Tidak lama kemudian kini ketua dan para inti Aldrak turun untuk sarapan.
"Yaolohh calon bini gue rajin bener, bangun pagi nyiapin sarapan buat Abang ya neng" ucap Azka sambil menggoda Dila dengan menarik turunkan alisnya.
"Yee bacot lo, mau sampai kapan pun Dila juga kagak bakalan mau sama kentang goreng kayak Lo" jawab Viki sambil menggeplak kepala Azka.
"Anjing! Tangan lo ege!" Gerutu Azka.
"Apa sih lebay banget lu jadi cowok, timbang di geplak doang ngeluh, gimana kalo gue gorok tu leher putus ya putus dah" ucap Viki.
"Njir psycopat lu vik" ucap Azka.
"Ck, brisik" ucap Deon dengan datar
"Tau tuh dasar kaleng rombeng" ucap Viki.
Setelah selesai sarapan kini mereka masih duduk di meja makan karena menunggu tuan putri Aldrak yang kekenyangan.
"Eh tunggu tunggu, ayang gue kok lehernya merah?" Ucap Azka dengan mata jelinya sontak membuat semua orang yang ada di meja makan itu memperhatikan leher Dila yang terlihat padahal sudah di tutup dengan make up oleh Dila.
"Oh ini di gigit nyamuk tadi kata kakak, tapi gue heran aja kok kakak enggak di gigit nyamuk juga sih?, Padahal tadi malem katanya kakak ketiduran di kamar gue, apa mungkin darah kakak pait kali ya?" Jawab Dila sambil tertawa kecil karena sejatinya gadis itu benar benar polos.
"H-hahh" beo semuanya sambil menatap Alvin dengan tajam, namun yang di tatap hanya memasang wajah datar dan tenang seolah tak terjadi apa apa.
"Shitt gila lo" umpat Navon pada Alvin sambil menatapnya tajam.
"Brengsek" umpat Deon tak kalah tajam menatap Alvin.
"Anjir lu bos! Gila sumpah sama adek sendiri juga" ucap Danial.
"Kenapa sih?" Tanya Dila dengan ekspresi wajah yang bingung dengan arah pembicaraan mereka.
"Eh eng-enggak kok" ucap Azka dengan kikuk.
"Lo berangkat bareng gue Dil" ucap Deon sambil menatap Dila dan di balas dengan 2 acungan jempol oleh Dila sambil tersenyum manis.
"Shittt, jangan jangan tebakan gue soal Alvin suka sama Dila sebagai wanita selama ini itu bener" ucap Navon dan Deon dalam hati secara bersamaan.
Kini mereka semua terdiam dengan pikiran masing masing.
"Cabut" ucap Deon datar.
Kini mereka sedang berada di depan rumah hendak ke sekolah.
"Baby" panggil Alvin sambil menatap Dila dengan lembut.
"Hmm" balas Dila.
"Gak mau berangkat sama kakak aja?" Tanya Alvin dengan lembut.
"Gak! Dila berangkat sama gue, gak usah macem macem deh Lo, kalo mau berangkat tinggal berangkat aja sana" ucap Deon datar dan dingin.
Setelah mendengar ucapan Deon Alvin pun langsung mengenakan helm full face nya dan pergi dengan motor sportnya meninggalkan mereka.
"Dila mulai dari sekarang setiap malam kalau lo mau tidur pintu kamar sama jendela kamar lo harus di kunci oke" ucap Deon sambil memegang kedua bahu Dila.
"Kenapa?" Tanya Dila dengan bingung.
"Pokoknya lo dengerin gue, kunci pintu kamar dan jendela kamar lo sebelum tidur oke? Ini semua demi kebaikan Lo, ngerti?"
"Tapi kan gue takut gelap, gue takut kalo tiba tiba ada hujan turun di tambah petir dan mati lampu, jadi kata kak Alvin kalau gue tidur pintunya nggak usah di kunci biar kakak bisa jagain gue" ucap Dila dengan bimbang.
Deon dan yang lain pun terdiam
"Shittt!! Bukannya jagain Lo yang ada malah ngerusak Lo" umpat Navon dalam hati.
"Di rumah Lo ada lilin sama korek api kan?" Tanya Deon.
"Ada"
"Nah kalau gitu nanti sepulang sekolah taruh lilin sama korek api di laci kamar lo oke"
"Tapi-"
"Dila dengerin gue, mulai dari sekarang lakuin apa yang tadi gue bilang ngerti?" Ucap Deon memotong perkataan Dila dengan tegas di tambah sorot matanya yang tajam dan tak mau di bantah.
"I-iyya ngerti" jawab Dila dengan terbata sambil menundukkan kepalanya karena sedikit ketakutan dengan tatapan tajam Deon.
"Good girl" ucap Deon sambil mengacak rambut Dila dengan pelan dan penuh kasih sayang.
"Ya sudah yuk berangkat takut telat." Ucap Viki.
Skip sampai di sekolah, kini para anggota geng Aldrak sudah ada di dalam kelas menunggu guru masuk kelas karena bel sudah berbunyi.
"Dil" panggil salah satu siswa laki laki yang masuk dari arah luar kelas sambil berjalan menuju meja Dila, dimana meja Dila berada di antara meja para anggota Aldrak di pojok belakang.
"Ya?"
"Lo di panggil kepala sekolah di suruh ke ruangannya sekarang" ucap laki laki itu.
"Ngapain" tanya Azka yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua begitupun dengan para anggota Aldrak yang lainnya.
"Gak tau gue tadi cuma di suruh sama pak Bagas buat suruh Dila ke ruangannya" jawab laki laki itu.
"Oke thanks gue ke sana dulu" ucap Dila sambil tersenyum manis dan berjalan keluar kelas menuju ke ruangan kepala sekolah.
"Ck jiwa kepo gue meronta ronta nih" ucap Azka.
"Terawang aja" ucap Danial asal.
"Lo pikir gue dukun" gerutu Azka.
"Sambil komat-kamit mulut Mbah dukun baca mantra." Ucap Danial sambil berdiri dan bernyanyi
"Dengan segelas air putih lalu pasien di sembur byurrhhhh" lanjut Viki sambil menyembur Azka lalu tertawa terbahak-bahak.
"Anjing Lo muka ganteng gue jadi basah ege!" Sungut Azka sambil mengelap wajahnya yang basah sontak membuat siswa dan siswi lain tertawa terbahak-bahak.
"Anjir lo kalo mau mandi jangan di sini bege!" Ucap Danial sambil tertawa.
"Bacot lo" sungut Azka.
"Ini juga kenapa pak Rudi nggak masuk kelas dah, padahal udah bel dari tadi" lanjut Azka.
Tiba tiba ponsel Deon bergetar karena ada pesan masuk, setelah selesai membaca pesan itu kini Deon maju ke depan kelas.
"Guys hari ini pak Rudi nggak masuk jadi kita semua cuman di kasih tugas, buka halaman 85 kalau sudah bel istirahat kumpulin ke gue" setelah mengatakan itu kini semua siswa dan siswi di kelas itu segera mengerjakan tugas.
Next?
Jangan lupa follow!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Kakak Gilaku
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!) UNTUK YANG DI BAWAH UMUR MINGGIR LU PADA❗❗ DOSA DI TANGGUNG SENDIRI YANG PENTING AUTHOR UDAH NGINGETIN WKWK "Ka... kakak mau ngapain?!" "Shttt... kakak udah nggak tahan baby!, kakak nggak mau dan nggak rela kalo kamu sam...