* 22 *

109 16 4
                                    

Di ruang Kerja Tuan Sangjoong, Seokjin berhadapan dg Sang Ayah.


"Hentikan menyakitinya." Tegas Seokjin.

"Berhenti juga untuk menemuinya,..maka Dia akan baik² saja..." ucap Tuan Sangjoong santai sembari memperhatikan berkas² ditangannya.

"Tidak bisakah..."




"Tidak ada lagi kesempatan untuk menyelesaikan apapun antara Kau dan Dia..." potong Tuan Sangjoong.

"Abeoji..."



"Kedua Bibimu sudah mulai mempersiapkan pesta Pertunanganmu...dan Pak Jung sudah mengantarkannya beserta semua keluarganya ke Gwangju...jadi Kau,...konsentrasilah pada Joohyun...dia calon istrimu..." ucap Tuan Sangjoong.

"Aku ingin menemuinya untuk terakhir kalinya..."

"Aku sudah memberimu waktu,...sekarang tidak ada lagi waktu untuk kalian..." tegas Tuan Sangjoong.




"Aku tidak mau bertunangan." Ucap Seokjin dan Ucapan itu membuat Tuan Sangjoong menghentikan fokusnya dari berkas² di tangannya.

"Aku tidak mencintai Joohyun,.aku hanya mencintai Jisoo, aku tidak mau bertunangan dg Joohyun,..aku hanya akan menikah dg Jisooku saja..." ucap Seokjin mulai beranjak.







"Halo...pindah ke rencana B, buat semuanya seakan kecelakaan, jika perlu pertaruhkan nyawamu..."

Ucapan sang Ayah menghentikan langkah Seokjin yg akan keluar ruangan.




"Apa yg Abeoji rencanakan??" Tanya Seokjin.

"Membuat mereka lenyap dari dunia ini, supaya kau bisa menikah dg Joohyun..." jawab Sang ayah santai.

"ABEOJI!!!" Tegas Seokjin benar² tidak menyangka Sang Ayah bisa sekejam itu.




"1...2...."

"Jangan sakiti mereka." Ucap Seokjin.

"Lalu???"

"Lebih baik aku mati daripada Abeoji menyakiti mereka..." ucap Seokjin.

Tuan Sangjoong tersenyum smirk lalu mengambil sesuatu dari dalam lacinya dan menaruhnya di mejanya.




"Kau benar² keras kepala...kau sangat tidak ingin Wanitamu itu tersakiti kan???" Seokjin mengangguk.

"Pilihan terakhirmu,...pilih Wanitamu atau Racun di depanmu..." ucap Tuan Sangjoong meninggalkan Seokjin di ruangannya.



" ucap Tuan Sangjoong meninggalkan Seokjin di ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







.
.
.
.
.






Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang