[thirteen]

4.8K 333 16
                                    

Pagi hari ini gadis kecil keluarga Ranova masih terlelap di kamarnya. Semalam Vira dipindahkan ke kamarnya sendiri sebab Axel akan pergi untuk membuat tattoo yang Vira inginkan.

Gino memasuki kamar nona mudanya. Dalam hatinya dia tertawa gemas melihat wajah polos Vira yang tengah terlelap.

Gino menggoyangkan pelan badan Vira."Nona, bangun. Hari sudah siang."

Vira menggeliat dan mulai mengerjapkan matanya."Abang?"tanyanya dengan menyipitkan matanya.

"Bukan nona, saya Gino."

"Ohhh,"balas Vira kembali memejamkan matanya.

"Jangan tidur lagi nona, anda akan terlambat sarapan jika kembali tidur,"larang Gino.

Gino membuka jendela agar cahaya matahari dapat memasuki kamar Vira dan agar Vira mau bangun. Dan berhasil, Vira kembali membuka matanya saat cahaya matahari mengenai wajahnya.

Vira memperhatikan Gino yang tengah membuka jendela.

"Gue harus panggil lo siapa?"tanya Vira.

Gino menatap Vira sekilas."Jangan gunakan bahasa gaul anda nona, tuan akan marah jika tau."

Gino memang dari indonesia jadi dia tau jika kata yang Vira katakan adalah bahasa gaul yang sekarang tak boleh Vira ucapkan di mansion Ranova.

"Ck, ribet banget sih. Yaudah sih tinggal jawab pertanyaan gue tadi,"jengah Vira dengan menatap tajam Gino.

Wajah Gino datar."Saya tidak akan menjawabnya sebelum anda mengatakannya dengan bahasa yang baik. Dan jangan lupa jika anda selalu diawasi oleh keluarga anda."

Vira menghembuskan nafasnya pelan dan memaksakan senyumannya."Vira harus panggil kamu apa yaaaa?"

Senyuman tipis terbit di bibir Gino."Senyamannya nona saja,"ucapnya.

Kini giliran Vira yang menatap datar Gino yang masih berdiri tegak di samping jendela.

"Kalo Gigi gimana?"

"Maaf? S-silahkan nona, tentu saja boleh."

"Pfttt-komuk lo astagaa, hahahahaha,"ejek Vira dengan tawa yang sangat kencang.

"Bercanda elahh, sayang aja boleh?"

Wajah Gino agak masam apalagi setelah mendengar ejekan dari Vira."Untuk satu itu tidak boleh nona. Hanya satu orang yang boleh memanggil saya dengan panggilan itu."

"Siapa emang?"tanya Vira penasaran.

"Tunangan saya."

Ada yang patah tapi bukan kayu.

Wajah Vira yang awalnya datar semakin datar. Dengan cepat dia beranjak dari ranjangnya dengan tergesa-gesa, Gino memperhatikan dengan wajah khawatirnya.

Gino membantu Vira."Hati-hati nona, anda bisa terjatuh."

"Gausah sok perhatian lo!!"

"Bukan begitu nona, ini memang sudah tugas saya."

Dengan wajah cemberut Vira berlari kecil menuju kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi dengan kencang.

Sedangkan Gino memperhatikan pintu kamar mandi yang baru saja ditutup kencang oleh Vira.

"Apakah saya membuat kesalahan?"tanyanya pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba ada yang memasuki kamar Vira. Orang itu adalah Nara, Rista dan Ghea.

"Dimana putriku, Gino?"tanya Nara.

"Nona sedang mandi, nyonya."

"Baiklah, kau boleh keluar biar kami yang menyiapkan keperluan Vira."Usir Nara halus.

Devira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang