Apakah jalan ini akan berujung? Kamu bertanya-tanya dalam hati. Kau berjalan tanpa henti hingga kau sampai di suatu tempat asing, di daratan antara pertemuan dua laut. Kau berhenti. Inikah tempatnya? Bisik hatimu.
"Wahai Sang 'Jika', jika kau memang ada, tolong jawab panggilanku ini." Kamu berteriak nyaring, namun suaramu tertelan bunyi ombak. Kau mengulangi teriakanmu hingga suaramu serak. Akhirnya kau terduduk kelelahan. Sia-siakah ini?
"Sudah bertemu dengan Sang 'Jika'?" Suara yang familiar di telingamu mengagetkanmu. Kamu berpaling, ternyata dia, burung itu terbang di belakangmu.
"Kamu benar-benar burung... kabarmu tidak bisa dipercaya." Kamu tiba-tiba merasakan kemarahan memenuhi pikiranmu.
"Hahaha... Bagaimana rasanya mendapat julukan si gila?" Burung itu benar-benar tertawa, tawanya lembut sekali. Tiba tiba paruh lebarnya menghilang, sambil terus mengepakkan sayapnya semakin cepat tubuh burung itu diselimuti cahaya. Kepakan terakhir sayapnya, tubuh burung itu membesar dan berubah menjadi tubuh wanita dengan paras yang sangat cantik. Tubuhmu membeku, apakah dia sang 'Jika'? Batinmu.
Dia meluncur cepat terbang ke arahmu, memelukmu, membungkus tubuhmu dengan sayap lebarnya, dan saat dia membuka sayapnya, kamu sudah berada di atas langit.
"A...apa... apakah kau sang 'Jika' yang kucari selama ini? Lepaskan aku, eh tunggu... jangan lepaskan aku." kau bertanya tergagap-gagap. Ngeri saat kau memandang ke bawah yang kau lihat gelombang laut yang menari-nari buas.
"Untuk apa aku membunuhmu? Sedangkan kau ingin meminta 'kehidupan'." Dia mempererat pelukannya.
"Jadi kau benar-benar sang 'Jika', pantaslah selama perjalananku aku selalu mendengar siulan burung, rupanya kau selalu mengawasiku" Kamu mencoba menebak apa yang sedang terjadi.
"Kau salah. Aku memang mengawasimu, tapi aku bukan sang 'Jika', aku hanya berusaha membantumu."
"Apa? Lalu kau siapa?" Kamu sangat bingung.
"Perlukah aku juga berkata, 'Aku hanyalah si gila yang berusaha menemukan sang 'Jika'', hahaha sungguh menggelikan. Tapi memang itu kenyataannya. Aku juga sepertimu dulu, setiap hari meneriakkan 'jika', dan inilah aku sekarang."
"Kau berharap menjadi seekor burung?"
"Aku tidak serendah itu...!" Suaranya terdengar mengejek.
"Lalu siapa kamu?"
"Aku mendapatkan apa yang kuharapkan, tapi juga harus menanggung syarat dari harapanku tersebut..." raut mukanya tiba-tiba berubah sedih.
"Apa maksudmu?" Kamu bingung dengan perubahan sikapnya. Dia memelukmu dan membawamu terbang.
"Ada yang tak kuberitahu padamu, 'Jika' yang kau minta itu bersyarat, dan lagi dia berbatas..."
"Bodoh... Untuk apa sebuah 'jika' ada, jika dia sendiri berbatas? Kupikir 'jika' itu sendiri akan menghilangkan konsekuensi apapun karena dia sebuah 'jika'... Aaaarrrrggghhh... Aku benar-benar mulai gila dengan semua 'jika' ini." Kamu merasakan marah dan kebingungan bergulung jadi satu.
"Batasannya adalah syarat itu sendiri, kau yakin dengan apa yang akan kau minta?" Dia melonggarkan pelukannya, memberi ruang untukmu. Sekarang kamu bisa sedikit bernafas lega sambil menikmati pemandangan di bawah. Hey... Ini tidak menakutkan lagi sekarang, sepertinya dia ingin menenangkanku. Pikirmu senang.
"Lalu dimana sang 'Jika' itu? Aku tak peduli dengan syarat apapun. Jika aku bisa menghidupkan ayahku, tidak ada yang lebih membahagiakan daripada itu bagiku dan mamaku." Kamu berkata dengan yakin.
YOU ARE READING
CAKA (Menemukan Sang "Jika")
FantasySemua pasti pernah berandai-andai, berkata, "jika saja aku begini", "jika saja aku begitu". Bagaimana bila kemudian ada Sang "Jika" yang bisa mengabulkan 'jika' 'jika' yang diteriakan ke langit? Sebuah jika yang muncu...