3. I Limit You

13 2 0
                                    

"Suatu saat nanti, bakalan Gue buktiin kalo kita bagaikan limit dan turunan." Pandu Bratayudha Wijaya.

-
-
-
-
-

Siang ini mentari Jakarta benar benar menunjukkan teriknya. Lalu lalang sepeda mulai berhamburan keluar dari area parkiran sekolah. Seluruh kelas pun mulai sepi dari para penghuninya. Dan lorong kelas kini tampak lebih mencekam karena tiada manusia yang melewatinya.

Zoya memilih pulang akhiran bersama Ratu, karena dia memang ditugaskan untuk mengunci setiap kelas.

Namun hanya kelas sebelas saja. Dan kelas sebelas di angkatannya, ada 12 ruang.

"Habis ini kita ke lapangan, yuk?" Ajak Ratu, begitu Zoya selesai mengunci kelas yang terakhir.

Zoya yang sedang menenteng buku setelah memasukkan kunci ke dalam saku bajunya menoleh, "mau ngapain?"

"Eagle kan latihan. Sekalian Gue mau ketemu Renal." Ucapnya sembari tersenyum.

Diam beberapa saat, Zoya pun akhirnya mengangguk.

"Boleh juga. Yuk."

"Yes! Lets meet he!" Sorak Ratu penuh bahagia.

Mereka berdua pun berjalan melewati lorong sunyi yang panjang. Tak butuh waktu terlalu lama, keduanya sudah sampai di lapangan.

Seperti apa yang dikatakan Ratu. Anggota Eagle memang tengah bermain basket.

Bagai magnet, baru saja melemparkan atensinya ke lapangan Zoya langsung melihat Pandu yang ternyata tengah memandang ke arahnya juga.

Pandu tersenyum dan melambaikan tangan ke arahnya dan tentu saja Zoya membalasnya dengan senyum yang penuh.

Sedangkan Ratu? Jangan ditanyakan lagi. Gadis itu sudah terjun ke lapangan untuk memberikan minuman isotonik kepada Renal.

Zoya lebih memilih untuk duduk di tepi lapangan, di bawah naungan pohon yang rindang.

Ditatapnya lamat lamat Pandu yang terlihat begitu menonjol diantara yang lainnya.

Sang leader Eagle, penuh wibawa dan perkasa.

Tak terasa, latihan basker sudah selesai. Semua anggota membubarkan diri setelah sebelumnya tos bersama.

Ratu memilih pulang bersama Renal setelah sebelumnya berpamitan dengan Zoya.

Beberapa saat berlalu, sang leader pun menghampiri Zoya.

"Pulang sama siapa?"

"Entahlah."

"Sama Gue, ya? Gak boleh nolak."

"Tapi, aku masih harus mengerjakan file-"

"Gak boleh nolak."

"Aku tidak menolak-" Zoya terus saja beralasan

"Ah banyak alasan. Yok pulang!" Ajak lelaki yang lebih bongsor darinya itu. Pandu memeluk erat tubuh Zoya dari samping.

Me And EAGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang