[nineteen]

3.4K 202 19
                                    

hehe, maap, kelamaan ya up nya?

***

H

ari-hari berlalu setiap hari kegiatan Vira tak berubah, sudah banyak cara dia lakukan untuk membujuk keluarganya agar mengizinkannya keluar mansion, sayangnya semua usahanya selalu saja gagal.

Pagi ini giliran Vira bersama sang oma, Rista.

Setelah sarapan Vira diajak menuju halaman belakang.

Tangan Vira digandeng sang oma.

"Oma, Vira beneran boleh keluar?"tanyanya pelan.

"Tentu, asalkan bersama oma."

Dengan patuh Vira menganggukkan kepalanya.

Setelah sampai di halaman belakang Vira disuguhi pemandangan pagar kayu kecil dengan bunga-bunga di sekitarnya, melihatnya mata Vira berbinar cerah.

Setelah sampai di halaman belakang Vira disuguhi pemandangan pagar kayu kecil dengan bunga-bunga di sekitarnya, melihatnya mata Vira berbinar cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rista terkekeh melihat tatapan berbinar Vira dan membukakan pagar kecil itu.

Mata Vira semakin berbinar melihat taman kecil yang ada di depannya.

Jika tau ada tempat secantik ini di mansion sejak dulu sudah pasti Vira akan datang setiap harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika tau ada tempat secantik ini di mansion sejak dulu sudah pasti Vira akan datang setiap harinya.

"Cantik,"ucap Vira.

Rista tersenyum dan mengelus pucuk kepala Vira dengan lembut."Oma selalu ingin mengajak baby kemari, hanya saja belum ada waktu yang tepat. Jadi, hari ini oma baru bisa membawamu kemari."

"Baby menyukainya?"lanjut Rista.

"Sukaaa bangettt, Vira boleh ke sini lagi oma?"

"Tentu saja boleh, asalkan diizinkan."

Vira cemberut."Kalau begitu pasti ngga akan diizinin, apalagi sama papa."

"Kenapa papa dibawa-bawa?"

Mendengar suara berat yang sudah tidak asing ditelinganya, dengan cepat Vira membalikkan badannya.

Dan terlihatlah Dave yang bersedekap tangan dengan tatapan datarnya, melihat itu Vira menundukkan kepalanya.

Devira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang