bab 38

7 2 0
                                    

Happy reading 💐




    Kedatangan Abe yang sudah lima hari tanpa ada kabar cukup membuat gempar teman sekelasnya. Mereka berbondong-bondong menghujami sebuah pertanyaan—di mana kah dia selama lima hari? Bahkan Barra, Akari, Kirei dan juga Kara dibuat terkejut dengan kembalinya Abe yang secara tiba-tiba dan cukup mengganjal. Mereka bahkan baru saja merencanakan menyelamatkan Abe, tapi lihat sekarang Abe kembali dengan kondisi baik.

Walaupun ke-empat temannya merasa heran. Namun tak membuat mereka berhenti bersyukur dan bahagia. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Abe saat pertama kali dia kembali ke kamar asramanya. Hal itu juga yang membuat mereka bertanya-tanya, tapi mereka  memilih untuk diam.

Abe menjelaskan pada teman sekelasnya kalau dia sedang menjenguk ayahnya. Abe mengatakan kalau dia berhasil mendapatkan izin dari Miss Katherina. Mereka semua mengangguk takzim ketika mendengar penjelasan Abe. Berarti berita kepulangan Abe itu memang benar dan  bukan seperti kabar simpang siur yang selama ini mereka dengar; kalau Abe hilang secara misterius.

Dikarenakan selama lima hari Abe tidak hadir, jadi dia harus mengikuti ujian susulan. Ujian berlangsung dengan hikmat. Tidak terasa satu jam berlalu; semua siswa-siswi mulai mengumpulkan lembaran jawaban mereka satu persatu. Setelah selesai mengumpulkan kertas jawaban masing-masing—satu persatu murid mulai keluar dari kelas

Tanpa Abe sadari, ada seseorang yang tengah memperhatikannya sejak tadi. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Barra. Sedari tadi anak itu terus saja memperhatikan Abe seperti ada sesuatu yang ingin dia katakan. Barra tidak mengalihkan pandangannya sedari di kelas tadi sampai kini mereka berada di kantin.

Akari dan Kara yang melihat tingkah Barra hanya bisa mengedik bahu—tidak tahu apa yang terjadi. Apa mungkin dia kerasukan? Ah... tidak mungkin—dia kan sejenis dengan makhluk astral.

Abe yang sudah mulai sadar pun jadi merasa risih, ketika ditatap seperti itu oleh Barra. Dahi Abe terlipat lantas menyungging senyum ke arah Barra.
"Kenapa? Jangan bilang lo naksir sama gue." Mendengar gurauan Abe; mendadak Barra merasa mual. Dia memperagakan orang yang sedang muntah. Hal itu membuat Abe, Kara, dan Akari tertawa terbahak-bahak—puas menggoda Barra.

"GUA BUKAN HOMO YAA GILAKK!!" Teriak Barra tak terima.

"Lagian sih, lo ngapain dari tadi merhatiin Abe Mulu," timpal Kara sambil terkekeh. Barra mendadak gugup.

"Ya...bu...bukan gitu elah." Ucap Barra terbata-bata. Barra mendengus kesal. Dia mulai mengatur nafasnya; membuat mereka heran setengah mati. Tidak biasanya bocah curut ini bersikap aneh seperti itu.

"Gue cuman penasaran apa yang terjadi sama lo selama lima hari itu. Bahkan gue juga tau kabar dari anggota geng lo, kalau lo di bawa sama Miss Katherina." Kara, dan Akari refleks menoleh ke arah Abe. Mereka berdua juga ikut penasaran dengan apa yang terjadi.

Satu menit Abe terdiam. Dia mulai memberanikan diri membuka suara. "Gue di bawa ke rumah Miss Katherina. Selama lima hari itu gue di suruh beberes rumahnya Miss Katherina sebagai hukumannya." Jawab Abe tidak sepenuhnya berbohong. Dia memang tinggal di rumah Miss Katherina selama satu hari semalam, dan dia berbohong kalau berada di rumah Miss Katherina selama lima hari. Soal beberes rumah; tentu saja anak itu berbohong.

Akari, dan Kara mengangguk takzim. Barra terdiam cukup lama setelah mendengar jawaban Abe, lantas mengangguk pelan, sangat pelan nyaris tak terlihat. Dalam hati Barra berharap semoga Abe tidak menemukan sesuatu hal seperti yang dia khawatir kan.

"Mari kita lupakan tentang hal itu. Aku seneng banget kamu bisa kembali lagi, Abe." Akari membuyarkan suasana canggung yang tercipta. Mereka berempat mulai berbincang-bincang dan tertawa.

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang