"H-hyunjin..""Hm?"
"Terimakasih."
Ungkapan itu membuat langkah Hyunjin terhenti, dia berbalik ke arah Lisa yang tersenyum tulus ke arahnya. Kata terimakasih tadi sukses membentuk ekspresi aneh di wajah Hyunjin, memang apa yang sudah dia lakukan sehingga gadis ini sampai berterimakasih?
"Untuk?"
"Terimakasih sudah membelaku tadi."
Hyunjin mendengkus, "aku paling benci murid sok jago seperti si kurus tadi. Dan aku juga kesal padamu, kenapa tidak melawan huh?"
"Aku tidak bisa."
"Kenapa tidak bisa?" Tanyanya lagi, "kalian sama-sama manusia, sama-sama pelajar di sekolah ini. Hak kalian pun berada di taraf yang sama, jadi apa yang tidak bisa?"
Lisa menggeleng, "kau tidak akan mengerti."
"Hah.... Bagaimana aku akan mengerti kalau kau tidak menjelaskan? Apa kau takut padanya?"
"Hyunjin, aku sungguh-sungguh berterimakasih padamu." Ujar Lisa mengalihkan, "sangat berterimakasih."
"..."
"Tidak ada yang pernah membelaku seperti itu," lirih Lisa, dia luar biasa terharu. Karena memang betul, selama ini, banyak di antara mereka tahu apa yang terjadi pada Lisa namun memilih diam. Tidak ada yang berani dekat-dekat dengan Lisa pun, karena takut akan terseret masalah dengan Jungkook cs.
Di satu sisi, Lisa senang luar biasa. Tapi, di sisi lain dia juga memikirkan Hyunjin. Bagaimana jika Wonyoung mengadu pada Jimin atau Jungkook soal tadi? Rasa cemas menggerogoti hati Lisa, gadis itu sudah terbiasa menjadi bulan-bulanan mereka. Jadi dia tidak akan terlalu memikirkan apa yang akan dia alami setelah menolak Wonyoung.
Akan tetapi, Hyunjin baru bersekolah hari ini. Dia belum paham bagaimana sistem sosial yang bekerja di sini, dia berani melawan Wonyoung karena belum tahu siapa gadis itu. Lalu, jikalau Jungkook menargetkan Hyunjin juga bagaimana? Lisa tidak mampu membayangkan hal itu, Hyunjin pemuda yang baik. Aura nya dipenuhi ke positifan sehingga Lisa nyaman berteman.
Dan, dia adalah teman pertama Lisa di sekolah.
Lisa harap tidak akan ada hal buruk yang terjadi padanya.
Hyunjin menyentuh kedua bahu Lisa, "lihat aku, jangan pernah takut! Tidak ada yang bisa membeda-bedakan strata manusia, kau mengerti?"
"..."
"Sekarang kita adalah teman, jika gadis itu membuat masalah lagi denganmu, kau bisa mengadukannya padaku!" Senyum lebar Hyunjin nampak, dia mengusak rambut Lisa gemas sebelum pergi meninggalkan gadis itu.
"Bukan hanya Wonyoung, Hyunjin..." Gumam Lisa pelan, "Kau tidak tahu ada yang lebih buruk tengah menantimu, jika kau terus di dekatku.."
.
.
.
Bel pulang sekolah berdering.
Sekolah bubar di pukul 14.30, setelah merapikan tasnya, Lisa mengambil beberapa buku juga tempat pensil yang akan ia simpan di dalam loker. Memastikan buku-bukunya lengkap, Lisa mendesah lega sambil mengambil kunci loker dari saku seragamnya. Hyunjin kembali menyapanya, loker mereka hanya berjarak dua pintu. Pria itu sepertinya baru saja kembali dari ruang koperasi, karena dia membawa beberapa seragam baru dan berniat menyimpannya di loker.
Lisa tidak pernah berpikir macam-macam, sampai ia membuka pintu loker dan harus terhantam banyaknya sampah basah dari dalamnya. Sampah-sampah plastik yang kotor sebagian mengenai wajah Lisa, lalu buku-buku juga seragam. Murid-murid yang lewat sempat berhenti menyaksikan Lisa yang terdiam syok, Hyunjin sendiri melebarkan kedua matanya karena apa yang terjadi pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stockholm Syndrome [LIZKOOK](21+)√
FanfictionSeharusnya aku membenci orang itu! Seharusnya aku mengutuk apa yang telah dia perbuat padaku! Seharusnya aku melupakan setiap sentuhannya pada tubuhku! Tapi kenapa? kenapa di saat aku berusaha keras untuk mulai menata hidupku kembali justru aku ter...