Assalamualaikum
Hallo guys!!
Aku punya satu permintaan ni sama kalian.Aku mau kalian absen sebelum baca ya!!
Kalian absen pakai nama kalian,
Gini contohnya👇Hallo👋 namaku Ara. lopyu❤
Nah ☝ contohnya.Terserah mau love warna apa,
Bisa yah??Oke langsung baca ygy
Jangan lupa tandai typo nyaHAPPY READING
Sudah tiga hari Asya mengurung diri di kamarnya, semenjak bunda nya meninggal ia tidak pernah keluar dari kamar. Soal makanan, pelayan yang bekerja di rumah Asya yang mengantar di depan pintu kamar Asya, Asya akan mengambilnya lalu menaruhnya lagi di depan pintu setelah selesai.
Yang ia kira bahwa seseorang waktu itu bukan bundanya, ternyata dugaannya salah, memang bundanya lah yang di tutupi oleh kain pada hari itu. Bundanya meninggal saja Asya tidak tahu penyebabnya, soal itu nanti akan ia cari tahu sendiri setelah kondisi nya membaik, kini ia sedang banyak pikiran karena di tinggalkan oleh bundanya.
Seluruh keluarga di rumah Asya telah kembali ke rumah masing-masing, hanya tinggal sepupu-sepupu nya lah yang ada, tante dan om Asya sudah balik ke rumahnya, karena harus mengurus perusahaan. Sepupu Asya tidak sekolah? Tentu saja sekolah, bahkan ada yang satu angkatan dengan Asya namun di sekolah yang berbeda.
Atau mungkin akan satu sekolah jika Asya sudah masuk ke sekolah barunya di Jakarta.
Farel sendiri tinggal di Kanada. Ia akan mengantar Amira ke bandara, lalu akan balik lagi ke rumah Asya dan tinggal disana untuk sementara, ia tidak akan bisa meninggalkan Asya dengan keadaan yang sekarang ini. Soal perusahaan nya akan di urus oleh orang terpercaya di sana, dengan di pantau olehnya melalui media laptop dari jangkauannya.
Amira pergi ke jakarta tidak membawa Oma dan Opa Asya, dikarenakan Oma Asya syok ketika mendengar bahwa anaknya telah tiada, dan sekarang sedang di rawat di rumah sakit, keadaanya sedang Drop karena pengaruh penyakitnya.
Tok tok
"Asya sayang, tante mau pamit Sya, buka yah pintunya." Ucap seseorang di luar sana yang tak lain adalah Amira.
Asya yang mendengarnya hanya diam, ia tahu bahwa aunty nya akan pulang ke London hari ini setelah tiga hari menginap di rumahnya.
Tok tok
"Sya, buka ya nak." Ucap Amira lagi, dan kali ini amira mendengar langkah kaki mendekati pintu kamar yang ia ketuk.
Dan benar saja kali ini, pintu itu di buka kan oleh pemilik kamar tak lain adalah Asya. Asya pikir tak ada salahnya jika memang benar tantenya ingin pamit untuk izin terlebih dahulu pada dirinya.
Seketika hati Amira sakit ketika melihat keponakan yang ia sayang berpenampilan seperti ini. Pakaian yang lusuh tidak di ganti sejak tiga hari yang lalu, cadar yang entah dimana letaknya, mata yang sembab ditambah lingkaran hitam di mata, hidung yang sudah merah entah sejak kapan, dan bibir yang sangat pucat.
"Ya Allah Sya, kenapa bisa gini sayang." Ujar Amira merangkul Asya dengan menitikkan air matanya.
Asya hanya diam dengan tatapan kosongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE AND SUFFER
General Fiction"Jika rumah tidak di isi oleh seorang ibu di dalamnya maka sama saja seperti rumah yang memiliki lampu tanpa pencahayaan" ~ARASYA KHUMAIRA. "Jika hidupmu tidak memiliki cahaya maka saya sendiri yang akan memberikan cahaya dalam hidup dan hatimu" ~...