Bab 1°

49 18 11
                                    

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠

Kringgg...

Suara bel berbunyi, sepuluh menit sebelum upacara di SMA SKY INTERNASIONAL di laksanakan, semua murid harus sudah berbaris di lapangan. Jika tidak mungkin mereka harus siap mendapatkan hukuman dari Pak Wendy.

Brak!

"Selalu saja kalian berlima! Cepat keluar!" Setiap Guru itu memasuki kelas 11 IPS 2 amarah nya tidak tertahan.

"Pak kenapa setiap hari Senin harus ada upacara?" Protes Gerry.

Gerry Zevallo, Fano Zergio, Abigal Kenzo Alaska, Zegran lauxer, dan Devantara Ravendra Farrelino. Mereka orang yang banyak di takuti oleh semua murid di SMA SKY INTERNASIONAL. Selain kedudukan nya sebagai ketua geng STAR DEGANBIZE, mereka juga seorang Putra dari donatur di sekolah ini.

"Kalian mau keluar sendiri atau saya seret?"

"Astaga Pak, jangan marah-marah nanti cepet tua."

Plak

Pukulan tepat mengenai meja di hadapan Deganbize. Pak Wendy Guru killer, Tapi ini jauh lebih mengerikan. Benda pusaka nya yang selalu ia bawa sepertinya tidak pernah lepas dari tangan nya, seperti yang di katakan Fano waktu itu.

"Pak Wendy kalo tidur bukan istrinya yang di peluk, tapi rotan ke sayangan nya."

"Saya tua? Bukan masalah yang penting saya sudah punya istri alias laku, berbeda dengan kamu Fan!"

Ke empat teman nya tertawa. Memang geng Deganbize terkenal menjadi perkumpulan laki-laki tampan, jadi tidak heran jika mereka semua mempunyai banyak penggemar.

"Saya sebenarnya cakep Pak, tapi kalau di lihat dari sedotan" ucap Fano membela diri.

"Sudah jangan banyak alasan. Sana keluar, lima menit saya tunggu di lapangan kalau lima menit belum sampai juga saya kasih kalian hukuman lagi!" Ancam nya lalu berlenggang pergi.

"Ck sekolah gini amat, pengen cepet-cepet lulus gue biar bebas!" Ucap Gerry kesal.

"Sok-Sokan pengen cepet lulus pedahal masih beban orang tua, Lo pikir cari kerja gampang apa?"

"Gak papa soal itu mah gampang, yang penting nanti gue dapet duit."

"Diem!" Meski hanya satu kata yang keluar dari mulut Devan namun mampu membuat mereka diam seribu bahasa.

"Lo mau ke lapangan?" Tanya Abi.

"Nanti".

"Tapi gimana kalo nanti kita kena hukuman lagi" tanya Zegran yang sok polos berbeda dengan isi pikiran nya.

"Dih sok-sokan khawatir kena hukuman, santai aja kali paling cuman di suruh lari keliling lapangan doang" sahut Fano.

Devan terdiam beberapa detik, lalu berdiri dari duduk nya.

"Mau kemana Bos? Katanya pergi nanti."

"Buruan" jawab nya terlihat acuh.

"Aduh gue laper, gak mau ke kantin dulu apa? Udah lama loh kita gak ke kantin semenjak libur" ucap Fano.

"Berisik! Buruan jalan."

"Udah nurut aja kita ke lapangan dulu" bisik Gerry, lalu mereka pun pergi ke lapangan.

Pukul tujuh lebih dua detik.

Ke lima siswa tersebut baru saja sampai di lapangan, kedatangan mereka sudah di sambut oleh pria tua yang tengah memegang rotan.

𝒀𝒐𝒖 𝑨𝒓𝒆 𝑴𝒊𝒏𝒆! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang