mudah nya membuang muka dan pergi begitu saja. Ia dengan mudah nya mengabaikan Draco.

Sakit, sakit sekali rasanya. Tapi tidak apa, mungkin mood nya sedang tidak baik. Nanti malam sebelum kembali ke asrama ia ingin memeluk Harry seperti sebelumnya.

Draco harus membuat janji untuk bertemu nanti malam dengan Harry. Tapi bagaimana? Harry kelihatan tidak ingin di ajak bicara oleh nya. Oh iya, bangau kertas selalu berfungsi!

Jadi Draco dengan cepat membuat surat yang berisi permintaan untuk membuat janji bertemu nanti malam. Kemudian melipat nya menjadi bangau dan di terbangkan langsung di kelas melintasi beberapa murid, karena jarak tempat duduk mereka tidak begitu dekat. Harry terlihat kebingungan, namun ia tetap membuka surat itu, kemudian melihat ke arah Draco, tidak ada senyum yang terukir di wajah nya setelah membaca isi surat itu, tidak seperti dugaan Draco, ternyata bangau kertas itu tidak berfungsi. Karena nyata nya Harry membuang kertas itu.

Draco menyadari perubahan sikap Harry, tapi ia pikir mungkin Harry hanya malu, hanya takut orang lain tau tentang mereka, atau mungkin sesuatu sedang mengganggu pikiran nya. Jadi malam itu Draco tetap datang ke menara astronomi, tetap duduk disana sembari menunggu Harry.

Tidak, Harry tidak pernah datang ke menara astronomi lagi. Karena setiap malam Draco pergi ke sana, pergi menatap bintang sendirian, Harry tidak pernah lagi ada disana untuk menemani nya. Setiap surat yang ia buat untuk Harry di buang begitu saja bagaikan sesuatu yang tidak berharga.

Draco rindu Harry. Rindu bagaimana rasanya pelukan hangat Harry, rindu bicara berdua di menara astronomi, rindu menatap bintang dan bulan dari menara astronomi. Draco rindu segala hal tentang Harry. Sangat rindu. Kalau waktu bisa di ulang, ia bahkan rela untuk menjual jiwa nya agar dapat menghabiskan waktu satu malam lagi dengan Harry.

Padahal seingat nya dulu ia dan Harry begitu dekat. Draco bahkan menaruh kepercayaan penuh pada Harry. Ia menganggap Harry sebagai rumah nya. Rumah yang selalu ada. Rumah yang membuat nya nyaman. Rumah yang selalu menemani nya kala senang maupun susah. Dan Draco begitu kecewa saat ia tau sifat Harry telah berubah. Harry telah menemukan perempuan yang ia cari selama ini. Draco tidak bisa menyalahkan Harry, tapi Harry meninggalkan nya di saat ia sudah sembuh total. Di saat ia tidak lagi ingin mati dan menyerah, Harry meninggalkan nya.

Harry datang saat Draco sedang rapuh, saat Draco hampir menyerah dengan hidup nya. Harry datang bagai penyelamat. Ia menyembuhkan luka Draco, mengubah semua luka menjadi ingatan bahagia. Benar-benar bahagia, sampai ternyata Harry hanya meninggalkan luka yang lebih besar, luka yang lebih membekas, luka yang tidak akan pernah hilang.
.

.

.

.

The End

ps : maaf kalau aku pake menara astronomi lagi, hehe. Soal nya Darry tuh identik dengan menara astronomi. Semoga di oneshoot lain nya aku ga terlalu banyak pake menara astronomi sebagai latar tempat :)

drarry oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang