Pukul 3 sore semua Putra Dirgantara sudah berada di rumah, tepat sekali dua anak bungsu baru pulang karena full day.
Seperti biasa yang pulang terakhir pasti membawa barang titipan.
"MASBIN, INI JAMUR CRISPY NYA DIMAKAN ABANG GEMA!!" Adu Langit dengan suara lumba-lumba nya.
"Suara kamu sampe ke kamar Samu, dek." Ujar Bumi yang baru saja turun.
"Oh iya, kak Samu!" Laskar langsung berlari ke atas menuju kamar Samudra.
Si bungsu itu walaupun lebih dekat dengan kak Nana, tapi kalau sama Samu tidak ada yang bisa menolak sih.
Semua akan Samudra pada waktunya.
Sampai di tujuan, Laskar mendapati Nana tengah tertidur dengan Samudra yang memeluknya dari samping.
Posisi yang sama seperti bersama Bumi, persis dengan Aksa yang menempel dipunggung Samudra.
Aksa itu padahal tadi sempat menjemput adik-adiknya ke sekolah, sekarang sudah kembali menempel seperti koala.
Laskar menempelkan punggung tangannya pada dahi Samudra, mengecek suhu tubuh sang kakak yang ternyata sudah membaik.
Senyum Laskar mengembang, tidak ingin mengganggu Laskar memutuskan untuk ke luar setelah mengecup pipi ketiga kakaknya.
Belum sempat ke luar Laskar dikejutkan dengan suara Nana yang tiba-tiba saja memanggilnya.
"Adek."
"Apa?"
"Tolong panggil mas Bintang ke sini."
Laskar mengangguk walaupun Ia tau Nana tidak melihatnya, terus si bungsu ke luar untuk memanggil Bintang.
"MASBIN DIPANGGIL KAK NANA!!"
Tidak Langit tidak Laskar hobinya bikin kaget satu rumah.
Putra Dirgantara hari ini lengkap sarapan dan makan malam tanpa Samudra. Anak itu kalau sedang sakit tidak akan pernah beranjak dari kasur.
Ke kamar mandi aja kalau ingat.
"Tapi kak Samu udah sembuh, kan?" Tanya Laskar.
"Udah, sayang. Butuh istirahat aja itu paling besok baikan." Jawab Bumi.
"Kalian juga kalau lagi ngerjain sesuatu jangan lupa sama kesehatannya. Minimal inget makan sama minum air putih, tidur teratur juga ya." Lanjut si sulung memberi pengertian.
Bukannya apa, anak laki-laki terkadang susah untuk dinasehati. Merasa selalu kuat padahal mereka juga manusia yang bisa lelah dan sakit.
"Abang juga kalau kerja suka sampai malem, kemarin aku kebangun abang masih di ruang kerja jam 2 pagi." Ujar Langit sedikit marah.
Kena skakmat Bumi.
"Gak akan diulangi lagi. Mencegah lebih baik daripada mengobati, oke?"
Selesai makan mereka kembali mengerjakan kegiatan masing-masing, seperti Gema dan Nana yang kini tengah mencuci piring. Sudah jadwalnya.
Gema kalau kerja banyak ngedumelnya, sedangkan Nana bagian tertawa saja.
Kembali di kamar Samudra kali ini bagian Bintang dan Laskar yang menemani si pangeran tidur.
Tadinya mau Langit dan Laskar tapi akan sulit jika sewaktu-waktu Samudra membutuhkan sesuatu.
Kedua bungsu itu sangat sulit dibangunkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra Dirgantara | Jung Sungchan
Hayran Kurgutentang samudra dan 7 manusia lainnya.