Hai, Nona. Aku sangat merindukanmu dan ini menyakitkan.
Aku berharap bisa berkata baik-baik saja. Tetapi kenyataan berkata lain. Perasaan ini menggerus bagian-bagian terbaik di dalam diriku. Menguras isi kepala dan kejiwaanku. Kemudian membawanya semakin dekat kepada ambang terendahnya. Membuatku nyaris tak berdaya.
Aku sangat mencintaimu hingga kematian tak lagi menakutkan. Aku kerap mendengar cerita tentang orang mati. Mereka tak membutuhkan apa pun selain apa pun tentang dirinya sendiri. Aku sangat mencintaimu dan perasaan itu mewakilimu mengisi setiap bagian hidupku. Ia berlarian di antara ruang dan waktu yang mengitariku. Memaksaku bergumul dengan segala ingatan tentangmu.
"Perasaan gampang capek dan suasana hatinya mudah berubah. Bersama waktu, ia pasti akan berlalu."
Temanku mengatakan itu kepadaku bahkan sebelum aku selesai bercerita tentangmu.
Aku tak mau mengandalkan siapa pun lagi, Nona. Waktu? Aku kerap menemui keadaan di mana kehadirannya bisa sangat tepat, tapi kenyataannya ia tak pernah datang. Waktu akan berlalu dan membawa perasaanku? Persetan dengan waktu, Nona. Waktu tak pernah memihakku. Ia terlalu banyak menghabiskan hidupnya bersama kesalahan.
Kenyataan yang tersisa, barangkali hanyalah, kau yang mungkin pergi meninggalkanku. Aku memang berlari tetapi tak pernah sampai kepadamu. Selebar apa pun langkah kaki dan sedalam apa pun aku menghela napas, aku tetap tak pernah sampai kepadamu. Kelelahan, malam-malam yang kuisi dengan menangis, dan bangun hanya untuk mengulang kembali hal-hal tersebut. Barangkali, kesia-siaan diciptakan Tuhan hanya untuk orang-orang sepertiku.
//
— Aip Orlandio
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG KITA
PoetryHi, kuciptakan ruang ini untuk kita. Aku akan membagikan apapun disini, dan kau pun boleh. Entah itu suka, duka, sedih, kecewa atau apapun yang ingin aku dan kita bisa bagi. Selamat menyelami bait demi bait yang tertulis. ••• Instagram: @heyip__