Drrrrrtt... Drrrrrtttt
"Siapa tuh?"
"Cinta nelpon."
"Halo, Cin?"
"Lo sama Mix kemana aja sih, kok lama banget? Anak-anak yang lain udah pada bangun tenda."
"Gue sama Mix lagi di percetakan. Masih antri. Sabar."
"Yaudah deh." sambungan telpon pun diputuskan sepihak oleh Cinta.
"Kenapa Win?" tanya Mix disebelahnya.
"Si Cinta udah ngomel katanya lama banget, kayaknya anak-anak lain perlu bantuan kita buat bangun tenda deh."
"Lohh? Murid cowo selain kita berdua kan banyak."
"Mereka ngarepnya ke kita berdua, karena yang lain pasti sok sibuk sama urusannya sendiri. Dah hapal gue."
"Kira-kira di tahun terakhir ini, kelas kita bakal menang gak ya? Rugi sih kalo ga menang soalnya tahun ini banyak banget ngeluarin duit."
"Bener juga kata lo."
***
Sementara di barisan depan sana...
"Permisi, mbak, saya mau fotokopi berkas ini—"
"Maaf, tapi bapak tidak bisa menyerobot antrian. Harap sabar ya pak, silahkan bapak mengambil antrian ke belakang."
"Tapi saya buru-buru mbak, tolong."
Keributan di depan sana mampu mencuri perhatian Win. Ada apakah gerangan? Win yang posisinya berada di barisan antrian paling belakang, sedikit menjinjitkan kakinya.
"Sekali lagi maaf ya pak, tidak bisa. Silahkan bapak mengantri."
"Yaudah deh, mbak." Pria bersetelan dinas serta helm yang masih terpasang kukuh dikepalanya itupun membalikkan badannya, dengan terpaksa ia akan ikut antri.
Itu kan mas Brian?
"Meta?" tegur mas Brian
"Eh, mas Bian," Win kesulitan melafalkan huruf "r" karena lidahnya sedang sariawan. Brian bisa melihat wajah Win yang sedang menahan sakit.
"Kenapa Ta? Kok kamu kayak kesakitan gitu?"
"Maaf mas, lidah aku lagi sariawan."
"Shhhh aw." Rintihnya sesekali
"Mas Bian ngapain di sini?" tanya Win.
"Ini, mau fotokopi berkas padahal lagi buru-buru malah disuruh antri."
"Mas ga coba nyari fotokopian lain? Takutnya lama di sini."
"Fotokopian lain pada tutup."
"Ooh mungkin itu alasannya kenapa di sini antriannya banyak."
"Kalo kamu ngapain di sini?"
"Ngeprint brosur. Padahal udah pesen dari beberapa hari yang lalu, ternyata belum selesai."
"Ooh begitu."
Suasana menjadi canggung. Win dan Brian sedang mengorek isi pikirannya, apa yang selanjutnya harus dibicarakan?
"Ta, mas mau ngomong."
"Win, ayo."
Ucap Brian dan Mix secara bersamaan.
Win mengambil selembar brosur dari tangan Mix, dan memberikannya kepada Brian. "Jangan lupa datang ke stand kelas aku ya, Mas. Menu yang kami sediakan sudah tertera disitu semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we last 4ever? | BW Story
Fanfiction"Mas..." "Jari mas brian ada cincinnya.."