6. Nenek lampir

7.5K 855 4
                                    

Hallo readers!

Selamat membaca cerita tidak jelas ini💜💜
.
.
.
.
Elbiru menuruni tangga dengan setelan jas hitam yang membuat penampilan pria itu semakin sempurna. Rambut hitam legam yang tertata rapi menambah kesan maskulin pada dirinya. Jangan lupakan sepatu hitam mengkilat dan jam tangan yang harganya terbilang cukup fantastis itu.

"Selamat pagi, tuan!" Sapa seluruh maid yang tengah berjejer rapi di samping meja makan berukuran panjang dan lebar tersebut.

"Hm," Elbiru hanya mengangguk sekilas, kemudian duduk di kursi paling ujung.

Beberapa maid kembali ke dapur untuk melakukan pekerjaannya, sedangkan bi Sarmi yang merupakan kepala maid di sini langsung menyiapkan selembar roti dengan selai coklat untuk Elbiru, tidak lupa secangkir kopi hitam sebagai pelengkap. Orang kaya mah beda, kita kalau kagak pakek nasi mana kenyang:).

"SELAMAT PAGI, SUAMIKU TERCINTA!"

Suara itu menggelegar hampir memenuhi setiap sudut rumah. Bahkan Elbiru saja sampai tersedak roti yang baru akan ia telan.

Ayra berjalan dengan riang menghampiri meja makan. Gadis itu seakan melupakan kejadian semalam.

"Hallo, bi!" Ayra mendudukkan dirinya di kursi samping Elbiru, sembari tersenyum manis menatap wajah Elbiru tentunya.

Ayra berdecak pelan, ia kesal lantaran Elbiru sama sekali tidak meresponnya. Pria itu malah sibuk menyeruput kopinya sambil bermain ponsel.

Ngeselin banget sih nih cowok! Gerutunya dalam hati.

"Silahkan non sarapannya!" Bi Sarmi meletakkan piring berisi selembar roti tawar dengan selai coklat di atasnya, dan juga segelas susu hangat sebagai pendamping.

Ayra tersenyum manis menatap bi Sarmi. "Ah iya, matur thank you bibi."

Ayra melirik piring di hadapannya saat bi Sarmi kembali ke dapur.

Anjir roti selembar doang mana kenyang gue, padahal gue biasanya sarapan pakek Indomie plus nasi biar kenyang sampe siang. Batinnya sembari mengangkat selembar roti tersebut menggunakan jarinya.

Ayra menoleh ke arah Elbiru saat dirinya merasa di tatap oleh pria itu. Dan benar saja, Elbiru menatap Ayra dengan tatapan aneh.

"Ngapain lo natap gue kayak gitu? Terpesona ya sama kecantikan paripurna gue?" Ujarnya kelewat narsis sembari menaik turunkan alisnya.

Elbiru berdecih. "Mimpi!" Satu kata yang mampu membuat mata Ayra terbelalak.

"Helehh, kalau suka bilang dong, bi. Nanti kalau gue kecantol sama sugar Daddy, situ rela emangnya?"

Pria itu memilih diam daripada meladeni Ayra yang yang menurutnya semakin menjengkelkan di matanya.

Ayra mengedikkan bahunya acuh, kemudian melipat roti tersebut sebelum akhirnya melahapnya dalam satu gigitan. Tak lupa meneguk segelas susu hingga tandas tak tersisa.

Masih laper njir, masa gue minta lagi? Malu dong bestie. Batinnya meronta-ronta

"Permisi tuan, maaf sebelumnya karena telah menganggu waktu sarapan anda."

Elbiru menoleh, begitupun dengan Ayra. Dion- tangan kanan Elbiru berdiri sembari menundukkan kepala.

"Tak apa, lagipula saya sudah selesai."

"Ada apa?"

Ganteng juga tuh cowok. Ayra dengan cepat menggeleng, menepis semua pikirannya yang selalu meronta jika melihat cogan.

Crazy Wife (Hiatus!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang