5

302 28 2
                                    

1 tahun terlewati ~





Sekarang ini Milo bersama dengan Boba hampir memasuki umur yang sama , Milo berumur 17th dan Boba berumur 18th


"Boba, apa kau yakin mau masuk universitas yang sama denganku?" Tanya Milo yang heran dengan pernyataan Boba beberapa menit yang lalu

"Tentu saja, aku ingin kita terus bersama seperti ini. Apa tidak apa-apa jika aku masuk ke universitas yang sama denganmu?"

"Ah tapi, benarkah? Kita sekolah kanak-kanak bersama, sekolah menengah pun selalu bersama, dan ini lagi? Universitas yang sama? Apa kau yakin mempunyai jurusan disana?"


Puff

Tiba-tiba kuping yang telah disembunyikan oleh Boba itu keluar tanpa disuruh

"Boba jangan bilang kau sedang memelas? Ayolah kita sudah membicarakan ini" tanya Milo yang sudah geram dengan sifat kekanak-kanakannya Boba

"Hmm ayolah Milo, ijinkan aku masuk ke universitas yang sama denganmu.. yaa?? Kumohon.."

Dengan kuping yang tertekuk lemas dengan pandangan sayu yang membuat siapa saja yang melihatnya akan tersipu

"Ck, tapi -"


Ceklek

"Sayang? Ada apa ini?" Rangga yang baru saja selesai bersiap untuk bekerja, mampir sebentar ke kamar anaknya karena mendengar sesuatu

"Ayah, apa benar Boba masuk universitas yang sama denganku?" Tanya Milo penasaran

"Iya sayang, Boba sendiri yang datang berbicara pada ayah kalau dia mau universitas yang sama denganmu. Apa kau keberatan?"

"Tapi, yahh-"

"Kalau kau keberatan, aku akan cari universitas yang lainnya saja Milo. Aku tidak ingin membuat mu kesal seperti ini " ucapannya sambil berlenggang keluar kamar

"Ada apa dengannya? Kau melakukan sesuatu Milo?" Tanya Rangga dengan nada tegas

"Ti-tidak yah, hanya saja aku heran dengannya. Dari kita kecil sampai sekarang pun ia masih mau melakukan hal yang sama denganku"

"Aku.. aku sedikit risih dengannya yah" lanjutnya dengan wajah menduduk

Rangga melihat ada yang tidak beres dengan kedua anaknya itu, ia pun mengikuti Milo duduk di pinggir ranjang dan merangkulnya

"Milo dengarkan ayah. Kamu dan Boba sesama saudara tidak boleh bertengkar sayang, kelak nanti kalian akan saling bantu membantu jika suatu saat ayah tidak bisa bantu kalian"

"Maksud ayah?" Tanya sambil menunjukkan wajah penasarannya

"Maksud ayah biarkan Boba masuk universitas yang sama denganmu. Lagipula disana itu bukannya pendidikannya ada yang sama-sama kalian suka bukan?"

"Ya mungkin?"

"Kalau begitu bisakah kau berbaikan dengannya kembali sayang?"

Milo tampak mendudukkan kepalanya kembali sembari meremas sprai kasurnya, ini sangat membingungkan

"Ah baiklah, aku akan membujuknya kembali"

Cup

Rangga yang sedari tadi gemas dengannya akhirnya tak tahan untuk mencium pucuk kepala Milo

"Anak ayah emang baik semuanya "

"Ah ayah! Jangan menciumku sembarangan, cium saja bunda jangan aku!"

"Ah soal itu, apa kau melihat bundamu? Ayah datang kesini karna mencari bunda"

"Hm? Bukannya tadi dia ijin pada ayah kalau mau ke taman belakang? Milo tadi mendengarnya"

"Ah ya! Baiklah kalau gitu ayah keluar dulu ya, kamu jangan lupa berbaikan dengan saudara mu" sembari mengelus kepala Milo

"Iya! Iya aku paham"


Ceklek


"Huh, dasar ayah. Dia tidak bisa melihat timing yang bagus, huff"


Apakah yang akan dilakukan oleh kedua remaja ini?

Akankah ada konflik baru lagi dalam keluarga mereka?

Nantikan dalam next chapter nanti ya(⁠^⁠∇⁠^⁠)⁠ノ⁠♪

enjoy reading it 😻

Please vote my story🥺

My Obsession Rangga 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang