1. KEADAAN MEMAKSAKU MERELAKANNYA

72 41 2
                                    

Vote jangan lupa!!

Happy Reading

"Perihal merelakanmu, sepertinya aku membutuhkan banyak waktu."

****

Jepara, 2020.

Satu Minggu Kemudian...

Para murid SMA Gerhana sedang melaksanakan UTS di hari ketiga. Netra mereka menatap fokus selembar kertas di atas meja dengan tangan yang menulis abstrak dan pikiran yang berkutat dengan soal-soal di dalam kertas.

Tanpa terasa jam sudah menunjukan pukul setengah satu, yang artinya kurang setengah jam lagi UTS hari rabu akan berakhir dan dilanjutkan hari kamis.

Satu persatu murid kelas XI IPA 1 mulai mengumpulkan kertas UTS di depan meja guru, lalu melangkah keluar ruangan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Termasuk seorang perempuan berhijab yang mempunyai wajah tirus dan mata sipit. Ia sedang berjalan menuju parkiran sendiri.

"Ayira," panggil teman main Isal yang membuat perempuan bermata sipit itu menoleh ke arahnya. "Dicariin Isal."

Perempuan itu bernama Ayira. Ayira Giana yang biasa dipanggil Yir dan Ra. Ra adalah panggilan yang biasa Isal gunakan atau untuk keluarganya. Ayira termasuk sosok yang ramah, peduli dengan sekitarnya dan suka overthinking.

Ayira tersenyum menatap Isal yang berada di belakang temannya. Begitupula dengan Isal yang ikut tersenyum.

Isal Kalingga seorang laki-laki bermata belo. Isal termasuk sosok yang humoris dan jauh dari kata romantis. Menurut Ayira, Isal adalah sosok yang bodoamat dan tertutup. Sepak bola selalu menjadi prioritas buat Isal.

Bahkan Ayira pernah cemburu dengan bola, tapi ia tetap mendukung hobi pacarnya, ralat mantannya. Dari pada bermain perempuan, lebih baik bermain bola, pikir Ayira sewaktu mereka masih pacaran.

"Besok aku nyontek, Yir," seru teman main Isal yang notabenya teman sekelas Ayira.

"Tempat duduk kita jaraknya jauh," jawab Ayira sesuai kenyataan.

"Mau pulang sekarang?" tanya Isal melangkahkan kakinya menuju motor temannya yang berada tidak jauh dari tempat Ayira duduk.

Ayira beralih menatap mantan-nya. "Iya."

"Hati-hati. Awas kalo dijalan ada semut," gurau Isal terkekeh menatap Ayira.

"Kamu juga hati-hati. Kalo jatuh bangun sendiri," sahut Ayira ikut bergurau.

"Ayo, Sal," ajak teman Isal menepuk salah satu pundak laki-laki bermata belo yang duduk di depannya. "Aku nggak mau jadi nyamuk kalian berdua."

"Duluan, Ra," pamit Isal tersenyum lebar seraya melajukan motor temannya meninggalkan Ayira dan parkiran sekolah.

****

Perubahan status tidak membuat hubungan kedua remaja berbeda gender itu renggang. Mereka tetap berkomunikasi dengan baik, layaknya orang berpacaran, meskipun sudah menjadi mantan.

Seperti ArutalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang