Bagian 01; Jerman

1.1K 92 9
                                    

CW/TW: HARSHWORD.

Germany, March 2024

Suasana ramai, berisik dan sibuk, menyelimuti kota besar nan indah yang ada di Jerman.
Berlin, kota yang ramai akan penduduk, banyak turis maupun penduduk lokal yang senang berlalu lalang di sana. Suasana yang cukup berisik, ditemani oleh beberapa suara kendaraan yang terdengar samar dari kejauhan.

Sebuah awal yang cukup membuat hati sang Pemuda berdarah Korea tersenyum, dirinya asik memandangi jalanan raya disebalik tirai jendela yang terbuka. Sesekali dirinya melirik pejalan kaki yang sedang membawa beberapa belanjaan ditangan mereka, ada juga beberapa pelajar yang mengejar waktu untuk bersekolah.

Sekarang sudah pukul sembilan pagi, sedikit lagi kekasihnya-ralat, calon suaminya. calon suaminya akan pergi keluar hari ini, tiba-tiba. Tapi hal itu tak dia pedulikan, calon suaminya memang seperti ini dari dulu, suka berbuat sesuka hati. Walau begitu pemuda ini akan selalu mempercayai calon suaminya.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, menampilkan seseorang yang sudah siap keluar dengan setelan cukup rapi. Tak lupa dengan sebuah ponsel hitam yang dia genggam, membuat atensi si pemuda yang dari tadi melihat ke arah jalanan pun menoleh.

"Udah mau pergi?"

"Iya, aku hampir terlambat." Ucapnya mendekati pemuda itu.

"Jangan menunggu kepulanganku, bear.."

Yang dipanggil 'bear' mendekati lawan bicaranya, mengikis beberapa senti jarak yang ada diantara mereka berdua.

"Salah ya nunggu calon suami pulang?"

"Gak gitu juga, Haechan."

"Terus gimana?" Tanyanya intes sambil menatap lawan bicara. "Mau gue balapan lagi, huh?"

"Astaga," ucap sang empu sambil menepuk jidatnya, "jangan balapan lagi sayangku."

"Kamu itu hilangin deh kebiasaan balap-balap kaya gitu. Bahaya nanti kalau kebawa sampai kamu hamil anak aku."

Duk

"Otak tuh dipake kalau mau ngomong Renjun bajingan!"

Renjun memegangi kepalanya yang baru saja mendapatkan pukulan keras, "kamu kok kasar banget sih, mulutnya juga tuh."

"Terus gue peduli gitu?"

"Udah jelas engga ya! Dongo banget jadi orang."

Harus sesabar apa aku ya Tuhan, batin Renjun.

Cup.

Ciuman kecil didapatkan Haechan.

"Udah deh, daripada ngumpat mulu mending aku cium. Enak 'kan?" tanya Renjun menggodanya.

"Bangsat ya. Pergi lo! gak bakal gue nunggu lo lagi, liat aja."

"Jangan ngambek gitu dong," Renjun lebih mendekat pada Haechan dan mengelus surai legam dari si pujaan hatinya.

"Pergi atau nyawa lo hilang sekarang?"

Renjun terkekeh dan langsung memberikan kecupan kecil dibibir Haechan, setelahnya dirinya kabur dengan iringan makian Haechan yang menemani suara langkah kakinya.

"BEGO! DASAR MANUSIA!"

***

Di sisi yang lainnya, seorang pemuda berdarah Amerika tengah duduk menyantai sambil meminum segelas kopi hangat dan setangkai rokok yang bertengger ditangan kanannya. Dia terlihat sedang menikmati sepinya gang sempit yang ada di kota Berlin, walaupun begitu dirinya tampak nyaman.

Love? (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang