Author Pov
_
_
_
_
_Pagi ini, mentari begitu teriknya menunjukkan rupa. Memberikan kehangatan di setiap insan yang tidak sempat berteduh di bawah naungan. SMA Bratayudha Wijaya menjadi salah satu SMA elite yang pagi ini penuh akan kesibukan.
Bagaimana tidak? Eagle club -club basket tersohor milik SMA- selama tiga hari berturut turut harus menjalani latihan khusus untuk menghadapi pertandingan yang akan mereka langsanakan minggu depan.
Dan hari ini, adalah hari pertama mereka untuk mulai berlatih.
"Oke! Karena musuh kita kali ini sudah tingkat provinsi. Maka usaha yang kita keluarin pun harus lebih dari sebelumnya!" Ucap sang Leader lantang yang langsung menyita setiap atensi orang orang yang tengah berada di lapangan tersebut.
"Jangan hanya karena kemenangan kemaren, kita jadi sombong dan enggan buat berlatih. Kita adalah Eagle! Melesat sejauh apapun melebihi mendung tinggi di angkasa!" Ucapnya lagi begitu mantap. Membuat sembilan anggota yang lain manggut manggut penuh ambisi.
Dialah Pandu Bratayudha Wijaya. Sang leader sekaligus anak semata wayang dari keluarga Bratayudha Wijaya.
Ya. Dia adalah anak dari pemilik yayasan Bratayudha Wijaya yang secara kebetulan juga dia adalah anak dari seorang tentara.
Ayahnya adalah kepala yayasan sekaligus tentara alpha yang professional.
Itulah sebabnya wibawa lelaki itu setinggi langit, ketampanannya 11-12 dengan jungkook, kepandaiannya di atas rata rata, dan tentu saja hartanya tak bisa dikira kira.
Setiap gadia yang mendengar namanya pasti akan terpana. Bagai busur yang memaksa melesat dari anak panahnya.
"Couch dimana? Masak iya kita latian tanoa couch?" Tanya salah seorang anggota. Namanya Julio, lelaki berambut poni seperti mail itu adalah salah satu penembak jitu di Eagle.
Delta yang tengah mengusap keringat di dahinya dengan kaos olahraga menoleh, "lo gak tau kabar burung apa?"
"Burung apa? Burung Lu!"
"Aih! Gue serius!"
"Gua lima rius!"
"Aih! Lo gak tau ya kalo couch kecelakaan semalem!?"
Sontak Julio memelototkan kedua matanya tidak percaya "Hah! Iya?! Kata siapa Lu?"
"Yaelah. Udah jadi berita hangat di insta story." Itu adalah Renal. Lelaki itu menyambung sembari menyodorkan hanpdhone apple miliknya yang memperlihatkan foto sang pelatih.
"Hehhh. Parah banget njir."
"Hm! Makanya itu!"
"Pokoknya, ada atau nggak ada couch kita tetep harus berjuang. Kita harus melesat tinggi!" Ujar Pandu, kembali membakar semangat anggotanya.
Akhirnya, mereka pun menggangguk dan bersorak mengiyakan sang leader.
Tak lama, mereka memutuskan untuk kembali berlatih. Dipandy dengan sang leader, pertandingan pun dimulai dengan tetap mematuhi setiap peraturan.
Di tengah pertandingan, Pandu menepi untuk mengambil bola basket yang terlempar begitu jauh.
Setelah mengambilnya dan kembali melemparkan ke tengah lapangan, lelaki itu melirik jam tangan sport hitam miliknya yang sudah menunjukkan tepat jam 10:31.
Tak terasa, sudah hampir tiga jam mereka latihan disana.
Terik begitu terasa, namun semangat Eagle tetap saja membara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And EAGLE
Mystery / ThrillerHidup dengan ratusan prestasi bukanlah hal yang membanggakan bagi zoya. Terlebih prestasinya di waktu SD yang menyimpan begitu banyaknya kenangan kelam. Mungkin memang benar dia dipuji banyak orang karena segala piala yang dia dapatkan. Namun nyatan...