[eighteen]

3.9K 263 20
                                    

Tak terasa kurang satu minggu lagi menuju pernikahan antara Gino dan Emily, banyak persiapan yang harus keduanya siapkan, sehingga bodyguard pribadi Vira harus diganti dan homeschooling Vira harus libur untuk beberapa saat.

Vira sih senang-senang aja homeschoolingnya libur, hanya saja dia menjadi semakin bosan di mansion.

Pagi ini setelah menyelesaikan acara mandi pagi nya, Vira duduk di balkon kamarnya sendirian.

Sembari menatap hutan di depannya, pikiran Vira berkelana kemana-mana. Terutama memikirkan keadaan sang mama yang hampir satu bulan berpisah dengannya.

Vira sudah sangat merindukan sang mama, biasanya setiap pagi saat Vira libur dia akan duduk di teras rumah bersama mamanya dengan secangkir teh dan beberapa cemilan.

Mengingat itu membuat Vira ingin sekali menangis, di mansion ini Vira dilarang keluar mansion kecuali bersama keluarganya atau bersama beberapa bodyguard.

Asik dengan pikirannya hingga Vira tidak menyadari kedatangan seseorang di kamarnya.

"Baby."

Vira membalikkan badannya."Mami? Ada apa?"

Nara, orang yang baru saja memasuki kamar Vira tersenyum tipis dan menghampiri Vira yang kini sudah berdiri disebelah meja.

"Tidak ada apa-apa, mami hanya ingin bertemu denganmu."

Nara menyuruh Vira untuk duduk kembali, kemudian dirinya duduk disebelah Vira.

"Kamu sudah disini sejak tadi, baby?"tanya Nara.

Dengan pelan Vira menganggukkan kepalanya."Iya, mami. Vira bosan jadi Vira duduk di sini."

"Mulai besok jangan terlalu lama di luar, udara sedang dingin. Apalagi sebentar lagi musim salju."

"Salju!? Vira suka salju."

"Oh ya? Baby pernah melihatnya?"

"Eum..Vira liatnya dari gambar aja sih, Vira pengen deh mainan salju."

"Besok baby bisa main sepuasnya."

Mata Vira semakin berbinar."Berarti Vira boleh keluar mansion?!"

"Hanya di halaman."

Vira langsung cemberut mendengarnya sedangkan Nara hanya terkekeh gemas melihat Vira yang merajuk.

Nara mengelus rambut panjang Vira yang tergerai."Kemarilah baby, mami akan merapikan rambutmu."

Dengan bibir merengut Vira menggeser kursinya mendekati Nara.

Nara kembali terkekeh.

Dengan telaten Nara mengkepang rambut Vira menjadi dua.

Melihat hasilnya membuat Nara tersenyum bangga. Dalam hatinya Nara sangat bahagia keinginannya selama ini tercapai.

"Selesai."

Nara memberikan kaca yang entah darimana kepada Vira, mata Vira seketika berbinar melihat hasil kepangan Nara.

"Bagus!! Vira suka."

Nara mengelus kepala Vira."Syukurlah kalau baby suka."

Melihat cara Nara mengkepang rambutnya membuat Vira kembali teringat dengan Mira. Dulu Mira juga selalu mengikat rambutnya dengan berbagai model. Mengingat semua itu membuat Vira semakin merindukan Mira.

Vira membalikkan badannya dan langsung memeluk Nara erat, setidaknya ada Nara yang dapat sedikit mengobati rasa rindunya dengan Mira.

Nara tersenyum tipis."Kenapa baby?"

Devira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang