rahasia tetap diam tak terucap, meski hati bergemuruh berisik meminta untuk menyelami diri sang pemilik hati.
- rennala dan pernak pernik masa muda.
lavendherr, 2023.
cover from pinterest.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pergantian tahun, artinya tahun ajaran baru di mulai. Setelah menghabiskan waktu untuk bermain sepuasnya selama liburan, akhirnya tiba juga saat masuk sekolah.
Nala memandangi mading besar yang di pajang di dekat aula. Mencari deretan namanya di setiap pembagian kelas yang ada, hingga dia menemukan namanya di antara nama-nama murid lain di kelas 12 IPS 2. Melihat nama-nama teman sekelasnya, rupanya tidak banyak yang berubah.
Lalu iseng-iseng, Nala mencari nama Altezza di bagian jurusan IPA. Sekedar ingin tau di mana kelasnya berada.
"Na, udah ketemu?" tanya Aruna yang datang dari arah kiri bersama Nindi dan menepuk pundak Nala agar dia berbalik.
Nala agak kaget tapi detik kemudian dia mengangguk. "Atos. Masih sama kayak kemarin." jawabnya. (udah)
"Nggak di rolling katanya, makanya sama semua." ucap Nindi dan mengajak kedua temannya untuk berjalan.
Nala mangut-mangut. Lagian kelulusan tidak akan lama lagi setelah melewati ujian-ujian yang panjang. Waktu akan berjalan dengan cepat seiring itu.
Asik mengobrol, tau-tau mereka sudah berada di depan kelas Aruna dan Nindi. Ketiganya masuk kedalam, menempati tiga kursi kosong di depan tempat Aruna duduk. Selagi masih hari pertama dan pembelajaran belum di mulai, Nala masih bisa bermain dulu.
Waktu mengobrol, sedikit-sedikit Nala mencuri pandangan pada Altezza yang sedang menonton Regar yang bermain game sebagai tim hore. Lucu ketika Altezza bersorak semangat atas kemenangan Regar dan bersorak kesal karena kesalahan yang di lakukan Regar.
"Di lihatin terus nih," celetuk Aruna sambil ketawa-ketiwi yang nyebelin. "di samperin aja dong." lanjutnya.
"Hush, nggak. Orang Gue lihatin bunga di atas tuh." ucap Nala, menunjuk pot bunga gantung yang kebetulan ada di atas kursi yang Altezza duduki sekarang.
"Gengsi kok di pelihara." Nindi menyenggol lengan Nala.
"Ih apasih? Beneran tau!"
"Beneran di lihatin, 'kan?"
Nala mendengus dan mendorong badan Aruna agak kenceng. Nala terlalu malu untuk mengakui kalo dirinya memang memerhatikan Altezza.
"Eja, sini deh!" panggil Nindi, suaranya agak kencang membuat Nala jadi kaget dan gegalapan.
"Eh Nin, Ya Allah. Jangan di panggil!" ucap Nala panik, sambil bergantian melihat Nindi dan Altezza yang lagi berjalan mendekat.
Nindi ketawa senang melihat Nala yang panik. Tidak lama, Altezza datang dan duduk di meja tepat di belakang Nala. Posisinya Nala membelakangi Altezza sambil meremat erat jemarinya. Entah mengapa hatinya jadi berdegupan kencang.