1. Xavier Pratama

12.1K 1.3K 77
                                    

Xavier Pratama, anak sulung dari seorang pengusaha kaya bernama Abian Pratama. Memiliki ibu tiri bernama Savira Angeline Wijaya yang seumuran dengannya, juga seorang adik perempuan bernama Aira Angelina Pratama yang selisih 23 tahun dengannya. Dan beberapa bulan lagi, adiknya akan bertambah.

Xavier menjalani kehidupan di masa remaja dengan pergaulan yang buruk. Rokok, alkohol, balapan liar, sampai seks bebas pernah dia lakukan. Namun saat rahasia besar tentang ibu kandungnya terbongkar, Xavier mulai berusaha untuk berubah.

Bertahun-tahun Xavier menetap di Amerika untuk belajar bisnis sekaligus mengobati perasaannya yang terluka parah karena ibu kandungnya sendiri. Di usia yang menginjak 28 tahun, Xavier akhirnya memutuskan pulang dan menetap lagi di Jakarta. Dan sejak saat itulah, kesehariannya tak pernah jauh-jauh dari adik kecilnya, Aira.

Seperti pagi ini, Xavier yang sudah berdandan rapi untuk pergi ke kantor harus sibuk membantu adiknya bersiap ke sekolah.

"Aira, sudah selesai pakai sepatunya?" Xavier bertanya seraya menyiapkan tas dengan gambar barbie yang sangat disukai oleh adiknya tersebut.

"Belum. Kakak bantuin taliin dong." Aira menjawab dengan suaranya yang imut. Xavier jelas tak mampu menolak permintaan dari adik kecilnya yang lucu tersebut.

"Masih belum bisa melakukannya sendiri?" Xavier bertanya seraya berjongkok di depan Aira.

"Bisa sih. Tapi selalu gak rapi," jawab Aira lagi. Xavier tertawa pelan mendengar itu. Tak lama kemudian, dia selesai memasangkan tali sepatu milik Aira.

"Jepit yang kakak beli gak kamu pakai?" Xavier bertanya lagi saat melihat rambut adiknya yang polos tak memakai apa-apa.

"Bantu pakein dong," jawab Aira lagi. Xavier geleng-geleng kepala mendengar itu. Dia kemudian berdiri mendekati meja rias kecil milik Aira dan mencari sepasang jepit yang dia belikan beberapa hari lalu.

"Mau pakai jepit atau bando?" tanya Xavier seraya memperlihatkan sebuah bando berwarna biru muda dengan hiasan boneka di bagian sampingnya.

"Jepit saja. Teman-temanku bilang jepit yang Kakak beli lucu dan bagus." Aira menjawab dengan semangat. Xavier tertawa mendengar itu. Dia akhirnya mengambil jepit tersebut dan segera memakaikannya pada Aira.

"Baiklah. Sudah siap," ucap Xavier. Dia tersenyum dan merasa bangga pada dirinya sendiri karena bisa membantu Aira bersiap untuk pergi ke sekolah. Setelah siap, Xavier pun mengajak Aira untuk segera ke ruang makan.

"Hai. Kalian sudah siap?"

Savira, ibu kandung Aira yang juga merupakan ibu tiri Xavier bertanya disertai dengan senyuman yang manis. Dia terlihat sedang menata makanan di atas meja untuk sarapan pagi ini dengan keadaan perutnya yang sudah besar.

"Terima kasih sudah membantu Aira bersiap, Xavier. Aku sangat terbantu," ucap Savira pada Xavier. Xavier pun mengangguk pelan.

"Tak masalah. Aku sudah terbiasa," jawab Xavier. Dia kemudian duduk di samping Aira.

"Hari ini aku diantar Kakak lagi kah?" Aira bertanya seraya menatap kakak dan ibunya bergantian.

"Hari ini Papa yang akan antar Aira. Kak Xavier kan harus kerja," jawab Savira. Aira langsung mengangguk pelan saat mendengar itu.

"Ada apa, Aira?" Xavier bertanya heran saat melihat reaksi adiknya tersebut. Biasanya juga Aira tak masalah saat dia dan ayahnya bergantian mengantar ke sekolah.

"Bu Bella kemarin tanya hari ini aku diantar oleh siapa. Aku jawab hari ini akan di antar Kakak lagi." Aira menjawab dengan jujur. Xavier mendengus pelan mendengar itu, sedangkan Savira malah terkekeh pelan.

"Itu kode loh," ucap Savira menggoda Xavier.

"Bukan tipeku," balas Xavier langsung seraya mengibaskan tangannya. Sudah beberapa bulan ini salah satu guru Aira di sekolah memang memberi kode-kode ketertarikan pada Xavier. Tak salah sih karena mereka sama-sama lajang juga. Namun Xavier tak tertarik sedikit pun pada guru adiknya tersebut.

"Aira, kalau guru kamu yang itu bertanya hal-hal diluar pelajaran sekolah, abaikan saja," ucap Xavier. Dia mulai sebal dengan kelakuan guru Aira yang bernama Bella itu. Pasalnya, wanita bernama Bella itu berkali-kali menitipkan salam juga untuk Xavier lewat Aira.

"Kenapa? Padahal Bu Bella baik kok sama aku," ucap Aira dengan tatapan polosnya.

"Baik karena ada maunya," balas Xavier dengan bete. Tak lama kemudian, sang kepala keluarga muncul di ruang makan. Saat datang, Abian langsung mengecup lembut pipi Savira, dan hal tersebut disaksikan langsung oleh Xavier maupun Aira. Namun, keduanya juga sudah terbiasa dengan kemesraan kecil yang selalu ditunjukkan oleh Abian dan Savira di depan mereka.

"Aira, hari ini Papa yang akan mengantar kamu ke sekolah." Abian berucap setelah duduk di salah satu kursi. Aira tak protes dan mengangguk saja. Lalu tatapan Abian beralih pada Xavier yang duduk di samping Aira.

"Bagaimana kabar Reza? Papa sudah lama tidak bertemu dengannya." Abian bertanya pada Xavier. Reza, tangan kanan Abian yang sampai sekarang masih setia bekerja sebagai orang kepercayaan Abian. Selain sebagai tangan kanan Abian, Reza juga merupakan penasehat Xavier sekarang.

"Keadaan Om Reza baik-baik saja. Katanya sih, nanti malam beliau dan keluarganya akan berangkat ke Solo untuk menjenguk mertuanya yang sakit. Kira-kira Om Reza akan pergi seminggu ke Solo," jawab Xavier. Kepala Abian manggut-manggut mendengar itu.

"Baguslah."

Obrolan singkat mereka terhenti saat Savira menyuruh mereka semua untuk segera menyantap makanan. Sarapan pun di mulai dengan khidmat dan tenang.

_____________________________________

Hai semuanya. Cerita baru nih🥳🥳

Bagaimana menurut kalian? Puas gak dengan interaksi Xavier dan Aira di sini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya❤

Btw, semisal ada pembaca baru di sini, aku sarankan kalian baca dulu cerita dengan judul 'Dinikahi Calon Mertua'. Alurnya nyambung dengan cerita ini, begitu juga dengan tokoh-tokohnya. Jadi, agar tidak pusing dan bingung sebaiknya kalian baca dulu cerita itu ya❤❤

SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang