2.13

351 59 51
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Gu Wei tidak tahu apa yang baru saja diketik oleh pihak lain di ponselnya, yang jelas tidak berselang lama panggilan video datang. Chen Yu tampak sangat bersemangat, tidak ada lagi aura datar yang menempel kuat di wajah lelaki tampan itu. Senyuman mengambil alih meski terukir sangat tipis dan nyaris tak terlihat.

"Anakku!" seru Xiao Zhan penuh kebahagiaan sekaligus keheranan. "Kamu mencuri ponsel siapa?"

"Aku tidak mencuri, Ma. Ponsel ini …" Chen Yu melirik sekilas ke arah Gu Wei yang masih setia menatapnya dalam keseriusan, "milik seorang teman."

Begitu kata teman menyentuh pendengaran Gu Wei, dia terkejut. Salah satu alis naik tinggi-tinggi, merasa bingung sejak kapan mereka telah bertransformasi menjadi teman? Sementara di awal pertemuan, mereka tampak seperti musuh bebuyutan. Dia terkekeh ringan dan kekehannya berhasil mencuri perhatian Chen Yu.

Xiao Zhan sedikit banyak mengetahui bahwa teman yang disebutkan Chen Yu sudah pasti bukan sembarang teman. Terbukti dari perkataannya yang sering diabaikan. Pandangan Chen Yu tidak berpusat pada ponsel dalam waktu yang cukup lama dan juga senyum langkah yang tidak pernah ditujukan untuk orang lain pun mulai dipamerkan. Pada akhirnya, Xiao Zhan berdiam diri, tidak membuat kegaduhan di seberang supaya dapat menangkap pergerakan sang anak dengan jelas. Dia menajamkan pendengaran ketika mendengar suara halus dari seseorang yang berada di samping sang anak.

"Kamu dari keluarga Wang?" suara Gu Wei begitu rendah seperti bisikan, tetapi masih dapat ditangkap dengan baik oleh Xiao Zhan.

Tidak lama kemudian, Xiao Zhan melihat Chen Yu mengangguk mantap. Pada tahun pertama Chen Yu dan Xiao Sa lahir, keluarga Wang memang telah menjadi sorotan publik sampai detik ini. Lelaki yang bisa melahirkan sangat langka di dunia. Wajar jika semua orang tahu tentang keluarga Wang yang sangat terkenal. Keluarga Wang dikenal bukan hanya karena kasus langka, juga dikenal akan kesuksesan dan keharmonisan keluarga mereka. Membuat semua orang iri, ingin memiliki kehidupan manis seperti mereka. Tanpa tahu kisah pahit masa lalu di balik kemanisan.

Mata Gu Wei berbinar terang, seperti ada sebuah lampu dari dalam yang menyala ketika dihadapkan dengan sesuatu yang disukai. Meski demikian, dia tidak menyuarakan pikiran yang aktif berkeliaran di kepala. Lebih berminat untuk menatap layar ponsel sembari menikmati kecantikan wajah Xiao Zhan. Tidak jarang dia berteriak di dalam hati. Rasa gemas mendominasi diri Gu Wei, membuat keinginan besar untuk bertemu pihak lain mulai terbit. Namun, dia tidak memiliki alasan untuk mengajak Xiao Zhan bertemu.

Menyadari arah pandang Gu Wei, Chen Yu seketika sadar jika dia sedang melakukan panggilan video dengan sang ibu. Tangan kekar berlari menuju ke kepala belakang, menggaruk kasar bagian yang dirasa tidak gatal. Mendapati senyum menggoda dari Xiao Zhan, dia tidak sanggup menahan rasa malu telah tertangkap basah mengagumi seseorang. Ikatan batin di antara ibu dan anak terjalin sangat kuat. Wajar jika Xiao Zhan mengerti perasaan Chen Yu lebih dari siapa pun. Lagi pula, lelaki tampan itu selama ini selalu mendekatkan diri kepada sang ibu, tidak heran jika ibunya mengerti setiap gerak-gerik yang dia lakukan.

"Bagaimana kabar Mama dan Papa?" Chen Yu berusaha mengalihkan pembicaraan ke arah lain.

Xiao Zhan menjawab dengan santai, "Kami baik. Bagaimana denganmu? Apakah kamu makan dengan baik?"

"Mn." Chen Yu hanya mengangguk sebagai tanggapan, sebelum akhirnya memutuskan memberitahu sang ibu atas kebaikan hati Gu Wei, "seorang teman sering memberiku makanan yang lezat."

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang