"." 13 "."

5 1 0
                                    

Happy Reading













































          Kini Ervan sudah tidak kuasa lagi untuk menahan tangisnya, saat bayangan Ilfy dalam dekapan Bara kembali memenuhi fikirannya. Seketika itu, ia langsung memacu kuda besinya menuju suatu tempat, dimana ia biasa berteriak histeris untuk meluapkan segala sesak di dadanya hingga terasa sedikit lega, seperti yang ia lakukan dulu, saat ia memergoki orang terkasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.

.Beberapa Saat Kemudian

     Ervan yang merasa lelah, memilih membaringkan diri di pinggir danau tanpa melepas helm yang sejak tadi masih ia kenakan, dan hanya membuka kacanya saja.

.Di Tempat Lain

         Ilfy sudah bersiap mengenakan helm pemberian Bara, namun ia urungkan. "Ris! Tukeran! Lo yang nebeng Bara aja gih! Motor lo, gue yang bawa!" titah Ilfy pada sang sahabat yang telah bersiap menarik pedal gas motor matic yang ia dudukki.

    "Ide bagus Fy!" seringai Eriska buru-buru menstandarkan motornya kembali sambil bertukar helm dengan sahabatnya yang paling pengertian itu. Tapi, bukan Bara namanya, jika dia hanya diam saja.

   "Enak aja!! Gue maunya boncengin elo! Bukan dia!" tunjuk Bara pada Eriska, yang buat gadis cantik itu seketika mengerucutkan bibir seraya balik kanan, kembali mendudukki motor matic pink miliknya. Tapi bukan Ilfy namanya, jika dia mau menurut begitu saja pada seorang Bara.

     "Ya udah! Sono lo pergi sendiri!!" Ilfy mengembalikan helm pada Bara, yang sudah bersiap diatas kuda besi merah miliknya dengan sedikit kasar. "Gue nebeng lo aja Ris!" ucap Ilfy saat mendudukkan diri di jok belakang Eriska, yang buat Bara seketika menyerah, karna dia tidak mau, acara makan-makan bareng musuh bebuyutan yang sangat ia sayangi itu, gagal begitu saja. Maklum, ini kesempatan yang sangat langka, dan berkat Eriska juga, ia akhirnya berhasil membujuk Ilfy untuk makan-makan bersama, agar sang musuh tidak bersedih hati lagi. Meskipun dia tidak tahu, apa yang menyebabkan musuh kesayangannya itu bersedih hati, tapi yang pasti, ia hanya ingin menghiburnya, karna sejauh ia mengenal sang musuh, tidak sekalipun ia melihat gadis berambut panjang dengan tinggi semampai itu menangis seperti tadi. Dan bisa di simpulkan, baik Bara maupun Ilfy tampaknya tidak ada yang menyadari, jika Ervan menyaksikan keduanya tengah berpelukan, meskipun setelah tersadar Ilfy langsung mendorong  dada bidang Bara, dan bergegas lari menuju toilet untuk membersihkan wajahnya yang cukup berantakan. Namun terlambat, Ervan sudah terlanjur salah paham dan pergi.

    "Ya udah ya udah! Ris! Lo sini aja sama gue. Si Aeri biar sendirian aja!" titah laki-laki jangkung yang berpakaian amburadul itu.

     "Nah! Gitu kek! Dari tadi!" decak Ilfy setelah bersiap dengan safety ridingnya. "Siap!!" kode Ilfy mulai menatap spion kanan dan kirinya, namun betapa terkejutnya dia, saat mendapati sang sahabat tengah tersipu sambil perlahan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Bara dari spion kanan di hadapannya, ia bahkan hampir tertawa lepas saat menyaksikannya, tapi ia memilih buru-buru tancap gas, agar tidak mengganggu keduanya.

    Setelah berkendara sekitar 15 menitan, tibalah mereka di depan sebuah Resto berlantai 5 dengan nuansa Negeri Gingseng  yang tidak lain adalah milik Paman Bara.

   Bara memimpin langkah memasuki resto tersebut, dan langsung di sambut baik oleh seorang pelayan, yang memang bertugas mengantar setiap pengunjung Resto, menuju meja ataupun ruang private yang sudah di reservasi sebelumnya.

Something's Wrong (R) (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang