02. Ketos nyebelin

268 66 14
                                    

Hallo all, ketemu lagi nih kitaa. Gimana keadaan kalian? Sehat? Alhamdulilah kalau sehat. Selamat membaca dan jangan lupa vote dan komen all.

..

Hari telah pagi, cuaca di pagi ini sungguh bagus. Orang orang telah bangun dan melakukan kegiatan masing masing tak terkecuali wanita cantik ini, Leana. Leana telah bangun dari tadi dia juga telah bersiap siap untuk sekolah, sebelum turun Leana berdandan terlebih dahulu juga tak lupa untuk menutup lehernya yang memar menggunakan mekaup.

"Nah, kan ketutup rapi. Yaudah deh pasti Mama sama Papa udah nunggu di bawah," gumam Leana lalu bergegas turun untuk sarapan dengan Mama dan Papanya.

Menuruni tangga dengan senyuman yang begitu indah, Leana bersenandung sambil berjalan menuju kedua orang tuanya, orang tua Leana memandang aneh anaknya karena tidak biasanya anak mereka begini biasanya pagi pagi dia akan mengomel karena hampir telat.

"Aduh, anak Mama yang cantik. Kenapa pagi ini keliatannya seneng banget? Terus tumben juga kamu bangun cepat sayang?" tanya sang Mama heran, ini seperti mustahil saja bagi kedua orang tuanya.

"Hehehe, Leana mau jadi anak rajin Ma. Leana gak mau lagi di hukum sama ketos galak itu" ucap Leana lalu duduk di kursinya.

"Ketos galak? Ah, Deigo? Kan dia sahabat kamu dari kecil" sahut sang Papa.

"Iya Pa, walaupun dia sahabat aku dari kecil, dia tetap gak akan biarin aku masuk. Aku selalu di hukum sama dia, padahal kan kita sahabat," ujar Leana mencebikan bibirnya.

"Sayang, Leana. Itukah udah jadi tugas dia sebagai ketos Leana, mana boleh memandang teman ataupun sahabat" cetus Mamanya, Leana yang mendengar itu hanya mencebikan bibirnya, sungguh dia kesal pada sahabat kecilnya.

"Eh iya Ma-" omongan Leana terpotong.

"Tante, om" panggil seseorang yang baru saja masuk.

Mereka semua mengalihkan pandangannya dan ternyata itu adalah Deigo pratsantara yang baru saja mereka ceritakan, dia masuk lalu menuju meja makan tempat mereka bertiga berada.

"Tante, om. Pagi, eh ada anak nakal" ucap Deigo lalu mengacak acak rambut Leana, Leana kesal namun kedua orang tuanya hanya tersenyum melihat mereka berdua.

"Eh nak Deigo, kenapa? Nyari Leana ya?" tanya Papanya.

"Gak kok om, saya kesini mau numpang sarapan," jawab Deigo lalu duduk di kursi sebelah Leana.

"Apaan sih lo, lo itu gak di ajak" celetuk Leana, dia masih sangat kesal dengan Deigo.

"Aduh cil, suka suka gw dong. Udah lo jangan marah gara gara gw sering hukum lo" ucap Deigo, dia mengambil sesuatu di tasnya dan di berikan ke Leana.

"Apa nih?" tanya Leana karena Deigo memberinya buku, tidak hanya satu melainkan tiga.

"Itu pr yang gw buat untuk lo, lo pasti gak bikin pr kan? Atau mungkin lo gak inget ada pr" ujar Deigo, lalu dia membalikkan piring. Deigo mengambil makan yang sudah di siapkan di meja makan itu, Mama dan Papa Leana hanya tersenyum melihat mereka berdua.

"HAH? BENERAN ADA PR HARI INI? PLIS GW GAK TAU,"

"MAKASIH BANYAK KETOS NYEBELIN, LOVE YOU DEH" teriak Leana bahagia, dia benar benar tidak tau ada pr hari ini dan ternyata udah di buatin sama sahabatnya ini.

Deigo hanya mengangguk lalu melanjutkan makannya, Leana duduk kembali lalu dia meletakkan buku itu di tasnya dan lanjut makan. Mereka berempat makan dengan tenang tidak ada yang mengeluarkan suara karena di rumah ini memang jika sedang makan tidak boleh mengeluarkan suara.

***

Mereka telah selesai sarapan, sebelum kesekolah mereka menyempatkan untuk berpamitan terlebih dahulu ke orang tua Leana.

"Mama, Papa, Leana pergi sekolah dulu yaa" pamit Leana, dia mencium tengah kedua orang tuanya.

"Saya juga, om, tante" timpa Deigo, dia juga berpamitan dengan cara salim terlebih dahulu.

Mereka berjalan menuju mobil Deigo yang terparkir di halaman rumah Leana, Leana tidak di perbolehkan membawa mobil karena Deigo yang akan mengantar Leana pulang nanti.

***

"ABANG KEIVIN,"

"SINI, SINI IH TOLONGIN VIRA. ABANG," teriaknya memanggil Keivin atau abangnya, dia adalah Vira Pratama. Dia adik kandung Keivin umurnya tak jauh hanya beda dua bulan makanya mereka sering di bilang kembar.

"Apasih teriak teriak, ini di sekolah loh" ujar Keivin menemui Vira yang hanya tersenyum.

"Abang, ayo anterin Vira ke kantin. Vira laper tapi Vira males sendirian ke kantin, mana Leana belum dateng lagi" ucap Vira lalu menarik tangan abangnya sebelum abangnya menolak.

Keivin hanya pasrah di tarik sang adik, kantin cukup jauh karena sekolah mereka yang sangat luas membuat banyak siswa siswi enggan bolak balik kantin jadi mereka sering kali jajan pagi hari dan membawanya kekelas, jadi saat istirahat mereka akan berada di kelas.

"Vira," panggil Keivin, mendengar panggilan itu Vira menengok keatas karena dia lebih pendek dari pada Keivin.

"Kenapa sih harus kekantin? Lo lupa kantin tuh jauh? Gw males banget kekantin, mending lo telpon aja buk kantin biar dia yang antar kekelas" ujar Keivin, kenapa harus jauh jauh kekantin jika lo bisa pesan lalu di anter sama penjualnya.

"Ih abang, Vira mau liat liat kalau dari ponsel susah tau, udah diem aja ikutin aja Vira" ucap Vira dan sekarang Keivin benar benar pasrah.

Sesampainya di kantin, mereka melihat betapa banyaknya siswa/siswi di kantin. Mereka membeli banyak jajanan karena ya sudah menjadi kebiasaan mereka semua untuk jajan pagi dan siangnya mereka hanya di kelas.

"Udah sana mau beli apa, abang nunggu di sini aja" ucap Keivin dia hanya menemani karena nanti pas istirahat dia tinggal mesen aja makanannya tanpa harus kekantin.

Vira menangguk lalu dia melihat lihat apa yang ia ingin beli. Sungguh lama jika Vira sudah berada di kantin kerena Keivin sudah tau kalau Vira akan lama jadi dia pergi menuju lapangan basket untuk ikut main bersama Varel.

***

"Rel," panggil Keivin, Varel langsung menengok dan mengisyaratkan untuk segera ikut masuk kedalam lapangan.

"Dari mana lo Vin?" tanya Varel.

"Tuh, nganterin adek gw kekantin" ucap Keivin, dan hanya anggukan yang di berikan Varel.

Mereka bermain basket seperti biasa dan pasti di tonton wanita wanita cantik dari adek kelas hingga sekelas dengan mereka, sudah pasti heboh. Keivin dan Varel sudah terbiasa dengan teriakan teriakan wanita wanita ini toh setiap hari gini.

Tiba tiba saat sedang fokus bermain, bola mereka metal dan mengenai Leana yang baru saja dateng bersama Deigo. Varel yang melihat itu pun berlari menuju Leana.

"Leana,"

"Lea, lo gapapa?" tanya Varel saat melihat Leana yang hampir terjatuh tapi untungnya ada Deigo yang menangkap Leana.

"Iy-"

Brak

Leana pingsan, "LEANA," teriak Varel lalu merebut Leana dari pelukan Deigo, dia sungguh panik menggendong Leana menuju uks dan di ikuti oleh Deigo yang juga khawatir kepada Leana.


..

Tidak terasa sudah berada di akhir, terima kasih sudah membaca, jangan lupa vote dan komen all.

Tunggu up selanjutnya, See you all.

Tristan🚩 (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang