[twenty four]

3.2K 222 29
                                    

tandain yaaa kaloo ada typoo.

happy readinggg ✨

***

Disisi lain Vira sudah kembali keruangannya bersama sang mama dan keluarga Ranova yang lain.

Mira menarik salah satu kursi lalu duduk disebelah brangkar Vira.

Tatapan Vira tidak pernah lepas dari segala sesuatu yang dilakukan mamanya itu. Vira hanya takut jika dia mengalihkan pandangannya mamanya akan pergi lagi.

"Sayangnya Mama masih pusing?"Tanya Mira lembut sembari mengelus kening Vira yang mengeluarkan keringat dingin.

Dengan pelan Vira menganggukkan kepalanya."Masih, Mama..."cicit Vira pelan.

"Mau peluk mama lagi, boleh?"lanjut Vira dengan memainkan jari-jarinya.

Mira tersenyum lembut dan menganggukkan kepalanya.

Vira tersenyum lebar dan menepuk sebelah ranjangnya yang masih kosong."Mama bobo an sini sama Vira, Vira mau bobo sambil peluk mama."

"Iya, sayang."

Mira mulai naik ke ranjang Vira, saat naik Vira langsung memeluk Mira dengan senang hati. Rasanya seperti sudah sangat lama dia tidak memeluk Mamanya.

Mira tidur dengan posisi miring agar Vira lebih mudah memeluknya.

"Mama,"panggil Vira.

"Apa sayang?"

Vira hanya diam lalu kembali memanggil Mira lagi."Mama..."

"Iya sayang, Mama disini."

Vira semakin menelusupkan kepalanya dipelukan Mira."Mama beneran disini, Vira kira cuma mimpi..."lirih Vira.

Mira tersenyum sendu lalu mengeratkan pelukannya pada Vira."Ini bukan mimpi, sayang, Mama akan selalu bersama Vira."

"Jangan pergi..."

Mira mengecup kening Vira lembut."Tidak akan,"ucapnya.

Vira mendongakkan kepalanya."Mama, tangan Vira kebas,"adunya dengan bibir mengerucut.

Mira tersenyum lembut lalu mengelus punggung tangan Vira yang tertancap jarum dengan pelan agar tak menyakiti Vira."Dari dulu kamu memang paling tidak menyukai jika diinfus. Tapi sekarang harus mau ya? Biar putri Mama ini cepet sembuh."

"Iya, mama,"ucap Vira sayu.

Kini tangan Mira bergantian mengelus punggung Vira agar cepat tertidur. Terbukti tak lama dari itu Vira susah tidur dengan nyenyaknya, Mira tersenyum melihat wajah tenang Vira saat tertidur.

Setelah memastikan Vira benar-benar tertidur, Mira beranjak dari ranjang.

Vira menggeliat tak nyaman, Mira langsung mengelus punggung Vira dan akhirnya Vira kembali tertidur.

Mira menghela nafas lega saat Vira kembali terlelap. Kemudian tatapan Mira beralih menatap keluarga Ranova yang menatap segala gerak-gerik Mira.

"Maaf, kedatanganku pasti membuat kalian terkejut,"ucap Mira sembari menundukkan kepalanya.

Ghea berdiri dari duduknya dan menghampiri Mira."Duduklah bersama kami, Mira. Ada yang ingin kami bicarakan."

"A-ah baik,"ucap Mira gugup.

Ia hanya takut akan dipisahkan kembali dengan putrinya, apalagi tatapan tajam dari Deo dan kedua putranya itu.

Ghea yang mengerti tatapan Mira pun mengelus lengan Mira."Tidak perlu takut dengan mereka, sifat mereka memang seperti tembok,"ucap Ghe dengan kekehannya.

Devira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang