Happy reading!
Seminggu sudah Nara bersekolah di SMA Asteroid selama seminggu ini tidak terjadi apa-apa dan semoga saja tidak ada.Tapi ada satu yang membuatnya penasaran pada seorang laki-laki.
"Lis gw mo nanya"
"Apa?"
"Lu tau kan orang yg duduk di samping kita"
"Iya kenapa?"
" lu penasaran sama dia?"
Lisel tau Lona penasaran pada Al karena tingkah dan sikap laki-laki itu sangat-sangat menjengkelkan dan membuat orang ketakutan ketika sedang berada di dekatnya.
"Nama kepanjangan dia siapa Lis"
"Deka-----" ucapan Lisel terhenti dikala ada yang masuk dan langsung menghampiri mereka dengan wajah yang mengerikan dan dingin.
"Dekana Alvareza"
Duarr!!
Bagai tersambar petir Nara memegang dadanya sakit tanpa ia sadari matanya sudah berkaca-kaca menatap manik laki-laki yang ada di depannya dengan tatapan datar.
"Gak-nggak mungkin" gumam Nara sambil memegang dada menunduk. Mereka tidak mendengar ucapan Nara.
"Lon lu kenapa" Lisel menyadarkan Nara dari lamunannya. Dengan cepat Nara menghapus air mata agar mereka tidak tau bahwa dirinya sedang menangis.
"Gak papa"
takdir mempertemukan mereka kembali yang dulu pernah saling mengetahui sifat satu sama lain dekat sejak kecil hingga satu kejadian yang membuat mereka terpisah Nara senang tapi Nara juga sedih bisa bertemu lagi dengan laki-laki itu.
"Udah kan" ucap Al
Al meletakkan tasnya dan langsung pergi dari sana meninggalkan dua insan yang duduk di bangku kelas mereka.
"Wah baru kali ini gue liat Al ngenalin diri ke orang lain"
Pantas saja Nara tidak asing dengan Al dan Al tidak mengenal Nara. jika tidak menanyakan itu pada Lisel mungkin dia tidak akan tau.Kringg!!
Bel masuk berbunyi semua murid melangkah masuk ke kelas mereka masing-masing.
Dengan perasaan campur aduk Nara melihat ke arah samping ia melihat orang yang selama ini ia rindukan tiap malam ia selalu memikirkannya tapi Nara tau pasti dia tidak mungkin memikirkannya walaupun begitu Nara sangat ingin bertemu dengannya dan sekarang ia sudah bertemu. Nara sangat senang.
Al selalu tidak membawa pena ia akan meminjam pada orang lain bukan meminjam tapi setiap kali ia meminjam besoknya pasti langsung hilang dan ia akan meminjam lagi jadi satu kelas sudah tau dengan al yang seperti ini jadi mereka berjaga-jaga kalau tidak bisa habis mereka di tangan Al.
"Pena woi"
"Nih" ucap Nara memberikan al pena miliknya.Tanpa rasa curiga Al langsung mengambil pena tersebut toh ia butuh.
Pelajaran sedang berlangsung sekarang adalah pelajaran sejarah. Sejarah mengajarkan kita bahwa masa lalu akan selalu di kenang buktinya sampai di bukukan.
Guru sedang menjelaskan di depan tapi nara asik memandang orang yang ada di sampingnya yang sedang tertidur.
"Liona perhatikan ke depan"
Nara kaget langsung saja Nara fokus ke depan dan memperhatikan guru yang sedang belajar.
"tapi buk Al ti--" sambil menoleh ke arah Al dan Nara sedikit kaget karena Al sudah bangun dari tidurnya. Muka Nara merah padam karena menahan malu.
Nara mendengus kasar membuat Al sedikit tersenyum hanya sedikit sehingga tidak ada yg menyadariny.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEKARA : Not Over!
Teen Fictionhati yang rapuh namun memilih untuk bertahan demi sebuah harapan. "Pembunuh seharusnya mati" MAU TAU KELANJUTANNYA KUY BACA!:) ⚠️Warning⚠️ - mohon bijak dalam membaca - saya mohon jangan copy cerita ini! Karena cerita ini murni dari pikiran saya s...