Samudra menatap bosan kedua kakaknya yang saling berebut stik play station. Membawa mainan itu ke rumah sakit saja sudah aneh, bikin pusing saja.
Aksa dan Gema terus adu mulut seakan tidak ingin berhenti. "Kan udah gue bilang bawa dua!" Ujar Aksa.
"Lupa! Lagian yang ada di tempatnya cuma satu, pasti lo juga yang lupa naro stik satunya!"
Samudra menghela nafas jengah.
Di sisi lain Bumi tengah sibuk dengan laptop dan beberapa berkas yang menumpuk.
"Hey, hey. Adeknya lagi sakit kalian kok ribut terus. Kalau mau main pulang aja sana main di rumah." Tegur si sulung.
Dua asal keributan itu kini terdiam karena takut dimarahi.
Aksa yang sudah malas berdebat akhirnya memilih mendekati Samudra dan menawarkan sang adik makanan.
"Mau makan buah ga?" Tanya Aksa seraya duduk di kursi samping bangsal Samudra.
"Boleh."
Sudah lima hari Samudra di rawat dan Dokter masih belum menyarankan untuk pulang. Berkantung-kantung cairan infus dan vitamin tidak begitu efektif membuat virus di dalam tubuh Samudra menghilang.
Padahal asalnya hanya terkena hujan, tapi bisa separah ini.
"Kapan bisa pulang?" Tanya Samudra memelas pada Bumi.
Sangat jarang seorang Samudra meminta sesuatu sampai seperti ini. Tetapi tidak beruntung, permintaannya belum bisa dikabulkan.
"Tunggu Dokter kasih izin ya? Kalau kamu pulang sebelum pulih nanti bisa jadi malah drop lagi, sayang." Bumi mengelus rambut sang adik.
Kasihan melihat Samudra harus terus berbaring di ranjang, makan makanan hambar dan mengonsumsi obat sampai empat kali sehari.
Sudah pasti tidak nyaman tetapi mau bagaimana lagi? Kesehatannya lebih penting.
Tak lama Langit dan Laskar datang bersama Nana dan Bintang.
"Abang udah baikan?" Tanya Laskar seraya menempelkan telapak tangannya pada dahi Samudra.
Terlihat lucu dan menggemaskan.
Karena Samudra tidak akan menolak apapun yang Langit dan Laskar lakukan padanya. Nurut aja sama adik.
Samudra kemudian mengangguk sebagai jawaban. Ruangan dia jadi penuh dengan kedatangan semua saudaranya.
Tadi Bumi sempat meminta bicara lagi dengan Dokter yang menangani Samudra.
Siapa tau ada hal lain yang menyebabkan kondisi sang adik tak kunjung membaik, entah apa penyebabnya Bumi butuh kejelasan.
Karena Ia pikir, untuk ukuran waktu rawat Samudra seharusnya dia sudah pulih setidaknya. Tapi nyatanya masih tak terlihat perkembangan.
Jawaban Dokter tetap sama, penyebabnya imun tubuh sang adik memang lemah.
"Beneran kaya gitu, bang?" Tanya Bintang ketika mendengar penjelasan Bumi.
Si sulung mengangguk. "Kata Dokter sih gitu, tapi abang ga ngerti kenapa ga ada perkembangan sama sekali?"
"Atau periksa ke rumah sakit lain? Aku takut ternyata ada sesuatu tapi justru ga ketauan. Makin parah nanti." Nana memberi saran.
"Sam pasti nolak, sayang. Ini aja dia udah minta pulang terus. Abang ga tega liat dia minum obat setiap hari."
Bumi tidak pernah mempersalahkan jika demi kebaikan adik adiknya, tetapi dia terkadang agak sulit juga karna keputusan tidak bisa dipaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra Dirgantara | Jung Sungchan
Fiksi Penggemartentang samudra dan 7 manusia lainnya.