tiga-

704 59 4
                                    

Pukul sepuluh pagi Samudra sudah rapi dan siap untuk pergi. Tinggal memakai topi penampilannya tampak lebih sempurna.

Sibuk berkaca mengabaikan seseorang yang memandang jengah kepadanya.

"Mau ke mana sih?" Tanya orang itu.

Bintang, yang sejak awal memang berada di kamar sang adik bertanya-tanya akan tujuan Samudra pergi.

"Ketemu temen dibilang."

"Temen kamu yang mana? Temen kelas atau temen main? Mas kenal gak orangnya?"

Mendengar runtutan pertanyaan membuat Samudra menghela nafas. "Evan, yang tempo hari ke rumah." Jawabnya.

"Ohh. Mau ke mana sama dia?"

"Paling ke cafe aja sekalian cari referensi buat tugas. Pusing di rumah terus gak dapet apa-apa."

Bintang paham selama tiga hari terakhir Samudra selalu berada di rumah karena sakit. Ditambah Bumi dan Aksa yang sangat melarang dia ke luar.

Bukan hanya Samudra, melainkan berlaku untuk semua anggota Dirgantara.

Jika mengeluh sakit maka jangan harap bisa beraktivitas di luar. Karena beberapa kali Bumi kecolongan ketika adiknya bilang sakit tapi ternyata hanya alasan agar tidak masuk sekolah.

"Bawa mobil aja kamu, jangan motor." Peringat Bintang mutlak.

Samudra hanya bisa menuruti tanpa membantah. "Pergi dulu. Kalau mau nitip bilang aja." Pamitnya setelah mengecup pipi sang kakak.

"Ya, hati-hati.".


















































"Masa lo gak tertarik sama satu orang pun? Seenggaknya anak kelas tuh pada cantik."

Samudra terkekeh mendengar penuturan Evan yang terlihat sangat kesal.

Setelah membahas tugas kini mereka mengobrol santai termasuk Evan yang curhat karena ditolak gebetannya.

Lalu Samudra menanggapi dengan santai, katanya ngapain sih pacaran? gak mutu.

Tentu Evan kurang setuju, apalagi dia tipe orang yang extrovert dan suka menarik perhatian.

Bahkan Evan bisa aja memiliki kekasih baru hanya dalam jangka waktu kurang dari 48 jam setelah putus.

Kurang dari dua hari!

Sangat berbeda dengan Samudra yang seumur hidupnya belum pernah sekalipun pacaran.

Sudah lah cuek, punya kakak protektif semua. Langit dan Laskar juga sama posesifnya.

Jangan dulu pacaran, belajar yang bener.

Apa sih abang awas ya kalau ketauan pacaran aku aduin abang Bumi!

Jadi, bagaimana bisa Samudra pamer ketampanan dan tebar pesona? Sejauh ini tidak pernah atau mungkin tidak sadar jika ketampanannya cukup menarik perhatian.

"Eh, itu abang lo bukan? Arah jam 9." Ujar Evan pada Samudra.

Menoleh ke arah kanan dan tepat Samudra temukan sang kakak tengah berbincang dengan dua temannya.

Entah teman atau pacar karena salah satunya adalah perempuan.

Ngomong-ngomong itu adalah Antariksa yang sejak pagi sudah meninggalkan rumah untuk hangout, katanya.

"Iya, biarin aja." Ujar Samudra cuek.

"Abang lo yang ini anak arsi juga?" Tanya Evan.

"Sekelas." Balas Samudra seraya mengangguk.

Samudra Dirgantara | Jung SungchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang