Bab 19 Hukuman untuk Kebahagiaan

0 0 0
                                    

Happy Reading

Istana Ragoca. Dimana kesunyian dan gegelapan kembali dihiasi aroma darah segar, dari dua orang yang senang berdiri tepat di hadapan raja dan ratu dalam keadaan penuh luka gores di sekujur tubuh mereka.

"Apa kalian mendengarkan saya sebagai seorang tabib? Menggunakan kemampuan suci Syrela."

Clerietta menunduk hormat pada sang saja. "Maaf, kami hanya bermain-main."

"BERMAIN-MAIN? KALIAN SALING MENYAKITI!" bentak sang raja tak tahu lagi harus bagaimana dengan Eskar dan juga Clerietta yang begitu tidak mematuhui hukum.

Tidak masalah itu adalah Eskar, tapi putri dari Syrela tidak boleh sampai berpikir kalau nyawa adalah mainan.

"Yang mulia, maaf merepotkan Anda. Aku punya solusi agar aku tak merepotkan kalian lagi."

"Solusi? Katakan?"

Clerietta tersenyum. "Kembalikan aku ke Syrela."

Sontak semua mata langsung tertuju pada gadis yang sedang tersenyum dengan bahagianya.

Dia mengeluarkan sebuah surat yang ia dapat dari para penjaga Syrela secara tak sengaja, ada dalam sakunya.

"Surat resmi dari istana utama Syrela, aku di bebaskan. Aku bisa menjadi putri suci dari Syrela yang mulia—tidak perlu ramuan lagi…."

"Kau!"

Ucapan Clerietta terpotong saat Eskar membuat wanitanya itu berbalik menatap ke arahnya dengan cukup kuat.

"Pangeran…"

"Kamu bilang, kamu tidak percaya lagi."

Dengan mata gelap, seolah tak memperdulikan apapun. Clerietta dengan polosnya menjelaskan, "aku tidak sepenuhnya percaya pada Syrela. Tapi aku percaya pada temanku."

"Temanmu?"

"Pangeran Erasmus memberi titah. Kau lihat, Syrela tak seburuk itu. Mereka hanya takut, sekarang tidak lagi. Aku bisa hidup dengan baik."

Tetapi semuanya hanya diam saja. Tak ada yang merespon kebahagiaan Clerietta, begitu juga dengan Eskar.

BUKH!

Semua pintu di istana tiba-tiba saja tertutup, dan sang raja. Ayah dari Eskar tiba-tiba saja membuat tabir pelindung. Lalu berkata menatap putranya itu. "Eskar, sudah ayah bilang mengendalikan. Bukan di kendalikan!"

Tapi Eskar hanya diam saja, saat tatapan Clerietta berubah menjadi bingung.

Menarik Clerietta ke dalam pelukannya, Eskar meninggalkan istana utama menuju istana ratu—ketika sampai, Clerietta baru mengerti arti tabir pelindung yang tercipta di sekitarannya.

Tatapan gadis itu tertuju pada Eskar. "Kamu ingin menghentikanku Eskar?" tanya Clerietta lembut.

Mata keduanya bertabrakan. Eskar tahu, kalau Clerietta berbohong lagi dan lagi, semua yang keluar dari mulut gadis itu hanya racun, hanya seorang gadis yang mementingkan dirinya sendiri.

"Eskar!"

Meraih wajah Clerietta dengan lembut, Eskar menjawab dengan Nada berat nan lembut. "Tidak."

"Tapi yang mulia raja…"

"Aku membiarkanmu, aku ingin kamu bahagia. Tapi pertemanan ini harus berakhir!"

DEG! mata Clerietta membelakak dengan lebar—ia tahu kalau Eskar tahu niatnya adalah untuk kabur lagi.

"Saat kau pergi, kita tidak lagi menjadi teman dekat yang saling memanfaatkan dan berbohong! Tapi kekasih yang saling menyakiti!"

"Eskar! Kamu tidak boleh memiliki pemikiran itu pada bangsa Syrela!"

"Sudah ku pikirkan."

"Kalau begitu aku akan melawanmu!" ujar Clerietta yang malah mendapatkan senyuman smirk dari Eskar. "Lagi dan lagi."

"Aku tahu." Eskar mendekat, kemudian berbisik di telinga Clerietta. "Pergilah dari Ragoca, jangan pernah kembali lagi. Jangan pernah terlihat lagi! Karena jika aku melihatmu kembali, jangankan pulang, matipun tak akan ku izinkan."

"Eskar, kenapa bicara begitu?"

Meski kuat dan tak peduli tapi ia hanyalah seorang wanita.

"Aku pernah bilang, kamu akan melihat betapa kejamnya aku saat kamu menghilang."

"Aku tidak menghilang."

"Kalau begitu tinggallah, kau tak perlu mengubahku lagi. Aku menginginkanmu, dan sekali kamu. Akan tetap kamu Clerietta."

Akan tetapi Clerietta tak memiliki perasaan apa-pun pada Eskar, ia mati rasa. Karena Eskar hanyalah Teman baginya.

Jadi disitulah dia mundur.

"Kamu selalu menolongku, tetapi aku tidak tahu cara membalasnya Eskar. Aku memang hina, aku berdosa." Clerietta menjeda sembari tersenyum pilu pada Eskar. "Jadi tolong, jadilah hukuman untukku. Sampai bibir ini bisa berkata kalau 'aku menyesal' dan sampai hati ini tak punya tujuan lain, buatlah pikiranku buntu, hingga namamu, berhasil menjadi tujuan akhirku. Eskar!"

Setelahnya sayap Clerietta mengembang, terbang menjauh. Sejauh-jauhnya dari Eskar yang hanya memandang gadisnya dalam diam.

Meneteskan air matanya. Terbang ke arah hutan Corka, sebelum memusnakan pohon yang tumbuh karena kekuataan Clerietta.

Bersambung….

Racun Yang Cantik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang